I made this widget at MyFlashFetish.com.

Khilafah

Gempita Konferensi Rajab 1432 H

Selasa, 30 November 2010

Haji Malcolm X dan Persatuan Umat



Ibadah Haji telah merubah pemikiran seseorang yang tadinya tidak percaya terwujudnya persaudaran kulit hitam dan kulit putih

Tokoh kulit hitam Amerika Al-Hajj Malik El-Shabazz atau dikenal sebagai Malcolm X. Dia menulis surat dari Mekkah setelah melakukan ibadah haji , mengungkapkan indah persaudaraan Islam:

“Belum pernah aku menyaksikan keramahtamahan yang tulus dan semangat yang luar biasa dari persaudaraan sejati seperti yang dilakukan oleh orang-orang dari semua warna dan ras di sini, di Tanah Suci kuno, rumah dari Ibrahim, Muhammad dan semua nabi lain yang tertera dalam Kitab Suci. Seminggu berlalu, saya benar-benar tidak bisa berkata apa-apa, terpesona oleh keanggunan yang aku lihat di sekelilingku oleh orang-orang dari semua warna. ”

“Saya telah diberkati untuk mengunjungi Kota Suci Mekkah, saya telah berkeliling tujuh putaran mengitari ka’bah , yang dipimpin oleh seorang Mutawaf muda bernama Muhammad, aku minum air dari sumur Zam Zam dan berlari-berlari tujuh kali bolak-balik antara bukit Al Safa dan Al Marwah , Saya berdoa di kota kuno Mina, dan aku telah berdoa di Gunung Arafat. ”

“Ada puluhan ribu peziarah, dari seluruh dunia. Mereka semua warna, dari pirang bermata biru hingga orang Afrika yang berkulit hitam. Tapi kita semua berpartisipasi dalam ritual yang sama, menampilkan semangat persatuan dan persaudaraan sesuatu . Padahal berdasarkan pengalaman saya di Amerika saya yakin tidak akan pernah ada persatuan antara kulit putih dan non kulit putih.

“Amerika perlu memahami Islam, karena ini adalah satu-satunya agama yang menghapus masalah ras dari masyarakatnya . Sepanjang perjalanan saya di dunia Muslim, saya bertemu, berbicara dengan, bahkan makan dengan orang-orang yang di Amerika dianggap putih - Tapi anggapan itu telah dihapuskan dari pikiran mereka oleh oleh agama Islam. Saya belum pernah melihat sebelumnya persaudaraan tulus dan benar yang dipraktekkan oleh semua warna bersama, terlepas dari apa warna mereka ”

“Selama sebelas hari terakhir di sini , di dunia Muslim, saya makan dari piring yang sama, minum dari gelas yang sama, dan tidur di karpet yang sama - sambil berdoa kepada Tuhan yang sama - dengan sesama Muslim, yang matanya terbiru dari yang biru, dan kulitnya terputih dari yang putih. “Kami benar-benar semua sama (bersaudara) - karena keimanan kepada Tuhan yang Satu telah menghapus ‘putih’ dari pemikiran dan perbuatan mereka”

Ibadah haji memang mencerminkan persatuan dan persaudaran umat Islam. Dengan pakaian ihram yang sama, muslim seluruh dunia dari berbagai ras, warna kulit, jabatan, tingkat ekonomi, bergerak bersama melakukan ibadah yang sama : thawaf, sa’i, melontar jumroh, dan wukuf di Arafah. Apa yang membuat umat Islam bisa bersatu seperti itu ?

“Keimanan kepada Allah SWT !”, demikian disimpulkan Malcom X , aktifis kulit hitam Amerika yang tadinya tidak percaya kulit hitam dan kulit putih bisa dipersatukan. Prinsip tauhid La ilaha illa Allah telah melebur semua. Dalam Islam kemuliaan bukanlah diletakkan pada atribut fisik, jabatan, atau harta, tapi pada ketaqwaannya kepada Allah SWT.

Ucapan “Labbaika Allahumma labbaik, Labbaika la syarika Laka labbaik, Inna-l-Hamda wan-ni’mata Laka walmulk, La syarika Laka’ terdengar menggema dimana-mana. Pengakuan untuk tidak menduakan Allah SWT. Bukan semata-mata mengakui hanya Allah SWT yang menciptakan manusia, tapi juga mengakui hanya Allah SWT yang berhak disembah, termasuk hanya hukum Allah SWT yang berhak mengatur manusia bukan yang lain.

