I made this widget at MyFlashFetish.com.

Khilafah

Gempita Konferensi Rajab 1432 H

Selasa, 03 Agustus 2010

Raja Saudi Seorang Pemimpin ataukah Sponsor Bagi Perdamaian Yahudi-Palestina?




Dalam lawatannya ke negara-negara Arab, yang meliputi Maroko, Mesir, Suriah, Libanon, dan Yordania, Raja Arab Saudi fokus pada isu “perdamaian dengan Yahudi,” di samping isu-isu lainnya.

Surat kabar “Asharq Alawsat” edisi hari Rabu (30/7) mengutip berita terkait pembicaraan bilateral antara Presiden Mesir dan Raja Saudi tentang “isu-isu yang paling menonjol di arena Arab dan internasional, khususnya proses perdamaian di kawasan Timur Tengah dalam perspektif stabilitas Arab menghadapi isu Palestina, dan juga perspektif hubungan Amerika Serikat dengan negosiasi Palestina “Israel”, serta hasil gerakan yang dilakukan di Timur Tengah dalam rangka mendorong negosiasi ini agar terus mengalami kemajuan.”

Raja Arab Saudi ini ketika ia masih menjadi putra mahkota pada tahun 2002 mengatakan terkait inisiatif perdamaian Arab, harus memberikan pengakuan terhadap pendudukan Yahudi, serta melakukan normalisasi dengannya demi mendapatkan sebuah negara kecil dan lemah dengan perbatasan tahun 1967. Sehingga inisiatifnya ini menjadi payung bagi “stabilitas Arab” yang diklaimnya. Artinya, payung ini telah berubah dari slogan sebelumnya, yaitu “al-lâ’ât ats-tsalâsah, tiga kata tidak, yakni tidak akan ada perdamaian, tidak akan ada pengakuan, dan tidak akan ada perundingan dengan Israel” menjadi “penyerahan tanah untuk mendapatkan perdamaian”.

Tersingkapnya tabir politik rezin Arab Saudi-terkait kesiapannya untuk membangun hubungan pengkhianatan dengan entitas Yahudi-ditutupi dengan mantel berupa sikap diam para ulama (topeng) pemerintah di Arab Saudi. Padahal sebelumnya mereka mengharamkan kesepakatan damai dengan Yahudi di masa lalu. Sehingga Raja Arab Saudi yang banyak melakukan kezaliman dan penyesatan tetap saja disebut sebagai ulil amr (pemimpin)! Begitu juga mimbar (khuthbah) Jum’at di Ka’bah dan di Roudhoh tetap menjadi tempat untuk mendo’akan keberuntungan bagi sang Raja ini.

Dengan keberaniannya melakukan kebatilan, tanpa ada kekhawatiran terhadap murka warga Hijaz atau teriakan warga Makkah. Sekarang sang Raja ini malah bergerak dalam suatu parameter untuk normalisasi dengan entitas Yahudi, dan dalam mentalitas untuk memperkuat pendudukan atas Palestina dan Baital Maqdis, tempat suci (tanah haram) ketiga. Sementara para ulama (topeng) pemerintah tetap saja diam atas berbagai penyimpangan terhadap hukum-hukum Islam yang lurus, serta dari mengungkap usaha sang Raja terkait “perspektif hubungan Amerika Serikat dengan negosiasi” yang bertujuan mendorong negosiasi ini agar terus mengalami kemajuan.

Di hadapan sikap yang jelas ini, seharusnya orang-orang yang ikhlas di Hijaz bertanya-tanya: Apakah mungkin bagi seorang ulil amr (pemimpin) kaum Muslim bergerak melakukan lawatan konspirasi dengan mengemban masalah negosiasi dengan Yahudi demi mendorongnya agar terus mengalami kemajuan? Apakah mungkin seorang ulama yang mukhlish-semisal Izzuddin bin Abdus Salam-menyebut Raja seperti ini sebagai ulil amr (pemimpin)? Atau sebutan politik yang pas untuk Raja Arab Saudi adalah seorang sponsor bagi sebuah upaya yang melawan umatnya, menyerahkan tanahnya dan tempat sucinya! Sementara upaya membungkus semua kesesatannya dengan baju Islam, tidak lain adalah upaya menyesatkan umat demi menjaga stabilitas rezimnya yang zalim dan lalim.

Sudah saatnya bagi warga Hijaz untuk bergerak yang diwarnai dengan kemarahan sebagaimana para sahabat radhiyallahu ‘anhum, dan sudah saatnya mereka ingat dengan sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, “Yahudi akan memerangi kalian. Kemudian kalian mengalahkannya. Lalu batu berkata; ‘Hai orang Islam! Ini Yahudi ada di belakangku, maka bunuhlah dia’.”

Sehingga dengan ini kalian akan mengetahui sejauh mana perbedaan antara sikap dan pandangan Raja mereka yang batil dengan sikap dan pandangan Rasulullah yang sahih yang sesuai syariat.

Dr. Maher Al-Jabari, Anggota Media Informasi Hizbut Tahrir di Palestina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar