I made this widget at MyFlashFetish.com.

Khilafah

Gempita Konferensi Rajab 1432 H

Selasa, 28 Desember 2010

Republik Bola dan Berhala Nasionalisme




Oleh: A. Baedlowi (Alumni Ponpes Al Huda Oro-oro Ombo Madiun)

Kemenangan Tim Garuda atas tim Philipna dalam laga sepakbola piala AFF Suzuki 2010 benar-benar menyihir para bola mania tanah air. Aneka tingkah polah soporter tampak dari atribut, dan dandanan ala hooligan Inggris juga mewarnai euporia kemenanngan tersebut.

Kemenangan tersebut dinyatakan oleh Presiden SBY sebagai bukti bahwa Indonesia bisa mengubah keadaan apabila bersatu dan bersama-sama berjuang dengan tidak saling menyalahkan satu sama lain.

Sepak bola, bagi Presiden, adalah salah satu wahana pemersatu bangsa di tengah dinamika demokrasi yang terkadang memang wajar memunculkan benturan elit politik baik di tingkat daerah maupun pusat. Sedangkan menurut Abu Rizal Bakri, “Sepak bola telah terbukti bisa membangkitkan rasa nasionalisme, membangkitkan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia yang kadang-kadng turun naik,” (Antara).

Bahkan demi kebanggan tersebut keluarga besar Bakrie hari ini memberikan hibah tanah seluas 25 hektar kepada PSSI,” kata Sekjen PSSI Nugraha Besoes saat pertemuan timnas, pengurus PSSI dengan keluarga besar Bakrie di kediaman Aburizal Bakrie di Jakarta, Senin. (Antara). tanah berlokasi di Jonggol Jabar tersebut akan dibangun pusat pelatihan PSSI lengkap dengan prasarananya.

Tempat ini akan menjadi “base camp” PSSI. Andai saja keluarga Bakrie menghadiahkan tanah itu kepada warga korban Lapindo dimana hingga kini PT Minarak Lapindo belum juga mau melunasi kewajibannya yakni ganti rugi tanah yang dituntut oleh warga Siring Sidoarjo.

Sementara Presiden SBY pernah meyakinkan kepada warga Lapindo bahwa keluarga Bakrie pasti melunasinya karena kekayaannya yang melimpah. Tapi mereka sepertinya telah kehabisan air mata dan kehilangan harapan untuk mendapatkan hak-haknya.

SBY agaknya menyadari berbagai ekses proyek demokratisasinya. Dan Sepak Bola tampaknya dipilih sebagai ‘solusi’ untuk mempersatukan rakyat dan elit dari segala bentuk konflik politik. Jadi untuk sementara waktu para elit maupun gras root harus melupakan jejak rekening gendut, skandal century, korban Merapi-Mentawai, Lumpur Lapindo, bocoran kawat Wikileaks dan rencana pencabutan subsidi (baca: kenaikan) BBM. Lebih Ironis bak orchestra tanpa seorang dirigen, media massa juga ikut tersihir.

Mereka berlomba-lomba menjadikannya sebagai head line news. Bahkan reportase sejumlah staisun TV seratus persen berisi berita ulasan aksi-aksi individu para pemain naturaliasi.

Menjadi Republik Bola
Italia, Brasil, dan Argentina dapat dikatakan mewakili profil Republik Bola. Di tengah kemiskinan, pengangguran yang tinggi, dan kebodohan masif, anak bangsa Republik Bola melihat bintang sepak bola sebagai obsesi hidupnya. Lalu para Kapitalis pun menemukan lahan empuk ini sebagai intertainment industry untuk mendulang banyak dollar.

Di saat begitu tingginya kompetisi hidup, anak-anak gras root hanya melihat satu-satunya jalan instan meraih sukses adalah menjadi bintang bola dan artis. Walhasil para dhu’afa di negeri ini pun yang masa depannya suram lebih memilih mengadu nasib di club-club Liga Nasional daripada meraih gelar sarjana yang tak terjangkau biayanya.

Rakyat di Republik Bola memiliki kesadaran politik (tentang hak dan kewajiban rakyat) yang teramat rendah. Sebagai contoh, di Italia hari ini jelas-jelas di pimpin oleh seorang Silvio Borlusconi politisi korup dan sangat doyan zina. Kemampuanya menduduki kursi Presiden tak lepas dari perannya dalam bisnis Club SepakBola negeri Azuri ini.

Begitu pula di Brasil dan Argentina setali tiga uang. Situasi yang sama segera menyusul di negeri tercinta ini. Baru saja ICW melaporkan sepuluh tersangka korupsi berhasil menjadi Kepala Daerah. Mengapa, soalnya rakyat Republik bola tak terlalu paham poltik.

Kebodohan politik dimanfaaatkan kaum oponturir politk membeli suara mereka. Cukup dengan merogoh kocek sepuluh ribu, mereka membeli suaranya. Sebab mereka hanya butuh untuk makan dan membeli tiket bola.

Akibatnya politisi korup menikmati sikap cuek bebek rakyatnya. Jurus Wirosableng 212 — 2 tahun pertama kembalikan modal, hanya 1 tahun untuk membangun dan 2 tahun sisanya bkin proyek-proyek untuk curi star kampanye jabatan keduanya — dipakai untuk menaklukkan konstituenya. Ya sungguh mengenaskan!

Kebanggaan Semu
Ketum Partai Demokrat mengomentari kemenangan itu sebagai modal untuk memupuk rasa kebanggaan bangsa Indoensia. “Sepak bola telah terbukti bisa membangkitkan rasa nasionalisme, membangkitkan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia yang kadang-kadng turun naik,” kata Ical.

Sementara itu, kata Presiden kemenangan itu adalah wujud persatuan, dimana diharapkan dapat menjadi tradisi dan dibudayakan sehingga rakyat Indonesia bisa berbangga terhadap negerinya. Jadi begitu sederhananya makna nasionalisme di negeri ini. Tidakkah ada kebanggaan yang lebih hebat dibandingkan sekedar prestasi olah raga.

Tidaklah mengherankan mereka membuang kebanggaan nasional yang hakiki dengan menjual industry strategis itu kepada pihak asing. Indosat melayang, Krakatau Steel dan industry semen nasinonal dijual, Pertamina tidak dipercaya mengelola blok Cepu, Natuna pasca kedatangan Obama diserahkan ke Exon, dan Telkom dan PLN pun segera menyusul.

Pada rezim sebelumnya karena desakan IMF, IPTN dibubarkan, Gas Tangguh diobral murah dan Kapal Tangker dilego. Para elit berkonspirasi menikmati hasil penjualan industry strategis di atas. Sementara rakyat dininabobokan dengan hingar bingar permainan si kulit bundar itu.

Atas ‘prestasi’ tersebut mereka masih saja mengklaim sebagai pembela slogan demi menjaga NKRI dan Pancasila. Sedangkan para pejuang Syariah ikhlas harus siap mendpatkan stigma negatifi sebagai kelompok radikal pengusung ideology transasional yang membahayakan NKRI.

Sesungguhnya nasionalisme (qaumiyah) yang bekembang saat ini merupakan perwujudan ashobiyah jahiliyyah. Ashobiyyah dipicu oleh dorongan naluri mempertahankan diri (survival instink) yang lahir dalam bentuk ambisi cinta kekuasaan (hubbub as-siyadah) dan rasa ingin memiliki (hubb attamalluk).

Naluri ini juga diciptakan oleh Allah SWT kepada sekawan gajah dan harimau. Ikatan berdasarkan qaumiyah adalah ikatan yang derajatnya paling rendah, menjijikkan dan hina. Ia juga berwatak emosional dan temporal.

Di era jahiliyah orang-orang Quraisy terbiasa menunmpahkan darah sesama mereka hanya gara-gara unta dan perempuan. Di abad modern lahirlah nazisme Hitler dan Fasisme Mussolini. Sekarang Hologinisme dan fenomena bonek juga hadir karena fanatisme sporter bola.

Contoh lain dalam kasus konfrontasi Indo-Malaisya, penganut faham nasionalis juga lebih peduli membela sengketa soal batik dan reyog daripada menjaga persaudaraan Islam antar bangsa Melayu.

Penutup
Rasulullah mengingatkan dengan ungkapan LAISA MINNA MAN DA’A, WA MAN QATALA, WA MAN MATA, ‘ALA ‘ASHOBIYATIN (Bukan termasuk golongan kami, barang siapa yang menyeru, berperang dan mati membela ‘ashobiyah). Belia juga memperingatkannya FAINNAHU MUNTANITUN (sesungguhnya slogan jahiliyyah itu menjijikkan).

Maka hendaklah kita mencamkan wasiat Shahabat Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu: “Ikatan Islam akan lepas satu persatu bila di kalangan Umat Islam timbul sebuah generasi yang tidak paham dengan jahiliyyah” (Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, Al-Fawaid, hal. 143).