Keimanan kepada Allah itulah telah membuat kaum muslim tunduk kepada perintah Allah SWT , menjalankan ibadah seperti yang diperintah oleh Allah SWT. Dengan taat kepada aturan Allah yang satu, mereka thawaf, sa’i, dengan gerakan yang sama. Wukuf bersama di Arafah pada tempat dan waktu yang sama . Benar, Iman dan Ketaatan kepada Allah SWT melahirkan persatuan, keharmonisan dan kesetaraan. Semua ini juga menjawab keraguan akan sebagian pihak yang menyatakan umat Islam tidak mungkin untuk bersatu. Dengan iman semata-mata kepada Allah dan ketaatan semata-mata kepada syariah Allah SWT umat Islam pasti bersatu. Karena itulah kuncinya.

Berdasarkan keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT ini pulah muncul kewajiban menegakkan Khilafah, sistem politik dan kepemimpinan agung yang menyatukan umat Islam. Sebagaimana kita tahu keimanan kepada Allah terwujud dalam bentuk ketaatan kepada seluruh hukum-hukum Allah SWT. Tidaklah mungkin hukum Allah SWT yang mengatur segala aspek kehidupan mulai dari pribadi,ibadah, sampai mu’amalah (ekonomi, politik, pengadilan , sosial) bisa dilaksanakan secara menyeluruh tanpa ada kekuasaan atau otoritas politik yang disebut negara. Khilafah adalah bentuk negara yang akan menjalankan seluruh syariah Islam. Persatuan juga tidak mungkin tanpa ada kepemimpinan. Dan Khilafah adalah kepemimpinan menyeluruh yang akan menyatukan umat.

Rosulullah SAW disamping menyerukan Islam berupa tauhid dan aturannya, juga berusaha keras mencari kekuasaan. Bukan sebagai tujuan tapi sebagai thoriqoh (metode) untuk mewujudkan tauhid dan aturan-aturan Islam. Rosulullah SAW dengan bimbingan wahyu sangat menyadari kekuasaan itu akan terwujud kalau didukung oleh kesadaran umat yang kemudian menuntut tegaknya Islam dan dukungan (an nushroh) dari ahlul quwwah (elit strategis yang memiliki kekuatan).

Dua hal ini (kesadaran umat dan dukungan ahlul quwwah) serius dan sungguh-sungguh dilakukan Rosulullah SAW . Semua itu tidak sia-sia, dengan kesadaran masyarakat madinah dan dukungan qabilah Aus dan Khozraj, Rosulullah SAW diangkat sebagai kepala negara di Madinah menerapkan syariah Islam.

Khalifah Islam akan menyatukan umat Islam diseluruh dunia. Khilafah adalah pemimpin yang mewakili kepentingan Islam secara keseluruhan, bukan merepresentasikan kepentingan kelompok etnis, suku, klan, atau bangsa. Karena itu tidak terikat atau terbiaskan pada suatu suku, keluarga, atau bangsa tertentu.

Kemampuan integrasi Islam dibawah naungan Khilafah tidak terbantahkan secara historis. Kekuasaan Daulah Khilafah Islam menyebar mulai dari jazirah Arab, Persia, India , Kaukasus, hingga mencapai perbatasan Cina dan Rusia. Membebaskan Syams bagian Utara , Mesir, Afrika Utara, Spanyol , Anatolia, Balkan, Eropa Selatan dan Timur, hingga digerbang Wina di Australia.

Khilafah mengintegrasikan kawasan beragama Kristen ( Byzentium, Ethiopia, Kipti Mesir, Syam dan Bushra); Majusi-Zoroaster (Persia, Bahrain, Oman, Yamamah,Yaman), confusius (China) dan Hindu (India) . Mengintegrasikan berbagai ras, suka, dan warna kulit : semetik (Arab, Syriani, Kaldean), Hametik (Mesir, Nubia, Berber dan Sudan); Aria (Parsia, Yunani, Spanyol dan India), Tourani (Turki dan Tartar) .

Walhasil hanya Khilafah yang akan mampu menyatukan umat Islam di seluruh dunia berdasarkan Akidah Islam. Rasulullah saw bersabda: “Dengarkan dan patuhilah pemimpin, sekalipun kalian dipimpin oleh seorang budak Habsyi yang kepalanya seperti kismis.” [Bukhari](Farid Wadjdi)

Rabu, 24 November 2010

Ketakutan Penguasa Arab Saudi Pada Setiap Musim Haji


Setiap kali musim haji, kita dapat menyaksikan bagaimana kekhusyu'an para jamaah melakukan setiap rukun ibadah haji mereka. Para jamaah diingatkan agar senantiasa menjaga kesucian Ka'bah. Mereka akan merasa takjub setiap kali berhadapan dengan Ka\'bah karena di situlah Islam diturunkan. Namun, Islam yang diamalkan saat berhadapan dengan Ka'bah hanya dalam aspek ritual belaka. Padahal, Islam yang diturunkan oleh Allah Swt. bukan hanya sekedar ritual belaka melainkan juga aspek politik.

Di rumah Allah inilah tempat di mana Rasulullah Saw. dan para sahabat berjuang dan mempertahankan keimanan mereka. Banyak sekali tempat-tempat di sekitar Makkah yang menjadi bukti dan saksi perjuangan mereka. Jadi, tidak keterlalhuan bila tempat-tempat ini dikatakan mampu membangkitkan perasaan masa lalu, generasi awal kaum Muslimin yang menghadapi pertentangan yang hebat dari seluruh masyarakat jahiliyyah Makkah pada saat itu. Tidak ada sedikitpun di setiap sudut kota Makkah yang sunyi daripada penindasan dan penyiksaan kaum kafir Quraisy atas kaum Muslimin.

Di sana terdapat suatu tempat di mana sahabat Rasulullah saw, Bilal bin Rabbah, seorang keturunan Habsyah yang saat ini dikenal dengan Ethiopia, pernah disiksa oleh seorang pemuka Quraisy yang bernama Umayyah bin Khalaf. Tempat tersebut telah dilupakan sama sekali karena tidak dipelihara atau ditandai oleh penguasa Makkah. Diriwayatkan kawasan tersebut merupakan tempat diantaranya yang paling panas di kawasan Makkah. Sekiranya sekerat daging diletakkan di situ, niscaya ia akan matang. Apabila ada seseorang yang lewat di sekitar tempat tersebut, ia tidak dapat menyangkal akan merasakan bahangnya yang sangat panas sehingga ia meyadari bahwa itulah tempatnya, yaitu tempat di kala Bilal bin Rabba ra. masih tegar dengan keimanannya. Tetapi sangat disayangkan pada hari ini, kebanyakan orang yang lalu lalang tidak menyadari tentang sejarah lokasi tersebut.

Jika para jamaah haji ditunjukkan tempat-tempat bersejarah ini, tidakkah mereka akan menyaksikan dan merendahkan diri mengenang betapa beratnya perjuangan yang telah dilalui oleh generasi awal kaum Muslimin? Bukankah mereka akan memulai utuk mengkaji bentuk perjuangan ideologi yang telah berlaku? Tidakkah mereka akan berfikir bahwa aqidah yang mereka yakini ini merupakan satu bentuk pesan daripada Allah yang mesti terus disampaikan kepada umat manusia? Tidakkah mereka menyadari bahwa sejak awal, Islam telah dilihat sebagai ancaman bagi sistem yang ada dan bagi para penguasa yang zalim? Tidakkah ini semua akan menyadarkan para jamaah haji bahwa mereka juga sebenarnya adalah sebagian daripada hasil perjuangan tersebut kerika melakukan setiap rukun haji?

Para jemaah haji juga harus ditunjukkan tempat di mana Khabab bin al-Arat ra. ditimpa perisai besi yang panas ke atas dadanya yang tidak mengenakan baju supaya dia meninggalkan Islam dari dadanya. Bukankah ini akan menyadarkan seseorang untuk berfikir dan bertanya, mengapa terdapat penyiksaan yang sedemikian rupa dan mengapa terdapat rintangan yang hebat kepada risalah yang sempurna, bahkan terdapat fakta yang menunjukkan risalah ini terus menerus mencoba semua sistem palsu yang ada di dalam kehidupan ini? Tidakkah ini akan menyebabkan perasaan seseorang itu akan tertarik kepada pergolakkan pemikiran dan politik? Memang benar, jika dia ditunjukkan tempat di mana Rasulullah saw. dicela dan dihina oleh Abu Jahal dan di man surat Al-\'alaq diturunkan, tempat di mana Allah Swt. akn memberikan kebenaran kepada Jibril untuk membunuh Abu Jahal dan tempat di mana Abu Jahal mencoba mencekik Rasulullah saw.

Jika mereka ditunjukkan tempat-tempat tersebut dengan semua kisah ini dijelaskan, niscaya bagi yang ikhlas, qalbu mereka akan dipenuhi dengan suatu perasaan yang dalam dan pemikiran mereka akan segera menyadari bahwa apa yang sebenarnya terjadi adalah merupakan perjuangan dakwah atas Rasulullah saw yang mulia yang kemudian menyebabkan tegaknya suatu ideologi yang menguasai dunia telah terjadi di situ dan para jamaah akan dapat menyadari bahwa mereka merupakan hasil daripada perjuangan tersebut. Jiwa mereka akan turut tertarik untuk bertanya di manakah ideologi yang agung hari ini? Ini akan menimbulkan semangat berjuta-juta jemaah untuk berhadapan dengan para penguasa yang ada saat ini.

Begitu juga, jika mereka ditunjukkan Darul Arqam, yaitu tempat di mana halqah-halqah (pembinaan tsaqafah) dijalankan pada malam hari, atau mereka ditunjukkan halaman-halaman rumah di mana Sayidina Abu Bakar ra. biasa membaca al-Quran dengan keras dan beliau menangis walaupun dia telah dijanjikan perlindungan oleh Allah Swt., atau tempat berhampiran dengan Makkah di mana Rasulullah Saw. telah dianiaya hingga menyebabkan darahnya mengalir sampai ke kaki dan selipar baginda menjadi merah hingga tidak dapat dibedakan diantara kaki Rasulullah dan selipar baginda. Juga tempat di mana baginda Rasulullah saw. hampir dibunuh sebelum baginda berhijrah ke Yatsrib, tempat yang mana menunjukkan keberanian Ali bin Abi Thalib yang sanggup menggantikan tempat Rasulullah Saw. yang menjadi sasaran pembunuhan. Inilah suasana perjuangan yang harus dibangun di kalangan para jamaah agar mereka dapat sadar dan bangkit. Perasaan suasana haji sangat signifikan untuk mencetuskan gelombang kebangkitan ini di kalangan jamaah haji dan seterusnya di kalangan kaum Muslim.

Niat Jahat Rezim Barat

Kesadaran dari realitas politik pada masa lalu sudah tentu dapat memberikan gambaran yang sangat kuat di dalam pikiran para jamaah haji dan mereka akan segera mengarahkan jari telunjuk ke arah semua pemerintahan dan penguasa yang ada saat ini karena kegagalan mereka membela ideologi yang agung ini. Mereka hanyalah boneka dan upaya menegakkan Islam tidak ditentukan oleh mereka walaupun mereka berusaha untuk menyuarakan perjuangan Islam.

Sesungguhnya kesadaran umat Islam hari ini dapat dilihat di mana-mana dan akan mengembalikan kehidupan Islam dengan kejayaan yang besar.

Ini menerangkan penyebab bagaimana Barat dan agen-agen mereka senantiasa menonjolkan aspek kerohanian atau ritual belaka. Sedangkan semua aspek politik (pengaturan urusan umat) dari sistem Islam telah ditanggalkan sama sekali. Salah satu contoh yang paling jelas ialah bagaiamana penguasa Arab Saudi melarang setiap perbincangan yang bersifat politik tentang kaum Muslim sedunia melainkan hanya perbincangan seputar ibadah haji masing-masing. Padahal hal tersebut telah menjadi kebiasaan sejak bertahun-tahun yang lalu.

Bahkan para penguasa tersebut telah memberi jaminan kepada Barat bahwa selepas serangan 11 September 2001, semua jamaah haji akan diawasi dan dikontrol, dan dilarang untuk meperbincangkan hal-hal yang bersifat politik. Sedikit demi sedikit, hal itu telah menghalangi kemunculan secara sembarang persoalan di dalam pikiran setiap jamaah tentang penyelewengan yang terjadi di seluruh dunia kaum Muslim oleh para penguasa pengkhianat, la'natullah 'alaih.

Pemeliharaan tempat-tempat yang disebutkan tadi sebenarnya berada di bawah tanggungjawab mereka yang mengaku menjadi penjaga dan pelindung kaum Muslim. Ini adalah karena tempat-tempat tersebut menjadi peringatan kepada kaum Muslim agar api Islam itu tetap menyala di dalam hati setiap kaum Muslim dan bahkan menjadi pencetus momentum kebangkitan Islam.

Penipuan Atas Kaum Muslim

Namun begitu, penguasa yang ada pada hari ini tidak lagi melindungi tempat-tempat tersebut. Bahkan mereka memusnahkan atau menutupi tempat-tempat tersebut dengan niat untuk mengkhianati kaum Muslim lalu memberi alasan bahwa menyimpan tempat-tempat tersebut akan menimbulkan syirik kepada Allah. Walhasil, merekalah ibu atas kemusyrikan yang terjadi di seluruh dunia kaum Muslim saat ini. Oleh karena itu, sejak awal mereka mendapat otoritas dari para kolonialis (Inggris dan Prancis), pertama kali mereka lakukan ialah dengan membina binaan-binaan nyata atas lokasi-lokasi bersejarah di sekitar ka\'bah. Padahal masyarakat saat itu secara keseluruhannya tidak pernah melakukan amalan-amalan pemujaan-pemujaan di tempat tersebut dan hanya menziarahinya seperti halnya menziarahi kubur.

Jadi, perkara syirik yang dikatakan para penguasa ini sebenarnya tidak pernah dilakukan oleh umat saat itu. Jika betul mereka memusnahkan tempat-tempat tersebut secara ikhlas tanpa niat yang tidak baik, bagaimana mungkin mereka berkehendak menerangkan pembangunan monumen-monumen peringatan berunsur ashabiyyah (nasionalisme arab) yang menggambarkan kisah perjuangan dan kebangkitan tentara Arab menentang Khilafah Islam? Pada saat yang sama mereka telah memusnahkan tapak Uhud yang disebut baqiyah (pusara Uhud) di mana Rasulullah saw biasanya akan singgah dan membacakan doa, dan juga menjadi peringatan akan perjuangan idelogis tentang peperangan Uhud. Mereka telah memusnahkan tempat tersebut dan kemudian malah mengurus pemeliharaan monumen peringatan Istana Saud.

Jika kita berjalan melalui Riyadh, kita akan melihat Istana Masmak--di mana di masa dahulu menjadi tempat para pejabat Inggris dalam menjalankan perencanaan jahat untuk meruntuhkan Daulah Khilafah Islam. Inggris kemudian berhasil memisahkan Arab Saudi dari Daulah Khilafah Islam dan selanjutnya dengan baik hati telah menghadiahkan tanah Hijaz kepada kesultanan Saudi karena telah memberikan dukungan kepada Inggris. Istana tersebut dilindungi dan dijaga untuk memelihara monumen-monumen sebagai peringatan perjuangan ashobiyyah dan sebagai simbol kebanggaan. Rumah Saud ini dilindungi termasuk juga lubang-lubang bekas tembakan tentara Khilafah Utsmani. Lubang-lubang yang terdapat di dinding rumah tersebut dikatakan sebagai kesan perjuangan membebaskan dari cengkraman Daulah Islam. Lubang-lubang inilah yang diliput secara luas untuk menimbulkan sentimen ashobiyyah Arab menentang apa yang dianggapnya sebagai penjajahan Daulah Islam Utsmaniyyah.

Keadaan ini jelas-jelas secara nyata telah merupakan kejahatan atas kaum Muslim. Di satu sisi, para penguasa ini telah menuduh tanda-tanda perjuangan umat Islam terdahulu membawa kemusyrikan dan pada sisi lain mereka membiarkan dan memelihara monumen yang melambangkan ashobiyyah yang merupakan salah satu bentuk faham jahiliyyah. Ini juga menunjukkan kepada kaum Muslim, kejahatan objektif politik mereka di belakang semua keputusan yang mereka buat. Mereka menghapuskan tapak peringatan perjuangan Rasulullah Saw bukanlah bersifat agama seperti yang mereka gembar-gemborkan melainkan semata-mata untuk menanggalkan aspek politik daripadanya.

Khatimah

Walaupun ibadah haji telah dilaksanakan selama bertahun-tahun oleh kaum Muslim, namun tidak ada sedikitpun bentuk perlawanan dalam bentuk gerakan yang besar dari jamaah haji yang hadir di Makkah. Aksi protes oleh sabagian kecil kaum Muslim saat mengerjakan haji tentu tidak berpengaruh sedikit pun malah dianggapanya sebagai pengacau oleh pihak keamanan Makkah. Seharusnya kebangkitan ini harus terjadi di seluruh tingkat agar dapat menunjukkan ke sesuatu hal yang harus dipandang serius oleh kaum Muslim di seluruh dunia.

Bila sepanjang sejarah zaman pemerintahan Islam, musim haji merupakan tempat berkumpulnya umat Islam bersama Khilafah untuk duduk bersama dan membicangkan perkara berkaitan dengan kepentingan kaum Muslim, tetapi pada masa ini, pertemuan haji bukan saja hanya memperlihatkan aspek ritual di kalangan jamaah belaka, namun juga menunjukkan dengan jelas sentime ashobiyyah di kalangan jamaah.

Insya Allah, suatu saat nanti Khilafah akan mengembalikan ingatan kita kepada perjuangan Rasulullah Saw di Makkah dan jamaah haji akan berkumpul di Makkah bersama amirul mukminin mereka, Khalifah Rasyidin. Amin. [z/myk/syabab.com]

Nasib Tragis Sumiati, Bukan Cerminan Syariah Islam !


Nasib Sumiati sungguh sangat menyedihkan. TKI asal Nusa Tenggara Barat ini disiksa oleh majikannya di Arab Saudi. Hampir semua bagian tubuh, wajah, dan kedua kakinya mengalami luka-luka.Media massa setempat memberitakan bahwa Sumiati mengalami luka bakar di beberapa titik, kedua kaki nyaris lumpuh, kulit tubuh dan kepala terkelupas, tulang jari tengah tangan retak, dan alis mata rusak. Yang paling mengenaskan adalah bagian atas bibirnya dipotong.

