Senin, 23 Agustus 2010
Pesan dan Wasiat Ustadz Abu Bakar Ba'asyir Dari Dalam Tahanan
Hari Jum'at 20/8/2010 beberapa pengurus Jamaah Anshorut Tauhid dari berbagai wilayah di Indonesia datang membezuk ustadz Abu Bakar Ba'asyir yang saat ini di tahan di Mabes Polri. Sekitar pukul 16.00 WIB rombongan secara bergantian 10 orang mulai masuk kedalam Mabes Polri dan bertemu ustadz Abu.
Hari Sabtu 21/8/2010 malam, MuslimDaily kemudian menemui salah satu pengurus JAT wilayah Surakarta yang sehari sebelumnya ikut membezuk ustadz Abu Bakar Ba'asyir. Bertempat di rumahnya di daerah Laweyan, bapak Muhammad Hendi menceritakan kepada MuslimDaily perihal pertemuan dengan ustadz Abu Bakar dan pesan-pesan beliau yang ditujukan kepada para anggota JAT pada khususnya.
Tidak hanya anggota JAT yang diijinkan membezuk ustadz Abu, namun ada beberapa orang dari organisasi GARIS (Gerakan Reformis Islam) yang juga turut membezuk ustadz Abu.
Dalam pesannya pertama kali ustadz Abu mengingatkan kepada anggota JAT agar mendoakan ustadz Abu Bakar tetap sabar dalam menghadapi musibah, tidak kecil hati dengan adanya musibah ini karena musibah ini adalah musibah di jalan Allah SWT (Fisabillillah), jangan lemah semangat, jangan pantang menyerah seperti yang digambarkan sabarnya para pengikut nabi Muhammad SAW dan ustadz ingin agar bisa seperti itu. Ustadz Abu mengingatkan bahwa itulah sifat-sifat pengikut nabi Muhammad SAW. Ustadz Abu Bakar juga menyitir ayat mengenai tidak akan masuk surga orang yang belum ditimpa musibah.
Dari dalam tahanan itu, ustadz Abu Bakar Ba'asyir juga mewasiatkan jika beliau akhirnya dipanggil Allah SWT beliau minta didoakan agar dipanggil Allah SWT dalam keadaan khusnul khotimah.
Interogasi
Bapak Muhammad Hendi menceritakan, salah satu anggota GARIS sempat menanyakan kepada ustadz Abu Bakar apakah dalam proses interogasi terdapat kekerasan yang dilakukan Tim Penyidik dari Densus 88. Ustadz Abu menjawab kekerasan hanya dilakukan pada proses penangkapan. Pada proses penangkapan yang kasar tersebut ustadz Abu Bakar berani menantang anggota Densus 88, "Kalau berani tembak saya, kamu tak doakan dilaknat sama Allah," begitu ucap Bapak Hendi menirukan ustadz Abu Bakar Ba'asyir. Setelah ustadz Abu berani bersikap tegas dan melawan, kemudian hal itu berefek dalam proses interogasi. Ustadz Abu Bakar mengatakan proses interogasi tidak ada kekerasan atau hal kasar lagi. Beliau bersikukuh tidak akan menyampaikan hal apapun sebelum beliau didampingi Tim Pengacara Muslim.
Mengenai sikap tegas ustadz Abu Bakar dihadapan penyidik dari Densus 88 ini, beliau memang selalu bersikap demikian bahkan sejak penangkapan beliau pada tahun 2001 dari Rumah Sakit PKU saat beliau masih dalam kondisi sakit dan dirawat. Pada waktu itu tim interogasi dengan kasar membentak ustadz Abu Bakar Ba'asyir sambil menggebrak-gebrak meja, tidak itu saja bahkan ustadz Abu diancam akan ditembak. Tapi apa jawaban ustadz Abu Bakar pada saat itu, beliau berdiri dan membuka baju sambil mengatakan "Tembak saya sekarang kalau berani". Setelah itu tidak ada lagi perlakukan kasar yang diterima ustadz Abu Bakar Ba'asyir.
Di dalam tahanan Mabes Polri ini, baru pada hari Jum'at 20/8/2010 ustadz Abu Bakar Ba'asyir diperbolehkan keluar dan sholat Jum'at berjamaah. Sebelumnya beliau hanya sholat didalam sel isolasinya. Ustadz Abu Bakar juga menyampaikan sebenarnya ada beberapa tahanan lain didalam Mabes Polri yang meminta tauisah dari Ustadz Abu, namun karena beliau di isolasi jadi belum bisa memberikan tausiah dan nasehat kepada tahanan lain, beliau mengatakan agar mereka bersabar dan menunggu waktu sampai dibolehkan pihak kepolisian.
Sebenarnya proses interogasi sudah tidak dilakukan lagi terhadap ustadz Abu Bakar, namun pihak kepolisian kini memperpanjang proses penahanan ustadz Abu hingga bulan Desember 2010, demikian seperti yang dituturkan Bapak Muhammad Hendi.
Ustadz Abu Bakar Ba'asyir juga mengatakan kepada pembezuknya yang membawakan makanan agar tidak berlebih-lebihan dan sederhana saja. Terakhir, pesan ustad Abu Bakar Ba'asyir khusus kepada para anggota Jamaah Anshorut Tauhid, sekarang ini agar taat kepada amir (pemimpin) pengganti beliau yakni ustadz Achwan dari Surabaya.
Ahmad Zaky, MuslimDaily Solo
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar