I made this widget at MyFlashFetish.com.

Khilafah

Gempita Konferensi Rajab 1432 H

Minggu, 31 Januari 2010

Valentine`s Day: Jalan Penghancuran Islam, Bukan Hari Kasih Sayang

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (QS. Al-Baqarah [2]: 120).
Islam adalah agama yang lengkap, yang bukan hanya sekedar agama. Lebih dari itu, Islam adalah sistem nilai sekaligus sistem hidup. Bagi sebagian orang, Islam adalah pembebas, Islam adalah penyelamat. Akan tetapi bagi kebanyakan orang yang telah aman dan mapan dengan sistem yang telah dianutnya, Islam adalah ancaman. Bukan hal yang luar biasa jika begitu banyak sikap antipati terhadap Islam. Sejak Islam lahir pun sudah begitu. Berbagai cara digunakan untuk menghancurkanya. Melalui cara terang-terangan atau dengan cara diam-diam.
Upaya paling efektif dan tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk menghancurkan Islam salah satunya adalah dengan mengaburkan ajaran Islam. Samuel Zwemer dalam konferensi al Quds untuk para pastur pada tahun 1935 mengatakan: “Sebenarnya tugas kalian bukan mengeluarkan orang-orang Islam dari agamanya menjadi pemeluk agama kalian. Akan tetapi menjauhkan mereka dari agamanya (Al-Qur’an dan Sunnah)”. Salah satu momen yang sering digunakan untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya adalah valentine day.
Sejarah Valentine Day
Valentine day jatuh pada tanggal 14 Februari. Valentine day seakan-akan menjadi perayaan universal bagi seluruh umat manusia, tidak peduli latar belakang agamnya. Apakah ia beragama Islam, Kristen, Hindu, Budha, dll. Valentine day tak ubahnya hari maksiat sedunia. Kasih sayang yang ditawarkan tak ubahnya seperti racun yang dipolesi dengan manis oleh madu. Membunuh secara perlahan, dan kita terkadang tidak merasakannya.
Ada beberapa versi sejarah dari valentine day itu sendiri. The World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentines Day:
Some trace it to an ancient Roman festival called Lupercalia. Other experts connect the event with one or more saints of the early Christian church. Still others link it with an old English belief that birds choose their mates on February 14. Valentine’s Day probably came from a combination of all three of those sources–plus the belief that spring is a time for lovers?
Menurut enksiklopedia tersebut, beberapa sumber sejarah menyebutkan perayaan valentine day berasal dari perayaan Lupercalia yang merupakan rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love), Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.
Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Constantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Glasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St.Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (lihat: The World Book Encyclopedia 1998).
The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian, tidak pernah ada penjelasan siapa St. Valentine itu, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.
Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan tuhannya adalah Isa al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.
Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan dari pada yang telah menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga ia pun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (lihat: The World Book Encyclopedia, 1998).
Kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Prancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya (lihat: The Encyclopedia Britannica, Vol.12 hal.242 , The World Book Encyclopedia, 1998).
Lalu bagaimana dengan ucapan Be My Valentine? Ken Sweiger dalam artikel Should Biblical Christians Observe It? (www.korrnet.org) mengatakan, kata Valentine berasal dari bahasa Latin yang berarti: Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, Tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak – tulis Ken Sweiger – jika kita meminta orang menjadi “be my Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi Sang Maha Kuasa) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala.
Dalam Islam hal ini tentu termasuk Syirik, artinya menyekutukan Allah. Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah, adalah putra Nimrod, the hunter (dewa Matahari). Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri!
Menyikapi Valentine Day
Sejarah Valentine di atas menjelaskan kepada kita apa dan bagaimana valentine day itu, yang tidak lain bersumber dari paganisme orang musyrik, penyembahan berhala dan penghormatan pada pastor. Bahkan tak ada kaitannya dengan kasih sayang. Lalu kenapa kita masih juga menyambut hari valentine? Adakah ia merupakan hari yang istimewa? Adat kebiasaan? Atau hanya ikut-ikutan semata tanpa tahu asal muasalnya? Bila demikian, sangat disayangkan banyak teman-teman kita -remaja putra-putri muslim – yang terkena penyakit ikut-ikutan mengekor budaya Barat dan acara ritual agama lain. Padahal Allah SWT berfirman:
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawabnya? (QS. Al-Isra’ [17]: 36).
Ikut valentine day berarti menghancurkan kepribadian dan karakter kita sendiri, kepribadian muslim. Maka dari itu jauhilah kebiasaan yang jahiliyah, yang dapat merusak kepribadian kita, merusak keIslaman kita. Jika generasi muda muslim telah rusak, maka Islam ini akan mudah dihancurkan. Kita sebagai muslim memiliki karakter dan kepribadian yang khas dan istimewa berdasarkan teladan Rasulullah SAW. Tanggung jawab kita adalah menyerap, mengamalkan dan memeliharanya. Jadi, mengapa harus mengambil kepribadian orang lain yang belum tentu baik, atau bahkan nyata keburukannya? Jauhilah dan say Good Bye! Wallahu A`lam.

Jumat, 29 Januari 2010

JUBIR HTI : ANTEK PENJAJAH DI BALIK PENGGUGAT UU PENODAAN AGAMA



Kelompok-kelompok liberal antek penjajah terus saja berulah. Melalui Judicial Review ke Mahkamah Konstitusi, mereka menggugat Penetapan Presiden No.1/PNPS/1965 yang sudah diundangkan melalui UU No.5 Tahun 1969 tentang Penodaan Agama. Siapa mereka dan apa motifnya? Untuk menjawab itu wartawan www.mediaumat.com berbincang dengan Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Ismail Yusanto. Berikut petikannya.

Siapa saja penggugat itu?

Kita mendapatkan informasi dari Mahkamah Konstitusi (MK) para penggugat itu Asfinawati dkk. mengatasnamakan Tim Advokasi Kebebasan Beragama. Tim ini mewakili para pemohon tujuh lembaga (Imparsial, Elsam, PBHI, Demos, Setara Institute, Desantara Foundation, YLBHI) dan empat individu (Abdurrahman Wahid, Siti Musdah Mulia, Dawam Raharjo, dan Maman Imanul Haq).

Memang di dalam dokumen yang kita terima itu tidak disebut-sebut Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) dan figurnya pun hanya yang tadi disebut di atas. Jauh dari nama-nama yang tertera dari AKKBB. Tetapi kita tidak terlalu sulit menyimpulkan bahwa mereka ini adalah kelompok inti dari AKKBB.

Jadi sebenarnya kita bisa menyatakan bahwa permohonan pencabutan PNPS ini adalah kelompok yang sedari dulu begitu getol mendukung aliran sesat Ahmadiyah.

Apa motifnya?

Setidaknya ada dua motivasi. Pertama, motif sosiologis, dalam arti ini menjadi pintu bagi mereka untuk melindungi kelompok-kelompok yang mereka sebut dengan kelompok minoritas.

Karena selama ini mereka melihat bahwa kelompok-kelompok yang dianggap melakukan penyimpangan terhadap agama itu disebut sebagai penistaan terhadap agama, misalnya seperti Lia Eden, Ahmad Musadeq, Ahmadiyah, dll. Itu selalu terkena pasal yang mereka gugat itu. Maka kemudian AKKBB melihat UU tersebut itulah sebagai biang dari munculnya kriminalisasi terhadap–yang mereka sebut sebagai–kebebasan beragama.

Kedua, motif ideologis yaitu mereka ingin menegakkan sekularisme, pluralisme, dan liberalisme (sipilis) dan UU yang mereka gugat itu dianggap sebagai UU yang sangat bertentangan dengan paham sipilis. Jadi saya melihat pada akhirnya motif ideologi itu yang lebih kental mewarnai dari tuntutan Asfinawati dkk kepada MK untuk mencabut UU itu.

Bukankah mereka melakukan itu dengan alasan menegakkan HAM karena dinilai UU tersebut melanggar kebebasan beragama dan memicu terjadinya kekerasan?

Alasan tersebut sama sekali tidak tepat karena: Pertama, kita harus memisahkan terlebih dahulu yang disebut kebebasan beragama atau kebebasan berkeyakinan dengan penistaan. Saya kira kita semua sangat memahami mengenai prinsip kebebasan beragama atau kebebasan berkeyakinan.

HTI sendiri berpandangan bahwa setiap manusia itu bebas memilih agama dan keyakinannya itu, tidak boleh dipaksa. Bahkan tidak boleh dipaksa atau memaksa seseorang untuk masuk agama Islam.

Hanya saja kebebasan beragama ini tidak boleh diartikan sebagai kebebasan untuk mengacak-acak agama atau kebebasan untuk menghina dan menistakan agama .

Nah, yang terjadi selama ini ada banyak penghinaan atau penistaan terhadap agama seperti halnya yang dilakukan Ahmadiyah , ketika dia mengatakan bahwa ada Nabi setelah Nabi Muhammad SAW. Kemudian dia mempunyai kitab suci namanya Tadzkiroh. Itu betul betul pengacakan terhadap Al-Quran. Karena dia comot Al-Quran pada salah satu ayat kemudian dia campur dengan ayat pada surat yang lain, lalu dijadikan satu dibuat redaksi sendiri, itu tiada lain sebagai pengacak-acakan agama atau penistaan agama.

Itu sangat berbahaya kalau kemudian tindakan semacam ini dibiarkan, justru dengan adanya UU ini, mencegah terjadinya anarki sebab kalau tidak ada UU ini maka orang akan dengan leluasa melakukan penistaan terhadap agama dan pada saat yang sama ada banyak juga orang yang dengan leluasa mengekspresikan kekesalan terhadap pihak yang menistakan agama.

Masyarakat itu kan kadar emosi, kesadaran, pemahaman, tingkat pengendalian dirinya berbeda-beda. Begitu dia melihat bahwa nabinya dihina, Al-Quran diacak-acak, ada mungkin orang yang tidak bisa menahan diri, ada yang marah tapi masih porsi proposianal. Tapi siapa yang bisa menjamin bahwa semua orang seperti itu, siapa yang bisa menjamin bahwa tidak ada individu-individu yang kemudian mengambil langkah sendiri-sendiri.

Jadi kalau dikatakan bahwa UU ini memicu terjadinya kekerasan, itu tidak berpengaruh sebaliknya. UU itu. justru mengeliminasi adanya kekerasan. Sudahlah ada UU seperti ini saja reaksinya umat macam-macam. Ada juga yang menempuh anarkisme, apalagi kalau tidak ada. Saya kira alasan mereka bahwa UU itu memicu kekerasan, itu tidak benar. Kalau pun ada itu reaksi yang sangat minim bukan reaksi besar namun itu sebenarnya karena kelambanan aparat dalam bertindak.

Kalau UU tersebut sudah tidak ada aparat tidak akan bisa bertindak. Yang terlambat saja memunculkan reaksi apalagi tidak bertindak, itu pasti akan menimbulkan reaksi yang lebih besar lagi.

Jadi menurut saya Tim Advokasi Kebebasan Beragama telah membuka pintu untuk terjadinya kekacauan sosial karena dia menginginkan dihapuskanya UU yang melindungi kehormatan agama. Dengan kata lain mereka melindungi pengacak-acak agama dan pelanggar HAM.

Kemudian setalah saya membaca dokumennya, argumen-argumen yang mereka bangun ternyata mereka itu mencoba untuk merelatifkan definisi penyimpangan agama, penistaan agama yang ujungnya adalah mereka menginginkan perlindungan terhadap orang yang murtad untuk tidak beragama.

Maka sebenarnya mereka menginginkan di negeri ini semakin berkembangnya sipilis a+ (sekularisme, pluralisme, liberalisme, atheisme plus penjajahan). Karena kita tengarai ini semua tidak terlepas dari kepentingan kelompok liberal di Barat untuk mengokohkan dominasinya di Indonesia. [www.mediaumat.com]

Minggu, 24 Januari 2010

AWAL MASUK ISLAM KE INDONESIA





Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 dengan berimannya orang perorang. Saat itu sudah ada jalur pelayaran yang rame dan bersifat internasional melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani umayyah di Asia Barat sejak abad 7. [1]

Menurut sumber-sumber Cina menjelang akhir perempatan ketiga abad 7, seorang pedagang Arab menjadi pemimpin pemukiman Arab muslim di pesisir pantai Sumatera. [2]

Raja Sriwijaya Jambi yang bernama Srindravarman mengirim surat kepada Khalifah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz (berkuasa pada 717-720M) dari Khilafah Bani Umayah (661-750M).

“…. Saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat mengajarkan Islam kepada saya dan menjelaskan kepada saya tentang hukum-hukumnya.”

720 M, Raja Srindravarman, yang semula Hindu, masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama Sribuza Islam. [3]


PEMBENTUKAN INSTITUSI POLITIK ISLAM (KESULTANAN ISLAM)



TAHUN 839 M

Islam mulai menguasai institusi politik. Kesultanan Islam bernama Kesultanan Peureulak didirikan, pada masa Abbasiyah (750 – 1258M). [4]

TAHUN 1261 M

Tegak kesultanan Samudera Pasai. Syarif Makkah (Gubernur Hijaz) memberi Meurah Silu gelar Sultan di Kesultanan Samudra-Pasai (1261 M)

Saat Kesultanan Samudra-Pasai dipimpin Sultan Malikussaleh, Peureulak bergabung ke Samudera Pasai


DAKWAH BESAR-BESARAN DARI PASAI (Abad ke-13-15 M)


Target Politis
- Utusan dari Khilafah 1404 M
- Dakwah Walisongo di Pulau Jawa 1436 M
- Berdiri Kesultanan Demak 1478 M
- Berdiri Kesultanan Cirebon 1500 M
- Berdiri Kesultanan Banten 1524 M
- Dakwah Islam Tanpa Kekerasan
- “Majelis Syura” Para Sultan


KESULTANAN ISLAM


Di Sumatera setidaknya diwakili oleh institusi kesultanan Peureulak, Samudera Pasai, Aceh Darussalam, Palembang.

Adapun kesultanan di Jawa antara lain: kesultanan Demak yang dilanjutkan oleh kesultanan Jipang, lalu dilanjutkan kesultanan Pajang dan dilanjutkan oleh kesultanan Mataram. Berdiri Cirebon, Banten. Di Sulawesi,Islam diterapkan dalam institusi kerajaan Gowa dan Tallo, Bone, Wajo, Soppeng dan Luwu. Sementara di Nusa Tenggara penerapan Islam di sana dilaksanakan dalam institusi kesultanan Bima. [5]

Pada abad ke-13 Samudera Pasai telah menjadi kekuatan Islam yang maju dan kuat.

Kerajaan Ternate tahun 1440. Kerajaan lain yang menjadi representasi Islam di Maluku adalah Tidore dan kerajaan Bacan. Selain itu, berkat dakwah yang dilakukan kerajaan Bacan, banyak kepala-kepala suku di Papua yang memeluk Islam. [6] Institusi Islam lainnya di Kalimanatan adalah Kesultanan Sambas [7], Pontianak [8], Banjar [9], Pasir, Bulungan, Tanjungpura, Mempawah, Sintang[10] dan Kutai


BERDIRI KESULTANAN-KESULTANAN ISLAM DI SELURUH PENJURU NUSANTARA


MELURUSKAN SEJARAH

- Perjuangan penegakkan Islam di Indonesia berawal dengan masuknya Islam pada abad 7
- Pada abad ke-9 lahirlah kesultanan Islam Peureulak sebagai kesultanan Islam awal
- Pada abad ke 13 kesultanan Islam telah mengokoh, maju, dan kuat seperti yang nampak pada kesultanan Samudera Pasai
- Kesultanan Islam membentang mulai Aceh hingga Papua
- Perjuangan penegakkan syariat pun dilakukan oleh individu dan pemerintahan kala itu.

JEJAK PENERAPAN SYARIAT ISLAM OLEH NEGARA

A.C Milner mengatakan bahwa Aceh dan Banten kerajaan Islam di nusantara yang paling ketat melaksanakan hukum Islam sebagai hukum Negara pada abad 17. [11]

Di Banten, hukuman terhadap pencuri dengan memotong tangan kanan, kaki kiri, tangan kiri dan seterusnya berturut-turut bagi pencurian senilai 1 gram emas telah dilakukan pada tahun 1651-1680 M di bawahsultan Ageng Tirtayasa. [12]

Sultan Iskandar Muda menerapkan hukum rajam terhadap puteranya sendiri yang bernama Meurah Pupok yang berzina dengan isteri seorang perwira. Kerajaan Aceh Darussalam mempunyai UUD Islam bernama Kitab Adat Mahkota Alam. Sultan Alaudin dan Iskandar Muda memerintahkan pelaksanaan kewajiban shalat lima waktu dalam sehari semalam dan ibadah puasa secara ketat. Hukuman dijalankan kepada merekayang melanggar ketentuan. [13]

Kesultanan Demak di Jawa memiliki jabatan qodi di kesultanan yang dijabat oleh Sunan Kalijaga. De Graff dan Th Pigeaud mengakui hal ini.

Di kerajaan Mataram pertama kali dilakukan perubahan tata hukum dibawah pengaruh hukum Islam oleh Sultan Agung. Perkara kejahatan yang menjadi urusan peradilan ini dihukumi menurut kitab Kisas yaitu kitab undang-undang hukum Islam pada masa Sultan Agung. Penghulu pada masa sultan Agung itu mempunyai tugas sebagai mufti, yaitu penasehat hukum Islam dalam sidang-sidang pengadilan negeri, sebagai qadi atau hakim, sebagai imam masjid raya, sebagai wali hakim dan sebagai amil zakat. [14]

BIDANG EKONOMI

Dalam bidang ekonomi Sultan Iskandar Muda mengeluarkan kebijakan riba diharamkan. [15] Menurut Alfian deureuham adalah mata uang Aceh pertama. [16]

Selain itu di Kesultanan Samudera Pasai pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik az-Zahir (1297/1326) telah mengeluarkan mata uang emas. [17]

Secara umum di berbagai Kesultanan Nusantara berlaku sistem kelembagaan kemitraan dagang (syarikah mufawadhah) dan sistem commenda atau kepemilikan modal (arab: qirad, mudharabah, mugharadhah). [18]

Berbagai hukum tersebut adalah bagian hukum perekonomian Islam. Ini menunjukkan diterapkannya sistem ekonomi Islam pada masa kesultanan-kesultanan di Nusantara

BIDANG PEMERINTAHAN

Dalam bidang pemerintahan, TW Arnold menyebutkan bahwa Sultan Samudera Pasai III, Sultan Ahmad Bahian Syah Malik az-Zahir menyatakan perang kepada kerajaan-kerajaan tetangga yang nonMuslim agar mereka tunduk dan diharuskan membayar jizyah. [19]

Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari menulis buku Kitabun Nikah yang dicetak di Turki. Uraian singkat kitab ini dijadikan pegangan dalam bidang perkawinan untuk seluruh wilayah kerajaan. [20]

BIDANG PERTANAHAN

Islam pun diterapkan dalam bidang pertanahan. Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari telah menjelaskan ketentuannya dalam kitab Fathul Jawad yang isinya memuat ketentuan fikih yang diantarannya ihyaul mawat (menghidupkan tanah mati). [21] Dengan demikian nampak jelas bahwa Islam dan syariatnya sudah menyatu dan terimplementasi secara menyeluruh dan sistemis.

PENERIMAAN MASYARAKAT NUSANTARA TERHADAP IDEOLOGI ISLAM

- Syariat Islam terbukti Menyatukan Nusantara
- Dan Menjaga Kesatuan Negeri-Negeri Islam


PENERAPAN SYARIAT ISLAM DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN


BIDANG PERIBADAHAN
- Masjid-masjid Agung di ibukota Kesultanan dan Alun-alun Kabupaten
Model tatanan Islami, bisanya tidak jauh dari Masjid ada pasar dan ada lapangan yg begitu luas di depan Masjid.
- Penting : Tempat Ibadah Umat Non-Muslim tidak dihancurkan

BIDANG PENDIDIKAN
- Menjadi perhatian utama para sultan
- Pendidikan Dasar
- Pendidikan Menengah & Tinggi
- Pengiriman Pelajar ke Pusat Ilmu
- Bertebarannya Lembaga Pesantren


UPAYA MENGHANCURKAN INSTITUSI POLITIK


Snouck Hurgronye, dalam ceramahnya di depan Civitas akademika NIBA (Nederlands Indische Bestuurs Academie), Delft tahun 1911 memberikan penjelasan tentang politik Islam, yaitu: (1) Terhadap dogma dan perintah hukum yang murni agama hendaknya pemerintah bersikap netral, (2) Masalah perkawinan dan pembagian warisan dalam Islam menuntut penghormatan (3) Tiada satu pun bentuk Pan Islam (Khilafah) boleh diterima oleh kekuasaan Eropa. [22] Doktrin ketiga ini yang akhirnya mengilhami pemerintah Belanda memberangus setiap kelompok atau gerakan Islam yang berbasis pada politik.

STRATEGI MENGHANCURKAN ISLAM


1. Memberangus politik dan institusi politik/pemerintahan Islam
2. Melalui kerjasama antara raja/sultan dengan penjajah Belanda
3. Dengan menyebar para orientalis yang dipelihara oleh pemerintah penjajah. Pemerintah Belanda membuat Kantoor voor Inlandsche zaken yang lebih terkenal dengan kantor agama.

Dikeluarkanlah Ordonansi Peradilan Agama tahun 1882 yang dimaksudkan agar politik tidak mencampuri masalah agama (sekulerisasi), Ordonansi Perkawinan tahun 1905, Ordonansi Pendidikan yang menempatkan Islam sebagai saingan yang harus dihadapi, Ordonansi Guru tahun 1905 yang mewajibkan setiap guru agama Islam memiliki ijin, Ordonansi Sekolah Liar tahun 1880 dan 1923 merupakan percobaan untuk membunuh sekolah-sekolah Islam. Sekolah Islam didudukkan sebagai sekolah liar. [23]

HUBUNGAN DENGAN KHILAFAH


- Sejak Islam masuk Raja Sriwijaya Jambi bernama Srindravarman mengirim surat kepada Khalifah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz dari Khilafah Bani Umayah pada tahun 100 H (718 M).

- Diantara para pengemban dakwah Islam merupakan utusan langsung yang dikirim oleh khalifah melalui amilnya. Misalnya, pada tahun 808H/1404M awal kali ulama utusan Sultan Muhammad I ke pulau Jawa (yang kelak dikenal dengan nama walisongo). Setiap periode ada utusan yang tetap dan ada pula yang diganti. Pengiriman ini dilakukan selama lima periode. [24]

- Banten sejak awal memang meganggap dirinya sebagai kerajaan Islam, dan tentunya termasuk Dar al-Islam yang ada dibawah kepemimpinan Khalifah Turki Utsmani di Istanbul. [25]

- Sultan Ageng Tirtayasa mendapat gelar sultan dari syarif mekah. [26]

- Pada akhir abad 20, Konsul Turki di Batavia membagi-bagikan al-Quran atas nama Sultan Turki.
Di istambul dicetak tafsir al-Quran berbahasa melayu karangan Abdur Rauf Sinkili dengan tertera "dicetak oleh Sultan Turki, raja seluruh orang Islam".

- Sultan Turki juga memberikan beasiswa kepada empat orang anak keturunan Arab di Batavia untuk bersekolah di Turki. [27]

- Bernard Lewis menyebutkan bahwa pada tahun 1563 penguasa Muslim di Aceh mengirim seorang utusan ke Istambul untuk meminta bantuan melawan Portugis. Dikirimlah 19 kapal perang dan sejumlah kapal lainnya pengangkut persenjataan dan persediaan. Sekalipun hanya satu atau dua kapal yang tiba di Aceh. [28]

- Hubungan ini nampak pula dalam penganugerahan gelar-gelar kehormatan diantaranya Abdul Qadir dari Kesultanan Banten misalnya, tahun 1048 H (1638 M) dianugerahi gelar Sultan Abulmafakir Mahmud Abdul Kadir oleh Syarif Zaid, Syarif Mekkah saat itu; Pangeran Rangsang dari Kesultanan Mataram memperoleh gelar Sultan dari Syarif Mekah tahun 1051 H (1641 M ) dengan gelar Sultan Abdullah Muhammad Maulana Matarami. [29]

- Perlindungan dan penjagaan perjalanan ibadah jamaah haji Indonesia oleh pasukan Khilafah


JEJAK KHILAFAH


Pengakuan Snouck Hurgrounye bahwa rakyat kebanyakan pada umumnya di Indonesia, melihat stambol [Istambul, kedudukan Khalifah Usmaniyah] masih senantiasa sebagai kedudukan seorang raja semua orang mukmin dan tetap [dipandang] sebagai raja dari segala raja di dunia. Mereka juga berpikir bahwa “sultan-sultan yang belum beragama mesti tunduk dan memberikan penghormatannya kepada khalifah.”[30]

28 Rajab 1396H (3 Maret 1924M) : Khilafah Islam di Turki dihapuskan oleh Musthafa Kamal

REAKSI TERHADAP KERUNTUHAN KHILAFAH


- HOS COKROAMINOTO (SI) : Khilafah adalah hak bersama muslimin bukan dominasi bangsa tertentu, karenanya, bila umat tidak memiliki Khilafah, seperti badan tidak berkepala.

- Suryopranoto (Syarikat Islam), Fachruddin (Muhammadiyah), KH A. Wahab (pendiri NU) menjadi utusan Indonesia dalam kongres dunia Islam yang membahas keruntuhan Khilafah.

- 13-19 mei 1926 kongres dunia Islam di Kairo ; utusan dari Indonesia H. Abdullah Ahmad, H. Rosul (tokoh Sumatera)

- 1 Juni 1926 : kongres Khilafah di Makkah utusan Indonesia : HOS Cokroaminoto (SI) , KH Mas Mansur (Muhammadiyah)

- Tahun 1927 : kongres Khilafah di Makkah utusan Indonesia H. Agus Salim


Islam pernah diterapkan di Indonesia


- Islam di Indonesia terkait dengan kekhalifahan Islam sejak masa kekhilafahan Umayyah.
- Kesultanan-kesultanan Islam berhubungan dengan khilafah Utsmaniyah yang berpusat di Turki

PERJUANGAN YANG TAK PERNAH PADAM


- Pada tanggal 16 Oktober 1905 berdirilah Sarekat Islam, yang sebelumnya Sarekat Dagang Islam. Inilah mestinya tonggak kebangkitan Indonesia, bukan Budi Utomo yang berdiri 1908 dengan digerakkan oleh para didikan Belanda.

- KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah tahun 1912 dengan melakukan gerakan sosial dan pendidikan. Sementara Taman Siswa didirikan Ki Hajar Dewantara pada 1922. Sejatinya, KH Ahmad Dahlanlah sebagai bapak pendidikan. [31]


KONSPIRASI ANTI SYARIAH


Jadi, perjuangan Islam berhasil dengan menetapkan pemerintah wajib menjalankan syariat Islam bagi umat Islam saja. Diantara tokoh Islam yang menandatanganinya adalah Abikoesno Tjokrosujoso (Partai Syarikat Islam Indonesia), Abdul Kahar Muzakir (Muhammadiyah), Haji Agus Salim (Partai Penyadar), dan KH A. Wahid Hasyim (Nahdhatul Ulama). Diproklamasikanlah kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Ternyata, usianya hanya 1 hari. Sebab, pada 18 Agustus 1945 tujuh kata ’ dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya’ dalam Piagam Jakarta dicoret oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Kejadian yang menyolok mata ini, dirasakan umat Islam sebagai suatu permainan sulap yang diliputi kabut rahasia. [32]



CATATAN KAKI :

1. Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, 2005, Rajawali Press, hal. 8-9; Ahmad Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah, 1998, cet. IV, Mizan, hal. 92-93; A. Hasymi, Sejarah Masuk dan BerkembangnyaIslam di Indonesia: Kumpulan prasaran pada seminar di Aceh, 1993, cet. 3, al-Ma'arif, hal. 7; Hadi Arifin, Malikussaleh: Mutiara dari Pasai, 2005, PT. Madani Press, hal. Xvi; Ensiklopedia Tematis Dunia Islam Asia Tenggara, Kedatangan dan Penyebaran Islam oleh Dr. Uka Tjandrasasmita, 2002, Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, hal 9-27
2. Musyrifah Sunanto, op cit. hal 6
3. Ayzumardi Azra mengutip dari Ibnu Abi Rabbih, Jaringan Ulama, 2005, cet. II, Prenada Media, hal. 27-29
4. Hadi Arifin, Malikussaleh: Mutiara dari Pasai, 2005, PT. Madani Press, hal. xxxvi
5. Tentang beberapa kesultanan Islam di Nusantara dapat lihat : Ensiklopedia Tematis Dunia Islam : Khilafah dalam bagian “Dunisa Islam Bagian Timur”, PT. Ichtiar Baru Vab Hoeve, Jakarta. 2002.
6. Sejarah Emas Muslim Indonesia, Sabili, No.9 Th XI, hal. 18
7. Machrus Effendi, Riwayat Hidup dan Perjuangan Syekh Muhammad Basyiuni Imam Sambas, PT. Dian Kemilau, Jakarta. 1995
8. Hasanuddin, dkk., Pontianak 1771 – 1900: Suatu Tinjauan Sejarah Sosial Ekonomi, Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Pontianak. 2000
9. Abu Daudi, Maulana Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, Skretariat Madrasah “Sullamul ‘Ulum” Dalam Pagar Martapura, 1996. 259 hal.'
10. Syahzaman Hasanuddin, Sintang Dalam Lintasan Sejarah, Romeo Grafika Pontianak
11. Musyrifah Sunanto, sejarah peradaban Islam Indonesia, hal. 133-134, Rajawali press, 2005
12. Ibid, hal. 135, 142
13. Musytrifah Sunanto, Sejarah peradaban Islam Indonesia, hal. 138, Rajawali Press, 2005
14. Ibid. hal. 153, 157, 158
15. Ibid. hal. 140
16. A. Hadi Arifin, Malikus Saleh Mutiara dari Pasai, hal. 97
17. Ekonomi Masa Kesultanan; Ensiklopedia Tematis Dunia Islam : Khilafah dalam bagian “Dunia Islam Bagian Timur”, PT. Ichtiar Baru Vab Hoeve, Jakarta. 2002. Hal. 275.
18. Ibid, hal. 283
19. A. Hadi Arifin, op. cit.,. hal 124
20. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Propinsi Kalimantan Selatan, Sejarah Banjar, 2004. Hal. 147
21. Ibid. Hal. 148
22. Ibid. hal. 13
23. Ibid. Hal 29 - 62
24. Rahimsyah, Kisah Wali Songo, tanpa tahun, Karya Agung Surabaya, hal. 6
25. Ensiklopedia Tematis Dunia Islam, Struktur Politik dan Ulama: Kesultanan Banten, , PT. Ichtiar Baru Vab Hoeve, Jakarta. 2002. Hal. 98
26. Rahimsyah, Kisah Wali Songo, tanpa tahun, Karya Agung Surabaya. hal. 143
27. Ibid. Dalam Footnote hal 203
28. Bernard Lewis, Apa Yang Salah ? Sebab-sebab Runtuhnya Khilafah dan Kemunduran Umat Islam (Terj.), 2004, PT. Ina Publikatama, Jakarta, hal. 16-17. Lihat juga, Ensiklopedia Tematis Dunia Islam. Kesultnan, hal. 52-53, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta. 2002
29. Ensiklopedia Tematik Dunia Islam Asia Tenggara, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta. 2002. Hal. 54
30. Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, cetakan keenam, LP3ES, 1991, hal. 34. Deliar Noer dalam footnotenya menyatakan bahwa dalam perang dunia I, khalifah di Turki menyatakan perang jihad kepada musuh-musuhnya dan berseru kepada semua orang islam termasuk orang islam di Indonesia untuk memerangi musuh-musuhnya itu
31. H. Endang Saefuddin Anshari, Piagam Jakarta 22 Juni 1945, PUSTAKA Perpustakaan Salman ITB, 1983, hal. 4 – 6; Lihat juga, Ahmad Mansur Suryanegara.
32. Lihat H. Endang Saefuddin Anshari, op.cit., hal. 25 – 56

Sabtu, 23 Januari 2010

PKS BIKINAN INTEL ?

Tulisan ini sudah lama saya baca, tetapi baru sekarang saya dapat dari internet (pkssharing[at]gmail[dot]com),mudah-mudahan bermanfaat.
Informasi ini udah lama beredar, saya dapat dari millis. Cuma mau kasih tahu aja. Buat renungan bagi kita, wa bil khusus buat ikhwan akhawat PKS. Ini perlu diingatkan, meskipun bakalan tidak disukai. Biarin aja tidak disukai asal saudaraku selamat dari bahaya besar yang tidak diketahuinya. Jangan terlalu serius buat apa-apa yang sebenarnya dikendalikan sama intelijen.


Rumus utama binaan intel
SURIPTO
Bila dia ditangkap lalu dibebaskan maka kemungkinan besar dia sudahjadi anjing suruhan, bila dia istiqamah pasti dikubur. Dan bila dia dibebaskannya tahun 1970-1988 maka 100 % dipastikan dia binaanintel karena era 1970-1988 adalah era Ali Moertopo dan L.B Moerdanidua Jendral yang paling anti islam, mereka tidak akan membebaskananggota ekstrim kanan kalau tidak berguna untuk menghancurkangerakan islam. Dan dua jendral inilah yang membuat metode penghancurangerakan islam dengan menggunakan islam radikal. Bagi yang pernah aktif di Pengkaderan Inti IM, memang tercium sekalirencana dan pola gerakannya yang penuh rahasia dan membuat jaringantanpa nama terkesan didesain dan dirancang oleh suatu gerakanintelejen dan kayaknya sangat tidak mungkin dirancang olehperorangan........


Mengenal Sejarah PKS: Soeripto
Adalah kader Milsuk (Militer Sukarelawan) dan intelijen binaan Pangkowilhan (Wijoyo Suyono, Soerono atau Wahono), tetapi secarakronologi mengaku ditarik Kharis Suhud (Kodam Siliwangi) pada tahun1967 - 1970 dan secara struktur komando berada dibawah Yoga Sugamayang saat itu dikomandani Sutopo Yuwono. Sebagai kader intelSoeripto berada satu level dengan Agum Gumelar (Satu-satunyajenderal TNI yang pernah menyatakan diri akan bergabung dgn PartaiKeadilan, namun sehari kemudian pernyataan tsb diralatnya sendiribahwa yg dimaksudnya partai Keadilan adalah Pertai Keadilan danPersatuan / PKP dibawah pimpinan Edy Sudrajat).
Soeripto dalam berbagai media menceritakan riwayat hidupnya dalam dunia intelejen dengan gamblang, sekalipun sudah mengaku menjadi mantan sejak tahun 1970 akan tetapi beberapa sumber menerangkan bahwa Soeripto tetap mangkal di kantor BAKIN yang lama karena mengikut dan tetap bersama Roedjito. Menurut beberapa teman dekatnya Soeripto juga tak segan-segan nekad mengklaim mewakili KADIN ketika berkunjung ke China agardapat sambutan dan fasilitas istimewa dari pemerintah China.
Harokah Ikhwanul Muslimin atau Harakah Tarbiyah. Dalam perkembangan pergerakan Islam di Indonesia, pada tahun 1984muncul kubu Helmi Aminuddin bin Danu Muhammad Hasan. Helmi Aminuddin-sekarang jadi ketua majlis syura PKS- pernah menjadi Menlu NII komando Adah Djaelani. Pernah ditangkap oleh Kopkamtib pada tahun 1980 dan sempat ditahan pihak militer selama kurang lebih 3 tahun namun kemudian dilepaskan dari Rumah Tahanan Militer Cimanggis tanpa melalui persidangan pada tahun 1984.

Selanjutnya Helmi Aminuddin menyatakan keluar dari struktur maupunajaran NII komando Adah Djaelani, kemudian ditampung dan dipeliharaoleh mantan tokoh Bakin (Soeripto). Soeripto menjadi sponsorsekaligus promotor dan bertindak sebagai pemberi tugas kepada HelmiAminuddin antara lain untuk mengadopsi ajaran dan manhaj sertaberhubungan langsung secara organisasional dengan gerakan IkhwanulMuslimin faksi Qiyadah Syaikh Sa'id Hawwa di Timur Tengah sekitartahun 1985. Maka pergilah Helmi Aminuddin ke Timur Tengah untukmengadopsi gerakan Ikhwan tsb sekalipun alasan kepergiannya kesanaHelmi mengatakan untuk menyelesaikan studinya yang belum rampung.
Sepulangnya dari Timur Tengah Helmi Aminuddin mulai mengibarkan bendera gerakan IM-Ikhwanul Muslimin di Indonesia serayamelakukan klaim sebagai representasi gerakan Islam kaffah, universaldan menafikan seluruh gerakan Islam lain yg bersifat lokal diIndonesia. Pada tahun 1991 Helmi Aminuddin diangkat sebagai Mursyidatau elite komando organisasi gerakan Ikhwanul Muslimin untuk kawasan Asia Tenggara. Eksistensi gerakan ini cepat berkembangsecara signifikan khususnya di kawasan Ibu kota DKI Jakarta. Tetapi awal awal tahun 1998 nama Helmi Aminuddin tiba-tiba raib dariblantika gerakan Tarbiyah Ikhwanul Muslimin yang bermarkas diYayasan Al-Hikmah di kawasan Jl.Bangka Jakarta Selatan, juga diYayasan Iqra' di kawasan Pondok Gede Jakarta Timur sebagai basissentral pemukiman elite mereka, serta Yayasan Nurul Fikri di kawasan Depok. Bahkan Helmi sempat diisukan dipecat atau dima'zulkan kehabitat lamanya (NII), ada juga isu yang menyebut Helmi telah bergabung ke kelompok Syi'ah.

Akan tetapi pada kenyataanya Helmi Aminuddin bin Danu Muhammad Hasansebenarnya tetap menjadi orang nomor satu dan terpenting dalamkelompok gerakan Tarbiyah Ikhwanul Muslimin ini, hanya mungkin dimasa kini keberadaan namanya dirasa perlu untuk sementara waktusecara resmi ditarik dari peredaran gerakan Ikwan, bahkan nama HelmiAminuddin (tadinya) tidak diakui keberadaanya oleh para elite dan komunitasPKS (Partai Keadilan Sejahtera) yang ada sekarang. Mungkin inilahcara mereka menyembunyikan struktur (Siriyyatu Tandzhim) pergerakanIkhwanul Muslimin di Indonesia.

Kini Helmi Aminuddin mengkonsentrasikan diri secara khusus mengelolapesantren dan Islamic village di kawasan Cinangka Banten ataskucuran dana diantaranya sebagaian dari Bimantara, dari Timur Tengahserta dari Soeripto sebagai akses dana Orde Baru Cendana. HelmiAminuddin memanage / mengendalikan gerakan Ikhwanul MusliminIndonesia dari balik layar. Pada tahun 1998 berkat dibidani tangandingin Soeripto mantan Bakin tsb gerakan Tarbiyyah Ikhwanul MusliminIndonesia berhasil ikut partisipasi merayakan pesta demokrasi denganmenjadi salah satu kontestan. Saat itu gerakan Tarbiyah IkhwanulMuslimin Indonesia merubah manhajnya dan berubah bentuk menjadiPartai Keadilan (PK) dan kemudian bermetamorfosis lagi menjadi PKS(Partai Keadlian Sejahtera). Meskipun terbentuknya PKS ini

HILMI AMINUDIN
menuaipro dan kontra ditubuh gerakan Ikhwan, tetapi melalui MusyawarahSyuro mereka perubahan menjadi partai PK saat itu mendapat mayoritassuara, sehingga secara resmi gerakan Ikwan telah berubah menjadipartai (Partai Keadilan).
Di tahun 1987 - 1988 aparat intelejen memang sedang getol menggarapdengan serius dengan memberi peluang bagi lahirnya dua kubu kekuatandakwah yang mengatasnamakan Islam namun secara subtansi salingbertentangan, yang pertama adalah kekuatan dakwah Islam IkhwanulMuslimin Mesir di bawah sponsor dan control tokoh Bakin Soeripto.Sedang yang kedua adalah kekuatan dakwah beraliran NII KW IX AbuToto yang sesat dan bermisi merusak Islam umumnya dan khususnyamelemahkan NII yang sebenarnya, yaitu yg menjadi musuh nomor wahidNKRI.
PKS sebagai metamorfosis dari gerakan Ikhwanul Muslimin Indonesiasecara resmi berdasarkan konstitusi Pancasila dan UUD '45walaupun asas partainya Islam.
Dalam hal ini Soeripto tetap tidak bersedia menjawab soal hubungandan kedekatannya dengan Danu Muhammad Hasan di awal Orde Baru maupundengan sang putra Danu, yaitu Helmi Aminuddin yang disebutnyasebagai ustadz muda (mursyid Ikhwanul Muslimin Asia Tenggara) yangdimulai tahun 1984 selama beberapa tahun di rumah Mas Ton ( HartonoMardjono) hingga akhirnya berubah menjadi Partai Keadilan di tahun1999 dan pada tahun 2003 menjadi Partai Keadilan Sejahtera. Soeriptosebagai kader BAKIN oleh komunitas Ikhwanul Muslimin Indonesiasangat diyakini telah bersih / tobat dan berhasil dibina dandimanfaatkan oleh elite Ikhwan. Padahal siapa yang dimanfaatkan dansiapa yang memanfaatkan menjadi tidak jelas. Harap diingat bahwadunia intelejen tidak mengenal apa yang diistilahkan dengan pensiun,demikian halnya Soeripto, masih belum terbukti pemihakannya terhadapIslam sebagai sebuah kontra RI.

Berita diatas pernah diklarifikasi oleh para tokoh dan pengurus PKSsecara apologi diplomatis yg dialamatkan ke Majalah Dewan Rakyatmelalui Majalah SAKSI. Padahal akurasi data dan informasi tentangberita diatas sebenarnya bias dikonfirmasikan kepada sekitar 15tokoh yg salah satu diantaranya sudah almarhum, yaitu Bung HartonoMardjono(mantan tokoh DDII, tokoh PBB versi awal).
Tulisan diatas bukan sebagai fitnah, tetapi sebagai bahan renungandan penyelidikan bagi setiap muslim dan muslimah yg dengan ikhlasberjuang dalam Islam akan tetapi masih buta hebatnya serta rumitnyadunia intelejen musuh. Saya yakin para ikhwan di PKS banyak ygikhlash berjuang, tapi keikhlasan tsb sangat disayangkan kalaudimanfaatkan atau dibiaskan musuh. Beberapa ikhwan di PKS pernahbilang kalau sampai tingkat DPC keberadaan ikhwan diragukan, dalamarti sudah banyak intel disana. Namun yang harus diwaspadai bahwaintel itu justeru menyusup lewat atas, langsung menempel kalanganelite atau atasan sehingga bisa mempengaruhi kebijakan-kebijakan /langkah-langkah perjuangan. Sebagai contoh dikalangan ikhwan PKSsudah sangat kental dikenal dan difahami kalau dalam dunia politiksekarang adalah kondisi yg pada jaman Rosulullah tidak dialami,sehingga dengan bermetamorfosisnya Tarbiyah IM menjadi Parpol adalahsuatu ijtihad yg tidak melanggar syar'I dan meminimalisirpertumpahan darah. Tapi bisa jadi itulah salah satu pengaruhkebijakan intel untuk menumpulkan ghiroh dan membelokkan cita-citaperjuangan Islam secara perlahan. Tapi jangan salah menilai bahwaperjuangan Islam itu harus radikal dan membabi buta, itu salah !!!akan tetapi belajarlah dan pelajarilah sejarah .
Wallohi a'lam bi shawab.
Yang benarnya dari Allah dan kesalahan semata-mata datang dari kelemahan saya.
Wassalaamu'alaikum wr.wb.
Some one.
Sumber: www.wanita-muslimah.com groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages

Senin, 18 Januari 2010

Kedlaliman Dalam Penulisan Sejarah Islam

Oleh Y. Herman Ibrahim

SAYA harus minta maaf kepada ilmuwan sejarah untuk mengatakan bahwa sejarah adalah ilmu yang paling tidak ilmiah. Argumen saya adalah bahwa sesuatu dikatakan ilmiah pertama-tama harus objektif. Kedua, proses dan hasilnya harus terukur secara kuantitatif ataupun kualitatif. Ketiga, kebenarannya dapat dibuktikan secara empiris atau paling tidak secara laboratoris. Sejarah menjadi tidak objektif karena sejarah ditulis oleh penguasa dan disebarluaskan lewat kekuasaannya itu. Ukuran kebenarannya paling-paling hanya pada “waktu terjadinya peristiwa” bukan pada substansi. Juga ada kesulitan dalam menguji kebenaran sejarah secara empiris maupun laboratoris karena metodologinya sarat kepentingan kekuasaan.

Dalam penulisan sejarah nasional yang paling dirugikan dan dizalimi adalah Islam. Nyaris semua produk sejarah Indonesia yang diajarkan kepada anak sekolah sejak SD sampai perguruan tinggi adalah sejarah yang anti dan menegasikan Islam. Para pemuda kita dibutakan atas sejarah masa lalu dari kebesaran Islam. Para ilmuwan sejarah pun bisu atau membisukan diri atas penulisan sejarah yang tidak berpihak kepada kebenaran. Determinasi kekuasaan sejak zaman penjajahan Belanda sampai pemerintahan sendiri sangat kuat, tetapi mereka paranoid terhadap Islam.

Tengok kisah kebohongan sejarah ihwal pertemuan Kartosoewiryo dengan Westerling di Gedung Pakuan Bandung. Kisah ini sangat keji karena sumber sejarahnya adalah pengadilan sandiwara atas kasus Schmidt dan Jungschlaeger. Hal ini ditulis ulang oleh Her Suganda di Pikiran Rakyat (5/2). Tentu saja Her Suganda mengambil dari sumber resmi yang dalam hal ini dibuat penguasa pada saat itu. Haris bin Suhaemi yang dijadikan saksi dan dikutip kesaksiannya dalam tulisan itu digambarkan sebagai orang yang dekat dengan Imam Negara Islam Indonesia (NII), S.M. Kartosoewiryo as syahid. Padahal, nama Haris bin Suhaemi tidak dikenal di kalangan pimpinan tinggi maupun menengah NII.

Di pengadilan dia membual pernah menyaksikan pertemuan antara S.M. Kartosoewiryo dan wali negara Pasundan R.A.A. Wiranatakusumah dan bekas kapten Westerling. Dia juga berkisah melihat kapal selam menurunkan perlengkapan perang, senjata, dan munisi, serta droping dari pesawat terbang asing untuk melengkapi mesin perang DI/TII. Anehnya, di tulisan Her Suganda dikatakan bahwa Kartosoewiryo gagal melaksanakan ambisinya karena lemahnya persenjataan dan kesulitan komunikasi. Menurut Her Suganda, Kartosoewiryo hanya bisa mengacau di daerah Sukaraja dan Cikalong, Tasikmalaya Selatan.

Kebohongan dan fitnah yang dilansir oleh saksi lain di pengadilan tersebut sangat memojokkan perjuangan Islam NII. Meskipun demikian, harus diakui bahwa NII memang mengalami fragmentasi yakni NII pro-Proklamasi 17 Agustus 1945 pimpinan H. Zainal Abidin dan Ajengan Patah, NII pro-Belanda yang dipimpin Sultan Hamid II yang bersekutu dengan Westerling, serta NII pimpinan S.M. Kartosoewiryo yang menajiskan berhubungan dengan kaum kafir. Dalam pernyataan bantahan yang dilansir oleh Komandemen Tertinggi Angkatan Perang NII No. IX/7/1955, dinyatakan bahwa usaha merangkaikan dan mencampuradukkan (samansmelten) perjuangan Islam NII dengan gerakan subversif yang dilakukan oleh Westerling dan sekelompok orang Indonesia adalah sangat absurd dan sama sekali tidak mengandung kebenaran sedikit pun. Bantahan ini tidak memperoleh tempat di media karena bias kekuasaan.

Rakyat Indonesia selalu dicekoki tuduhan seakan-akan gerakan Islam identik dengan pemberontakan. Kehadiran dan deklarasi NII sebenarnya tidak berada pada posisi ada negara di dalam negara karena Republik Indonesia berdasarkan Perjanjian Renville hanya berada di Yogyakarta dan sekitarnya. Lebih tepat dikatakan kehadiran NII adalah sebuah negara dengan negara yang sejajar jika disandingkan dengan RI. Lain halnya dengan negara Pasundan yang benar-benar merupakan produk Belanda. Orang-orang nasionalis bisa tidak sependapat dalam perkara ini, tetapi kebenaran sejarah tidak bisa ditutupi terus-menerus.

Menurut Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi, M.A., M.Phil., sejarah Islam perlu dipaparkan dengan jujur dan diinternalisasi terus-menerus untuk membangun semangat perjuangan dan peradaban. Orang Yahudi sangat berkepentingan memalsukan sejarah Islam karena mereka paham bahwa sejarah bisa menjadi sumber inspirasi yang tiada habisnya bagi kemajuan umat manusia. Dengan segala cara mereka melakukan manipulasi sejarah seakan-akan sumbangan Barat terhadap peradaban manusia lebih hebat daripada Islam. Banyak contoh, betapa sejarah Islam bukan saja ditutup-tutupi, tetapi dikisahkan dalam bentuk kekalahan dan ketertinggalan.

Pembodohan bisa direkayasa lewat sejarah. Lihat sejarah Islam Nusantara yang tidak pernah sungguh-sungguh menggambarkan kejayaan Samudera Pasai, Ternate, dan Tidore serta pengislaman Papua oleh Kerajaan Islam Bacan. Anehnya, yang selalu dibanggakan adalah kisah kejayaan Majapahit dan Sriwijaya yang konon bisa mempersatukan nusantara. Para ulama yang oleh pujangga Mataram Ronggowarsito pada abad XIX disebut Walisongo sebenarnya adalah penyebar dan penegak syariat Islam lewat kekuasaan yang dibangunnya dari mulai Giri, Demak, dan Cirebon. Di masa Mataram yang telah meramu Islam dengan sinkretisme, para ulama tersebut dimistifikasi sebagai tokoh-tokoh keramat dan digjaya tetapi pada saat yang sama direduksi menjadi para pengembang ajaran tasawuf.

Krisis sejarah berikutnya adalah pengaburan Kebangkitan Nasional yang dimanipulasi seakan-akan berawal dari berdirinya paguyuban Boedi Oetomo. Bandingkan dengan Syarikat Dagang Islam (SDI) yang didirikan 25 tahun lebih tua daripada Boedi Oetomo. Organisasi ini menjelma menjadi Syarikat Islam yang terbuka untuk seluruh rakyat Indonesia dari segala lapisan yang mayoritas beragama Islam. Faktanya, pendiri Syarikat Islam H.O.S. Cokroaminoto dan murid-muridnya adalah kaum pergerakan yang menjadi pejuang politik dan militer.

Hizbullah adalah laskar Islam yang menjadi inti peristiwa heroik 10 November di Surabaya. Di Jawa Tengah tatkala TNI di bawah pimpinan Soedirman mengalahkan sekutu sebenarnya terdiri atas elemen-elemen tentara Islam. Peristiwa yang dikenal Palagan Ambarawa 15 Desember 1945 dan dijadikan Hari Kartika Eka Paksi (hari TNI AD) itu sama sekali tidak mengisahkan keterlibatan laskar santri. Menjadi catatan penting bahwa pemberontakan PKI Madiun lebih banyak dihancurkan oleh Hizbullah, namun yang ditonjolkan dalam sejarah adalah prestasi Divisi Siliwangi.

Akhirnya di hari-hari kehidupan bangsa yang konon telah merdeka selama 63 tahun ini, umat Islam selalu terpinggirkan. Bangsa ini memilih pendidikan sekuler dan mengikuti strategi Yahudi yang memisahkan agama dengan politik. Mayoritas umat Islam terbawa arus pemikiran yang menolak nilai-nilai agama menjadi sumber hukum positif. Sekarang dengan kecanggihan media yang dikontrol asing, perlawanan Islam politik pada tingkat tertentu dikategorikan sebagai tindak terorisme. Hasbunallah wa nimal wakil. Amin. ***

Penulis, pengamat politik dan militer.
Sumber: Koran PR/Opini/18 Februari 2009

Selasa, 12 Januari 2010

Kaleideskop Dunia Islam 2009 : Objek Imperialisme Barat

Kaleideskop Dunia Islam 2009 : Objek Imperialisme Barat

Quantcast

Tidak ada perubahan berarti nasib dunia Islam pada tahun 2009. Tanpa Khilafah , Dunia Islam masih menjadi objek kebijakan imperialisme negara-negara Barat dan sekutunya.

Ideologi Kapitalisme yang diemban oleh negara secara konsisten menjadikan penjajahan sebagai metode baku politik luar negeri mereka. Dunia Islam yang memiliki potensi politik dan ekonomi yang luar biasa menjadi objek penjajahan dunia Barat. Beberapa isu hangat yang mencerminkan itu antara lain:

Derita Irak, Afghanistan, Khasmir, India, dan Bosnia

Irak dan Afghanistan merupakan dua negara yang secara fisik langsung dijajah oleh AS dengan pendudukan militer. Di samping menghancurkan bangunan fisik di dua negeri ini dengan pemboman yang membabi buta, korban rakyat sipil pun berjatuhan. Di Irak hingga kini sekitar satu juta orang terbunuh. Ribuan orang terbunuh di Afghanistan.

Di Afghanistan serangan terhadap rakyat sipil berulang terjadi. Seperti biasa AS mengklaim mereka menyerang al Qaidah, meskipun banyak di antara korban adalah para wanita dan anak-anak. Pada awal Desember 2009, 13 warga sipil tewas provinsi Lagham terbunuh dalam serangan oleh NATO.

Janji Obama untuk membuka babak baru hubungan Islam dan AS yang saling menguntungkan kembali terbukti omong kosong. BBC online (30/11) melaporkan Presiden Obama mengirim tambahan pasukan 30 ribu personel ke Afghanistan.

Masih pada November, empat orang warga sipil meninggal akibat serangan rudal yang dilakukan oleh pesawat mata-mata tak berawak, yang diyakini pesawat itu milik Amerika. Serangan rudal itu menimpa rumah seorang pemimpin suku di utara Waziristan.Sumber tersebut mengatakan bahwa serangan yang terjadi di daerah Newark itu juga melukai empat orang lainnya.

Pada bulan September (4/9) lebih dari seratus orang, sebagian besar warga sipil, dilaporkan tewas dan sejumlah lainnya terluka setelah pesawat-pesawat tempur pimpinan AS menyerang tanker bahan bakar di wilayah utara Afghanistan. Gubernur Provinsi Kunduz, Mohammad Omar, mengkhawatirkan jumlah korban tewas bisa mencapai 90 orang.

Serangan tidak hanya terjadi di Afghanistan, daerah perbatasan Afghanistan-Pakistan pun menjadi sasaran pembantaian masal AS dan sekutunya. Pada bulan Agustus enam orang tewas dalam serangan pesawat tanpa awak milik AS di wilayah Suku Waziristan selatan di Pakistan barat-laut, yang berbatasan dengan Afghanistan, demikian laporan stasiun televisi Kamis(6/8). Menurut saluran TV swasta Express News, pesawat tanpa awak itu menembakkan dua rudal ke satu rumah di Desa Kani Kuram di Waziristan selatan, menewaskan enam orang dan melukai sembilan orang lagi, sementara stasiun TV Geo News menyatakan serangan tersebut telah menewaskan delapan orang.

Negara teroris Amerika Serikat kembali membunuh rakyat sipil Afghanistan di pertengahan 2009. Kali ini yang menjadi korbannya adalah petani. Seperti yang dilaporkan Republika online (06/08), serangan udara yang dilancarkan pasukan Barat di Afghanistan Selatan menewaskan lima petani. Demikian diungkapkan seorang kepala kepolisian lokal. Para petani tersebut tengah memuat hasil panen mereka, mentimun, ke dalam sebuah taksi.

Di bulan Mei AS menyerang warga sipil. Sedikitnya 97 warga sipil tewas. Kebanyakan anak-anak. Menurut Komisi Hak Asasi Independen Afghanistan, AIHRC, seperti dilansir situs straittimes, Rabu (27/5/2009), peristiwa penembakan terjadi pada 4-5 Mei lalu yang terjadi di barat daya Provinsi Farah. Selain menewaskan korban sipil, tak sedikit juga pasukan militer Afghanistan menjadi korban keganasan pasukan militer AS. Pemerintah Afghanistan menyebutkan, sekitar 140 warga sipil tewas.

Rakyat Afghanistan pun bangkit untuk menentang penjajahan AS dan sekutunya. Sekitar seribu warga Afghanistan, mayoritas para mahasiswa menunjukkan kemarahannya terhadap AS dengan membakar “orang-orangan” berbentuk Presiden AS Barack Obama. Rakyat bersama para mahasiswa Afghanistan itu turun ke jalan-jalan dan melakukan aksi long march di Kabul-ibukota Afghanistan hari Minggu (25/10) setelah mendengar kabar bahwa tentara-tentara AS membakar kitab suci Alquran. Para demonstran membakar sebuah “boneka” berbentuk Presiden AS Barack Obama, sambil meneriakkan pernyataan “Mati Kau Amerika, Hancurkan Israel !”, “Tolak demokrasi. Yang kami inginkan hanya Islam !”.

Tidak hanya Afghanistan dan Irak, darah umat Islam juga tertumpah karena tiada yang melindungi umat ini sejak runtuhnya Khilafah Islam. Sebuah kelompok hak asasi manusia di Kashmir menyatakan, Rabu (2/12), mereka telah menemukan sekitar 1.700 kuburan tanpa nama yang terkait dengan pembantaian di wilayah itu dan mendesak pihak berwenang melakukan penyelidikan. Kuburan-kuburan itu ditemukan di 55 desa dekat Garis Pengawasan, yang memisahkan wilayah-wilayah Kashmir antara India dan Pakistan, kata kelompok Pengadilan Rakyat Internasional mengenai Hak Asasi Manusia dan Keadilan di Kashmir India (IPTK). Pembantaian atas Muslim Kashmir oleh ekstrimis India mulai terjadi sejak tahun 1947, lebih dari 70.000 syahid.

Sementara di India, kaum nasionalis Hindu yang merupakan kunci pemerintahan dan para tokoh oposisi pemerintah mengatur penghancuran Masjid Babri yang bersejarah pada tahun 1992 menurut sebuah investigasi yang berlangsung selama 17 tahun di India. Mantan Perdana Menteri Atal Bihari Vajpayee menjadi bagian dari “perencanaan cermat” penghancuran masjid yang dibangun pada abad ke-16 tersebut menurut bocoran dari investigasi yang diterbitkan oleh harian Indian Express pada hari Ahad (23/11). Pembongkaran Masjid Babri tersebut memicu kekerasan antara umat Hindu dengan umat Muslim yang terburuk. Hampir 2.000 lebih orang yang sebagian besar umat Islam meninggal akibat kekerasan tersebut

Tidak kalah menyedihkan adalah nasib umat Islam di Bosnia. Ketua Komite Pencarian Orang Hilang di Bosnia dan Herzegovina, Omar Machovic pada kesempatan Hari Orang Hilang Dunia, (30/8) mengungkapkan, lebih dari 30 ribu orang masih hilang di Bosnia dan Herzegovina sejak pecah perang pada awal dekade terakhir. Machovic berkata kepada Kantor Berita Kuwait (KUNA) bahwa jumlah keseluruhan orang yang hilang di semua negara bekas Yugoslavia ini mencapai 40 ribu orang, 80 persen di antaranya adalah kaum Muslim Bosnia.

Sementara itu , umat Islam di Turkistan Timur (versi China Xianjiang) terus ditindak oleh pemerintah Komunis China. Diperkirakan korban jiwa dalam kerusuhan di kota Urumqi, China, antara Muslim dengan suku Han China mencapai 600 hingga 800 orang tewa, kata Wakil Presiden Kongres Uighur Dunia, Asgar Can, Rabu (8/07).

Pihak berwenang Cina di Provinsi Xinjiang telah mengeluarkan pengumuman bahwa setiap warga atau pekerja Uighur apabila ditemukan tidak makan siang selama bulan Ramadhan bisa kehilangan pekerjaan mereka. Ini adalah bagian dari kampanye pemerintah daerah di Xinjiang, tempat kelompok Muslim Uighur, untuk memaksa orang-orang Uighur untuk tidak melakukan ritual keagamaan mereka selama bulan puasa Ramadan.

Dukungan Barat terhadap Negara Zionis Israel

Kebijakan imperialisme AS juga ditunjukkan dengan dukungan yang membabi-buta negara itu terhadap tindakan keji Israel. Ketika terjadi agresi Israel ke Gaza (yang berakhir pada Januari 2009) Obama tidak memberikan reaksi apa-apa. Tak keluar dari mulutnya meski hanya sebuah kata untuk menunjukkan rasa simpati kepada para korban apalagi mengutuk Israel.

Bagi Obama seolah-olah di sana tidak terjadi apa-apa. Padahal ada lebih 1.300 orang meninggal dunia dalam hitungan hari. Kawasan Gaza juga hancur porak-poranda. Obama malah berkata: “Amerika berpegang teguh pada keamanan Israel. Dan kita akan terus mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri melawan ancaman yang sah.” Inikah yang disebut mutual respect?

Pengkhianatan Penguasa Negeri Islam

Hari ke-19 serangan brutal Israel ke Gaza, lebih dari 1.001 meninggal sebagai syuhada, 4.600 terluka, lebih dari 350 korban adalah anak-anak dan 80 wanita (Aljazeera; 14/01/2008). Korban terus berjatuhan, tapi para penguasa Arab pengkhianat masih sibuk membahas solusi melalui KTT Doha, KTT Kuwait, KTT Riyad dan beberapa KTT lagi. Padahal solusinya sudah jelas dan mereka sudah tahu. Tidak perlu KTT. Kirim tentara, buka pinta Rafah untuk jihad fi sabilillah menghancurkan Israel. Itulah perintah Islam. Jika tidak mereka semuanya adalah pengecut dan pengkhianat.

Surat kabar Israel “Haaretz” mengatakan Rabu (9/12) bahwa Mesir telah memulai pembangunan tembok baja yang besar di sepanjang perbatasan dengan Gaza, untuk menghentikan terowongan penyelundupan di wilayah ini. Surat kabar tersebut mengutip dari beberapa sumber Mesir yang mengatakan bahwa panjang tembok itu antara sembilan sampai sepuluh kilometer di kedalaman berkisar antara 20 hingga 30 meter di bawah tanah, sehingga sulit membuat lubang, sekalipun memakai alat pelebur.

Alih-alih menyatakan perang dengan Israel dan memutuskan hubungan dengan AS yang menjajah negeri Islam, penguasa negeri Islam malah bekerja sama dengan dua negara itu. Situs www.alokab.com mengutip dari surat kabar Israel Haaretz (Selasa 10/11) yang mengungkap adanya kerja sama rahasia militer Israel dan Yordania. Tujuan kerja sama militer ini melatih operasi penyelamatan di daerah Beit Ciin. Kerja sama militer seperti ini telah sering berlangsung dalam kategori kerja sama militer yang sangat rahasia.

Angkatan Laut dan Udara Turki, Israel dan Amerika Serikat mengadakan latihan militer gabungan di Mediterania. Latihan gabungan ini diberi nama dengan “Reliant Mermaid X”. Latihan tersebut berlangsung 17-21 Agustus dengan tujuan untuk praktek koordinasi pencarian darurat dan operasi penyelamatan.

Pada April 2009, Presiden AS Barack Obama dan Raja Arab Saudi Abdullah membahas kerja sama mengenai cara mengatasi krisis ekonomi global dan upaya bersama memerangi terorisme, dalam pembicaraan langsung pertama mereka di sela pertemuan puncak G20, demikian Gedung Putih. Obama kembali menyampaikan dukungannya pada gagasan Arab Saudi bagi penciptaan perdamaian Arab-Israel yang hampir macet sejak proses itu diluncurkan pada 2002. “Para pemimpin itu menyampaikan kembali hubungan kuat dan lama di antara kedua negara tersebut,” kata Gedung Putih dalam satu pernyataan.

Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat sepakat memperbaharui komitmen dan meningkatkan hubungan kedua negara ke tahap yang lebih tinggi dan kerja sama di segala bidang termasuk perang melawan terorisme. Demikian dikemukakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Hotel Shangri-La, Singapura, Ahad (15/11), seusai melakukan pertemuan dengan Presiden AS Barack Obama.

Intervensi Barat dan Politik Adu Domba di Yaman, Sudan, Pakistan, dan Somalia.

Intervensi dan adu domba menjadi ciri utama dari kebijakan imperialisme Barat. Di Pakistan, AS mendorong pemerintah Pakistan untuk memerangi mujahidin Taliban. AS menggunakan tentara Pakistan untuk memerangi Taliban. Pengkondisian pun dilakukan dengan melakukan melakukan pemboman di markas tentara atau polisi Pakistan yang kemudian dituduhkan kepada Taliban. Rakyat sipil pun dikorbankan dengan pembomanan di tempat-tempat umum, lagi-lagi yang disalahkan adalah Taliban. Hal ini kemudian memicu konflik horizontal di Pakistan, antara sesama umat Islam dan antara tentara Pakistan dengan Taliban.

Hizbut Tahrir wilayah Pakistan, pada 25/11/2009 mengadakan demontrasi di Islamabad, di luar Club Wartawan, mengkritik kezaliman para penguasa yang menjadi antek dan hanya melayani kepentingan Amerika. Para demonstran mengecam keterlibatan pemerintah serta sikapnya yang membiarkan Amerika melaksanakan operasi pemboman di negeri ini, dengan menggunakan perusahaan mereka sendiri, seperti perusahaan Blackwater. Para demonstran menuntut diakhirinya keberadaan Amerika dan mengakhiri perang, “fitnah” di Waziristan dengan cara mendirikan negara Khilafah yang akan memobolisasi pasukan untuk menyapu bersih Tentara Salib.

Perang melawan terorisme pimpinan Amerika memasuki fase baru pada bulan Desember 2009 ketika aksi militer dialihkan dari Afghanistan ke Yaman. Amerika Serikat meluncurkan rudal-rudal jelajah yang dilakukan dengan bantuan pasukan pemerintah Yaman, dengan menggunakan tank-tank, helikopter-helikopter dan artileri yang menyerbu desa-desa di pegunungan yang diduga menyembunyikan jaringan Al-Qaeda Osama bin Laden.

Tampaknya serangan-serangan yang dilakukan Amerika di Yaman sesuai dalam tujuan-tujuan Amerika untuk mengontrol Teluk Aden setelah mereka gagal mengalahkan rezim Somalia dan dikarenakan kepentingan-kepentingan strategis umum Amerika di Afrika. Sebagaimana ketidakmampuan pemerintah Sudan untuk menangani apa yang awalnya adalah perbedaan-perbedaan kesukuan di negeri mereka maka Amerika kemudian campur tangan dan kemudian menggunakan konflik itu untuk mencapai tujuan pengendalian kekayaan minyak Sudan. Tampaknya Amerika menggunakan ketidakmampuan rezim Yaman untuk menangani masalah-masalah dalam negeri untuk ikut campur dalam urusan negeri itu dan kemudian berada secara permanen di perairan strategis di Aden.

Standar Ganda Penegakan HAM : Penjara Guantanamo, Abu Ghuraib dan Penjara Rahasia

Obama telah berjanji menutup Penjara Guantanamo. Tapi terbukti hingga saat ini penjara Guantanamo masih belum ditutup. Obama malah menyatakan banyak kendala untuk menutup penjara yang mengerikan ini. Banyak yang berharap penyiksaan pengadilan militer dihentikan. Namun, tahanan Guantanamo tetap dipenjarakan, dipindah ke tempat lain. Dia juga memutuskan melanjutkan pengadilan militer yang kontroversial. Meskipun dia telah membuat banyak retorika bahwa CIA telah dilarang melakukan penyiksaan, Obama memutuskan tidak menuntut siapapun yang telah melakukan penyiksaan di masa lampau dan tidak terikat dengan aturan bukti-bukti penyiksaan di tempat lain.

Pada bulan Agustus, media juga mengungkap kekejian yang dilakukan oleh CIA. Badan intelijen ini menggunakan beberapa teknik interogasi “tidak berperikemanusiaan” yang digunakan oleh CIA terhadap tahanan dalam kampanye War on Teror pada zaman mantan Presiden George W Bush. Dokumen rahasia yang dipublikasikan, menunjukkan penyidik CIA mengancam akan membunuh anak-anak seorang tahanan dan memaksa orang yang dicurigai sebagai teroris untuk melihat ibunya diperkosa di depannya.

Dukungan Barat terhadap Rezim Represif Negeri Islam

Sikap hipokrit kebijakan luar negeri Barat tampak dari dukungan mereka terhadap pemerintah otoriter di negeri Islam seperti Mesir, Suriah, Saudi Arabia dan Uzbekistan. Di satu sisi bicara HAM, sisi lain malah mendukung rezim yang dikenal berperilaku kejam terhadap rakyatnya. Presiden Obama tetap juga mendukung penguasa tiran dan kriminal di negeri-negeri Islam sebagaimana pendahulunya.

Dalam wawancara dengan BBC, Obama menggambarkan Mubarak – Raja Firaun Mesir yang menyiksa dan mendzalimi penentang-penentangnya- dengan mengatakan: “Mubarak merupakan koalisi pendukung yang kuat bagi Amerika Serikat…. Dia telah menjadi kekuatan untuk menjaga stabilitas dan memberikan kebaikan di kawasan Timur Tengah“. Obama juga memuji Mubarak yang konsisten mendukung perdamaian dengan Israel termasuk memblokade rakyat Gaza untuk mendapat bantuan dan dana kemanusiaan.

Menguatnya Islamophobia di Barat

Lebih 57 persen rakyat Swiss, lewat referendum Minggu (29/11) memilih untuk melarang pembangunan menara-menara masjid. Negara itu dengan terang-terangan telah bergabung dengan gelombang sentimen anti-Islam yang semakin menyebar ke seluruh Eropa. Perancis melarang hijab (jilbab), Perdana Menteri Italia Berlusconi menuduh Islam adalah peradaban yang rendah, sementara Menlu Inggris Jack Straw menyerang niqab (cadar), dan seterusnya.

Apa yang terjadi di Barat bukanlah sekadar pelarangan menara atau jilbab, tapi sebuah bentuk nyata dari pertarungan peradaban (clash of civilization). Hal ini tampak nyata dari alasan-alasan yang dikemukan oleh pihak-pihak yang menolak menara masjid. Yang mereka tolak adalah ajaran Islam yang memang merupakan sebuah ideologi dengan sistem hukum yang didasarkan pada akidah Islam. Pendukung pelarangan menara itu menyebut pembangunan menara akan mencerminkan pertumbuhan sebuah ideologi dan sistem hukum yang tidak sejalan dengan demokrasi Swiss.

Walhasil nasib umat Islam tidak akan berubah selama umat tidak memiliki Khilafah Islam yang akan menerapkan syariah Islam. Khilafah adalah pemersatu dan pelindung umat dari penjajahan Barat. Khilafah juga akan membebaskan umat dari seluruh persoalan kehidupan mereka dengan menerapkan syariah Islam dalam segala aspek. Karena itu, perjuangan penegakan Khilafah semakin relevan dan penting untuk membangkitkan umat menuju masa depan yang lebih baik. (Farid Wadjdi)

Selasa, 05 Januari 2010

Pelecehan Terhadap Al-Qur’an Marak Kembali Di Amerika Serikat

Pelecehan Terhadap Al-Qur’an Marak Kembali Di Amerika Serikat

VOX POPULI, VOX DEI

Kalo temen-temen berharap artikel ini adalah sebuah artikel belajar bahasa Perancis keluarannya KBA STAN untuk pemula, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya! Teman-teman harus kecewa berat! Emang, agak sulit nyari istilah ini! Penginnya sih dikit gaya, pake judul dengan bahasanya Mas Zidin yang pemain bola terkenal itu. Eh, ngga taunya malah mumet sendiri di depan kamus. Tak mengapa-lah, sebulan empat kata ntar lama-lama khan jadi....lupa!$#! Tapi eit, tunggu dulu! Sebenarnya makhluk apaan sih Si vox populi vox dei ini?

Vox populi, vox dei hanyalah sebuah jargon dari konsep bikinannya orang-orang Yunani kuno (abad 6 sampe abad 3 SM). Entah dapet ilham dari Zeus atau dewa yang lain, ditengah kekunoannya itu muncul dua kata sakral yang disinari cahaya harapan (cia’ilee..). Demos dulu ama Mak Lampir diartiin rakyat, dan Krotos-nya diartiin kekuasaan. Konon dari kata demos itulah, Mak Lampir namain anaknya yang sekarang sering kita liat di acara macem Dunia Lain atawa Percaya Ngga Percaya. Siapa hayoo...?

Seperti amoeba, sistem demokrasi membelah diri menjadi-jadi di tengah sistem yang saat itu dikuasai abis oleh raja-raja dan agamawan Eropa. Namanya juga buatan manusia, ngga sempurna! Ditengah jalan (yah, sekitar tahun 1632-an), muncul tukang yang nyoba mugar sistem ini, biar cocok ama nilai estetik kemanusiaan, katanya! Tersebutlah nama Mbah John Locke dengan Trias Politica-nya yang ditulis di buku Two Treatises on Civil Government. Asal tau aja, ini tulisan kritik buat raja-raja Inggris dan pembenaran Revolusi Gemilang tahun 1688 (The Glorius Revolution of 1688). Acara pugar-memugar dilanjutin ama Pak De Montesquieu (tahun 1748) dengan bukunya L’Esprit des Lois (The Spirit of Laws) yang diilhami sikap arogan Raja Bourbon (diabadikan dalam nama biskuit) di Perancis. Kata sesepuh kita ini, kekuasaan harus dipisah-pisahin untuk ngejaga kebebasan politik n’ kekuasaan kagak boleh terpusat.

Biar umurnya dah bikin lumut-ện, tapi demokrasi baru dapet momentum di jaman Aufklarung Eropa tahun 1650 ampe 1800. Lewat perang pemikiran dan fisik yang panjang, orang Eropa masuk ke masa Pencerahan. Sebuah masa dimana diakhirinya Hak Suci Raja (Divine Right of Kings) dan pemisahan Gereja dari Negara (sekularisme). Emang saat gereja pisah dari negara, orang jadi lebih maju. Tapi kebalikannya, saat mesjid pisah dari negara, orang sedunia ngga yang Islam, ngga yang Noni’, bakalan mundur.., dur..dur!

Secara riil, demokrasi sendiri baru berkembang abad 19, ngga nyampe seabad-lah (coba bandingin dengan Sistem Islam yang udah diterapin ± 12 abad)! Diterapin bentar aja, rusaknya manusia dah ngga’ ketulungan. Bayangin kalo’ diterapin ampe lama, mungkin dunia kiamat gara-gara sistem ini. Liat aja, kapitalisme dengan laissez faire-nya yang katanya kuat untuk naikin libido ekonomi rakyat malah mbuat ekonomi rusak. Teori “Tangan Gaib” Adam Smith yang katanya mbikin pasar jadi seimbang buktinya ngga bisa ngehapus monopoli dan oligopoli perusahaan gede. Sementara, rakyat yang asumsinya bisa menuhin kebutuhan di persaingan bebas, ngga pernah ada buktinya. Cuman yang punya daya saing tinggi yang bisa hidup layak, yang lain...lewat dah! Banyak saudara-saudara kita yang dibiarin mbusuk di bawah kolong jembatan. Sisanya dibiarin mampus di pinggir jalan untuk kemudian diangkut dan dijual ama mafia mayat di Fakultas Kedokteran UI, Unair, dan kampus kedokteran lainnya untuk diedel-edel n’ jeroannya jadi makanan lele yang biasanya dibikinin kolam di deket Lab. Tambah lagi tingkah seks nggilani yang diumbar masyarakat demokratis di negara manapun. Sekedar contoh kalo mo tau, tongkrongin aja kampus ini saban malam minggu terutama di gedung L dan F, hmm... dijamin deh! (Ngga’ ngajarin lo..,ya!)

Demokrasi Dalam Islam

Secara goblok-goblokan, demokrasi diartiin sebagai proses pemilihan yang melibatkan banyak orang untuk mengangkat seorang peminpin. Hal ini ngga sesuai dengan arti awal yang dibuat Mak Lampir berdasar KBBI. Untung sekarang mak Lampir ngga tau kalo buah pikirannya menafsirkan kitab demokrasi disalah tafsirkan. Mak Lampir sibuk shooting sinetron melulu, sih! Katanya temen-temen, pemilu, minta pendapat rakyat, kebebasan pers, ngeluarin pendapat, n’ otoritas pengadilan itu bagian demokrasi yang dasarnya dah ada di Islam. Sungguh mati, ntar kalo Mak Lampir tau n’ marah besar karena pengertiannya disangkut-pautin ama Islam, saya ngga’ tanggung jawab (Emangnya Mak Lapir agamanya apa?). Padahal emang literatur yang mbahas teori politik dan demokrasi karangannya para pakar dunia Buto Ijo ngga pernah ngasih pengertian kayak diatas!

Ini karena Mak lampir dan kroni-kroninya dah kapok ngerasain “Cemeti Ambar Rasuli”, sehingga ngga akan pernah nyambung-nyambungin arti demokrasi ama Islam. Pak Kyai ... (tokoh film Mak Lampir) juga pernah ngutip sabda Rasul bahwa ngga pernah akan bersatu antara yang hak dan yang bathil (Nah, lo!). Pak Kyai ama Tuan Sufi sepakat bahwa teori demokrasi adalah pemerintahan yang meletakkan kedaulatan di tangan rakyat. Saat Pak Kyai ikut kuliah tata negara, beliau ngerti bahwa pimpinan di sistem Demokrasi terikat kontrak sosial untuk ngelaksanain aspirasi rakyat. Pecat, koreksi and kritik semua berdasar asirasi rakyat. Bahkan waktu tuan Sufi liat-liat model baju di Paris, beliau tanya ama tokoh disana tentang demokrasi. Apa jawab tokoh itu? “Vox Populi, Vox Dei “ katanya! Apa artinya yah..? Tuan Sufi pusing tujuh keliling karena yang beliau tau cuman bahasa Arab, Indonesia, ama dikit bahasa isyarat, itupun cuman yang biasa dipake pawang topeng monyet. Terpaksa deh,...buka kamus istilah Perancis! Nih dia...artinya.... “Masyaallah, Vox Populi, Vox Dei artinya suara rakyat adalah suara tuhan “ Tuan Sufi kaget bukan kepalang. Sungguh suatu nilai yang bertentangan dengan keyakinan Tuan Sufi yang muslim ‘banget’.

Meluntir 180 derajat ama demokrasi, pemerintahan Islam nempatin kedaulatan hanya di tangan syariat Islam aja, ngga yang lain! Pimpinannya diangkat ama rakyat lewat proses yang namanya baiat. Tugas pimpinan ya ngatur n’ ngurusin rakyat berdasar syariat Islam. Aktifitas ngoreksi penguasa di pemerintahan Islam beda dengan aktifitas ngoreksi penguasa di sistem demokrasi. Kalo sistem Islam, ngoreksinya berdasar standart hukum Islam (Amar ma’ruf nahyi Munkar). Tapi, kalo sistem demokrasi ngoreksinya pake standart rakyat yang pengennya beda-beda, belum lagi oposisi yang sering inginya bukan ngingetin tapi lebih ingin njatuhin pemerintah yang sah untuk selanjutnya digantiin dengan kroni-kroninya. Yah, jadi rezim baru dong!

Dengan make’ suara mayoritas, putusan bisa diambil! Mboh...yang ngasih suara itu ngerti apa kagak, pokoknya kalo dah suara terbanyak yang menang ya udah..., acaranya bisa jalan! Kalo’ Islam lain dong! Keputusan diambil pake jalan ijtihad ama para mujtahid and pakar dibidangnya, trus diambil pendapat paling kuat, yang paling deket ama kebenaran. Contohnya waktu Perang Badar, Rasullullah Saw cuman ngambil pendapatnya Khubab ibn Mundir ra dan ngga minta pendapat semua legiun Perang Badar. Lain lagi kalo’ urusan teknis kayak milih kepala negara, ketua organisasi, baru pake musyawarah. Yang perlu diinget ama cucunya Adam, demokrasi ama musyawarah ngga punya hubungan. Bukannya karna dah putus hubungan, tapi emang bener-bener ngga punya hubungan ama sekali. Demokrasi itu suatu pandangan hidup yang punya sistem kehidupan tertentu. Trus musyawarah merupakan metode mengambil keputusan.

Nyatanya, demokrasi hakiki cuman gagasan utopis alias muskil bin mustahil. Rakyat bukan pengontrol apalagi pengendali lajunya pemerintahan termasuk milih pimpinannya sendiri. Semua ini cuman jadi kerjaannya elit partai politik yang duduk di lembaga perwakilan rakyat. Lagian, banyak juga putusan pemerintahan yang diambil tanpa ngelibatin parlemen atao lembaga perwakilan rakyat. Sebut aja PM Inggris, Sir Anthony Eden yang menganeksasi terusan Suez tanpa ngasih tau parlemen, dan kisah presiden Amerika lainnya yang notabene ngaku negara paling demokratis!

Demokrasi yang kumpul kebo dengan paham sekulerisme, HAM, feminisme, dan liberalisme melahirkan dari rahimnya macem-macem kesengsaraan buat ummat manusia. Yang bisa dilihat sekarang, demokrasi juga yang punya gawe untuk nyingkirin Islam dari kehidupan. Atas nama demokrasi, mayoritas masyarakat justru ngga pingin hidup dalam syariat Islam. Walhasil, dengan demokrasi kalaupun rakyat pengen Tuhan tersingkir, maka Tuhanpun akan tersingkir karena vox populi, vox dei (suara rakyat adalah suara Tuhan). Maka sebagai muslim yang berserah diri pada Allah SWT, kamu dah tahu kan hukumnya aturan macem demokrasi...??!