Pemerintah Indonesia menyebut perbuatan majikan Sumiati sangatlah tidak berperikemanusiaan. Kemlu telah memanggil Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia di Jakarta, Abdulrahman Mohammad Amen Al Khayyat. Dalam pertemuan itu, Pemerintah Indonesia melalui Kemlu mendesak Pemerintah Arab Saudi untuk membawa pelaku ke pengadilan.

Bukan pertama kali, tenaga kerja Indonesia mengalami hal yang menyedihkan di luar negeri.Bentuk nya bermacam-macam, ada yang ditipu, tidak dibayar oleh majikan, sampai disika. Dan ini bukan hanya terjadi di Arab Saudi. Kejadian yang mirip pernah menimpa tenaga kerja wanita di Malaysia, Singapura, Amerika dan beberapa tempat lainnya.

Berkaitan dengan ini ada tiga point penting yang perlu kita sampaikan. Point pertama, kita perlu tegaskan, kejadian yang menimpa Sumiata jelas-jelas bertentangan dengan Islam dan tidak ada hubungannya dengan Islam, meskipun pelakunya adalah warga Saudi Arabia. Hal ini perlu kita tegaskan, mengingat tidak sedikit mereka mengidap islamophopia menjadikan penyiksaan terhadap TKI sebagai kampanye murahan menyerang Islam dan syariah Islam. Apa lagi kalau terjadi di Saudi Arabia.

Saudi Arabia bukanlah representasi dari negara yang menerapkan syariah Islam yang utuh. Meskipun dalam beberapa aspek negara itu memang menerapkan syariah Islam. Sistem kerajaan yang diadopsi oleh negara itu bertentangan dengan sistem Islam yang berbentuk Khilafah. Dimana pemimpin (Kholifah) bukanlah berdasarkan keturunan , tapi dipilih oleh rakyat dengan ikhtiar (pilihan) dan ridho (kerelaan) rakyat.

Negara Saudi juga dikenal merupaka negara yang tunduk kepada Barat. Sistem ekonominya juga banyak mengadopsi kapitalisme seperti membolehkan perusahaan asing menguasai tambang-tambang minyak yang sesungguhnya merupakan milik rakyat (al milkiyah al amah) . Bukan hanya itu, penerapan hukum di Saudi juga seringkali diskriminatif, tidak menyentuh pangeran-pengeran Saudi atau keluarga kerajaan inti yang dikenal senang hidup bermewah-mewahan.

Point Kedua , apa yang menimpa Sumiati tidak ada hubungannya dengan gender (jenis kelamin). Tindakan majikannya adalah criminal yang wajib diberikan sanksi tanpa melihat jenis kelaminnya. Syariat Islam dengan tegas melarang segela bentuk penyiksaan seperti itu tanpa melihat jenis kelamin pelaku atau korbannya , baik laki-laki atau perempuan .

Bagi yang membunuh secara sengaja akan dikenakan sanksi qishos berupa hukuman mati. Kecuali keluarga korban memaafkan , pelaku dibebaskan setelah membayar diyat senilai 100 ekor unta yang 40 ekor diantaranya adalah unta hamil, yakni sanksi yang diberatkan (mughallazhah) atau dengan 1000 dinar emas ( 1 dinar 4,25 gr emas).

Adapun penyerangangan terhadap anggota tubuh akan dikenakan diyat . Dalam kitab Nidzom al Uqubat (sistem Sanksi) , dijelaskan secara rinci sanksinya. Penyerangan terhadap dua biji mata dihukum dengan diyat (100 ekor unta), kalau 1 biji mata setengah diyat (50 ekor unta). Penyerangan terhadap dua buah telinga dikenakan diyat penuh (100 ekor unta). Jika dua buah bibir dipotong atau hilang atau terjadi pelumpuhan , maka dikenakan diyat penuh (100 ekor unta). Sementara diyat setiap gigi adalah 5 ekor unta.

Point yang ketiga, tragedi Sumiati juga cerminan dari kegagalan sistem Kapitalisme yag diadosi oleh Indonesia untuk mensejahtrakan rakyatnya. Kalau ada pilihan lain, tentu Suamiti lebih ingin dekat bersama keluarganya. Tapi kemiskinan telah memaksa Sumiati dan ribuan wanita lainnya untuk bekerja di luar negeri meninggalkan suami, anak, atau keluarga. Dalam Islam kewajiban mencari nafkah ada di tangan suami, sementara wanita fungsi utama sebagai ummun wa rabbatul bait (ibu dan pengatur rumah tangga). Namun kondisi ekonomi yang sulit akibat sistem kapitalisme memaksa Sumiati harus bekerja.

Syariat Islam adalah agama yang memuliakan wanita. Begitu pentingnya memperhatikan wanita ini, secara khusus Rosulullah SAW mengingatkan umatnya pada khutbah perpisahan Rosulullah di Arafah dengan berpidato : Takutlah kepada Allah dalam bersikap kepada kaum wanita, karena kamu telah mengambil mereka (menjadi isteri ) dengan amanah Allah dan kehormatan mereka telah dihalalkan bagi kamu sekalian dengan nama Allah.Sesungguhnya kamu mempunyai kewajiban terhadap isteri-isteri kamu dan isteri kamu mempunyai kewajiban terhadap diri kamu.

Rosulullah juga menyatakan orang mukmin yang sempurna adalah yang memuliakan wanita. Dari Abu Hurairah ra ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik diantara mereka akhlaqnya, dan yang paling baik diantara kamu sekalian adalah orang yang paling baik terhadap istri mereka.

Kamis, 11 November 2010

Omong Kosong Demokrasi, Aksi HTI Tolak Obama Dihadang

Salah satu hal penting ‘racun’ perjanjian komprehensif yang ditawarkan Amerika terhadap Indonesia adalah demokrasi. Dalam pidatonya selama kunjungan ke Indonesia, Obama juga berulang-ulang bicara tentang demokrasi Indonesia. Namun kenyataan di lapangan, demokrasi hanyalah omong kosong.

Terbukti, aparat keamanan untuk menyenangkan Obama , menghadang aksi tiada henti Hizbut Tahrir Indonesia menolak Obama di UI kemarin (10/11). Padahal yang dilakukan Hizbut Tahrir hanyalah menyuarakan suara ‘al haq’ bahwa Obama adalah muhariban fi’lan, presiden negara penjajah AS yang harus ditolak.

Aparat keamanan dengan dalih menjalankan tugas negara, menghadang langkah massa HTI. Massa yang bergerak dari arah Stasiun Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, dihadang ratusan aparat Brimob yang bertameng di kawasan Gardu, sekitar Universitas Pancasila. Untungnya sebagian massa berhasil menembus barikade polisi yang berhasil mendekati kampus UI.

Di kawasan Gardu, polisi tidak bisa memberikan argumentasi apapun kecuali menyatakan “Tidak boleh”. Sempat terjadi adu argumentasi. Polisi berdalih ini demi menjaga keamanan negara. Dijawab oleh salah satu korlap HTI: “Bagaimana menjaga keamanan negara kalau Obama yang akan merampok Indonesia dibiarkan berkeliaran dan justru dilindungi? Apakah Anda tidak tahu sebentar lagi Natuna akan diambil? Apakah Anda tidak merasakan penderitaan yang kita alami dengan dirampoknya kekayaan alam kita oleh mereka?” Komandan polisi itu diam. Dia akhirnya bilang, “Sudahlah…”

Tidak seperti ketika menolak Bush 2006 lalu, kedatangan Obama ke Indonesia justru disambut gembira. Padahal, kebijakan Presiden Amerika Serikat Barack Obama sama dan sebangun dengan kebijakan Bush, hanya dalam kemasan berbeda. Dua hal prinsipil masih dilakukan oleh Obama seperti Bush dan presiden Amerikan lainnya : pembunuhan umat Islam dan perampokan kekayaan alam dunia Islam termasuk Indonesia !

Sayangnya hampir tidak ada ormas yang turun ke jalan menghadang langkah Obama menancapkan kukunya lebih dalam di Indonesia, kecuali Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Malah ada partai Islam yang secara nyata memasang spanduk di seputar UI mencari muka kepada Obama.

Sejak sebelum Obama datang, HTI terus bergerak menggelorakan penolakannya terhadap rencana kedatangan Obama itu. Hingga Obama datang pun, HTI terus menyuarakan bahaya kerja sama komprehensif Amerika-Indonesia itu kepada umat. Ketika panitia HTI menyampaikan surat pemberitahuan ke Polda Metro Jaya, pihak Polda berusaha membujuk agar HTI tidak turun ke jalan lagi. “Mas, gak usah demo-lah. Kan kemarin sudah.,” kata seorang pejabat polisi.

Namun, seorang panitia menjelaskan, persoalannya bukan sudah apa belum, tapi ini adalah kewajiban amar makruf nahi munkar ketika kemungkaran nyata-nyata ada di depan mata. “Bismillahi tawakaltu alallah, kami akan jalan,” kata panitia tersebut.

Ribuan massa HTI, Rabu (10/11), mencoba mendekati kampus Universitas Indonesia, tempat berlangsungnya kuliah umum yang disampaikan oleh Obama.

Di tempat itu, massa terus meneriakkan yel-yel anti Amerika. ”Obama, Obama, usir, usir. Amerika, Amerika, hancurkan, hancurkan. Khilafah, khilafah, tegakkan, tegakkan!” Berbagai spanduk digelar. Di antaranya berbunyi: ‘Obama, the real terrorist’, ‘Menu favorit Obama, Sate! Dagingnya kaum Muslimin di Irak dan Afghanistan, kecapnya ExxonMobil, ditusuk dengan M16, dibakar ala US Army’.

Aksi ini mengundang perhatian kalangan media massa. Beberapa di antaranya meminta wawancara, namun apakah wawancara itu dimuat atau tidak belum diketahui. Pengalaman sebelumnya, media massa seperti menutup mata terhadap aksi penolakan HTI terhadap Obama dan Amerika. Mereka tak menayangkan atau memuat aksi-aksi tersebut.

Jubir HTI M Ismail Yusanto menegaskan, HTI akan terus menentang segala hal yang melanggar ketentuan syariat termasuk kerja sama komprehensif Amerika-Indonesia ini. Kerja sama itu bukan saja merugikan Indonesia dari segala segi, tapi juga maksiat kepada Allah karena telah menjadikan orang/negara kafir sebagai wali dan teman setia.

“Ini adalah bagian dari dakwah. Kita harus terus bersuara lantang menyampaikan kebenaran dengan penuh keistiqomahan dan kesabaran,” pesannya. (Mediaumat.com/MJ)

Selasa, 09 November 2010

Indonesian Muslims protest Obama’s planned visit


Muslims staged rallies across Indonesia on Sunday to protest U.S. President Barack Obama’s planned visit to the southeast Asian nation this week.

The protests — organized by Muslim group Hizbut Tahrir — included women and children.

“We don’t see the differences between Obama and Bush, they both oppress Muslims, they both have blood on their hands,” said Ismail Yusanto, a spokesman for the Muslim group in Indonesia.

“That’s why we reject Obama and we don’t believe that he’s reaching out to Muslims.”

The spokesman said about 20,000 people attended the rallies.

With about 205 million Muslims, Indonesia is the world’s largest Muslim country, according to the Pew Forum on Religion & Public Life in Washington, D.C.

More than one in 10 of the world’s Muslims live there.

Although it has a reputation for being home to a relatively tolerant and easy-going brand of Islam, a Pew Forum analysis rates it as having high levels of legal restrictions on religion and religious social tension.

Government restrictions on religion are tighter in Indonesia than in Russia or Turkey, and social tensions are higher than in Nigeria or Egypt, the think tank says.

Obama is scheduled to arrive in Jakarta on Tuesday as part of a 10-day visit to India, Indonesia, South Korea and Japan.

He is expected to finalize a comprehensive partnership with Indonesia.

Obama spent part of his childhood in Indonesia.

On Wednesday, the president will visit Istiqlal mosque. He will also address the biggest Muslim nation from an undetermined location.

However, Muslims in Indonesia remain pessimistic.

“Obama can talk all he wants in Cairo and in Jakarta, the fact is that he still has his troops in war with Muslims,” Yusanto said. “It’s all lip service.”

Protesters chanted “No Obama” and held up posters that said “Stop oppressor.”

Obama’s visit to Asia started Saturday with a three-day visit to India.

His visit to India — the third largest economy and one of the world’s few growth markets — also includes meeting with Indian Prime Minister Manmohan Singh in New Delhi and addressing the nation’s parliament. (CNN, 7/11/2010)

Jumat, 05 November 2010

Ikutilah Aksi HTI Bersama Umat “Tolak Obama (Presiden Negara Penjajah)”



Di tengah Indonesia dilanda bencana, Obama datang membawa agenda yang akan membuat bencana lebih besar lagi.

Bencana yang lebih besar itu adalah dikokohkannya penjajahan AS di Indonesia, melalui Kemitraan Komprehensif AS – Indonesia.

Sang penjajah Obama akan berpidato pada tanggal 10 November 2010, padahal 10 November 1945 Bung Tomo berpidato mengusir penjajah, dengan pekik “Allahu Akbar”

“Allahu Akbar”; ikuti aksi Hizbut Tahrir Indonesia bersama Ummat Tolak Obama.

Jakarta :
• Long March dari depan Istana Negara – Kedubes Amerika Serikat
• Ahad; 7 November 2010
• Pukul : 08.00 – 12.00

Aksi ini Dilaksanakan diberbagai kota seluruh Indonesia, antara lain:

Semarang, Surabaya, Palembang, Samarinda
• Jum’at, 5 November 2010

Malang, Banda Aceh, Lampung, Palangkaraya, Makassar
• Sabtu, 6 November 2010

Medan; Banjarmasin, Jember, Babel, Balikpapan, Kendari, Palu, Papua,
• Ahad, 7 November 2010

Bandung, DIY, Solo, Padang, Riau
• Senin, 8 November 2010


Catatan : Kepada seluruh peserta aksi diharapkan mempersiapkan donasi untuk membantu korban bencana Tsunami Mentawai dan Gunung Merapi.