Sebagai penutup marilah kita renugkan kata-kata hikmah Al hafid ibn ‘Abd Al Barr Al Andalusy:

“Wahai saudaraku, sesungguhnya di antara laki-laki itu berujud binatang…..dalam bentuk seorang laki-laki yang mendengar dan melihat….cerdas pada setiap musibah yang menimpa hartanya….namun, jika agamanya ditimpa musibah ia tidak pernah merasa…

Jadi kalau soal bola kemenangan menjadi kebanggan dan kekalahan adalah mushibah besar. Sementara berita maraknya pornografi, free sex di kalangan remaja, penjualan BUMN, legalisasi kaum homo, syariat Islam malah dianggap melanggar HAM, dan maraknya aliran sesat dibiarkan angin lalu. Wallahu A’lam.
Sumber: eramuslim.com

Senin, 20 Desember 2010

Menjijikkan, Senat Amerika Resmi Ijinkan Tentara Gay Bertugas



WASHINGTON.Senat Amerika telah mengizinkan para tentara gay untuk bekerja di militer. Perubahan undang-undang tersebut diputuskan hari Sabtu. Undang-undang tersebut diharapkan akan ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Obama minggu depan.

"Ini adalah waktu untuk mengenalkan bahwa pengorbanan, keberanian dan integritas tidak lagi ditentukan oleh orientasi seksual, ras atau jenis kelamin dan agama atau kepercayaan," kata Obama dalam sebuah pernyataan.

Dirayakan Pendukung Gay dan Lesbian

Pendukung gay dan lesbian pun merayakan hal ini di San Francisco, setelah gay akan diterima secara terbuka oleh militer Amerika dan bisa mengakui orientasi seksual mereka tanpa takut diintimidasi.

Beberapa mantan anggota angkatan bersenjata berkumpul untuk menyaksikan suara senat tersebut. Dan sorak sorai meletus ketika ketika penghitungan akhir dari suara senat, 65 berbanding 31 di umumkan.

Para pendukung gay yang banyak di Amerika mengatakan pencabutan undang-undang yang melarang gay di militer adalah sinyal tonggal sejarah hak-hak sipil.

Sebelumnya lebih dari 13.500 anggota tentara Amerika telah diberhentikan berdasarkan hukum 1993 yang memaksa laki-laki gay dan wanita lesbian di militer untuk menyembunyikan identitas seksual mereka.(voa-islam.com)

Jumat, 10 Desember 2010

Kepada Siapa Yang Tak Kenal Syeikh Yusuf Al-Qardhawi



Segala puji bagi Allah shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi, keluarganya, para shahabatnya dan yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat. Amma ba’du:

Para pembaca yang dirahmati Allah Ta'alaa:

Siapa tidak kenal Syeikh Yusuf Al-Qardhawi, seorang ulama besar yang dikenal kerap memunculkan fatwa-fatwa yang kontroversi, baru- baru ini keluar fatwa bahwa keberhasilan Qatar menjadi tuan rumah piala dunia 2022 merupakan kemenangan Islam, dan sebelumnya berfatwa bahwa penjajahan Rusia ke atas kaukakus boleh dan menganggap para mujahidin disana sebagai penjahat pembuat kerusakan, namun oleh sebagian pengikutnya yang fanatik dianggap sebagai ulama besar dan mungkin mujtahid dan mujahid.

Sebagian orang fanatik dengan fatwa-fatwanya dan seolah beliau tidak pernah melakukan kesalahan, bahkan masalah yang jelas dalam syariat dilarang dengan kepandaiannya berdalil seolah menjadi benar.

Disini kami ingin menyampaikan beberapa kesalahan dalam fatwa beliau, mudah-mudahan mereka yang fanatic bisa berpikir dengan jernih dan tidak mengkultuskan beliau sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan.

Kami disini tidak bermaksud membenci beliau atau menjatuhkan kedudukannya sebagai seorang ulama, tapi kebenaran dari Allah Ta’ala tetaplah diatas segalanya.

Beberapa penyelisihan Syeikh Yusuf Al-Qardhawi kepada syariat Islam:

1- Figur yang mempengaruhi kepribadian Syeikh Yusuf Al-Qardhawi: Beliau berkata dalam sebuah konferensi pers dengan surat kabar Amerika Davis (disiarkan dalam sebuah buku dengan judul Islam dan barat):

Saya tumbuh disebuah sekolah yang berkhidmat kepada Islam – beliau mengklaim – bahwa sekolah ini dipimpin oleh seorang yang bersikap moderat dalam pemikiran, pergerakan, dan pergaulannya, yaitu Imam Syahid Hasan Albana dimana beliau sendiri adalah satu umat dari sisi ini, dimana beliau bermuamalah dengan seluruh manusia hingga sebagian penasihatnya adalah penganut kristen qibti dan memasukkan mereka dalam panitia politik dan menemani beliau dalam muktamar-muktamar dan berpendapat perlunya pendekatan dengan syi’ah).

2- Dakwah Syeikh Yusuf Al-Qardhawi untuk mencintai Ahlu Kitab dalam bukunya (Al-Halal wa Al-Haram).

3- Dakwah Syeikh Yusuf Al-Qardhawi untuk mendekatkan antara agama-agama:

Beliau berkata: (sungguh secara pribadi saya telah menyerukan dialog seperti ini dalam buku saya (Auliyat Al-Harakah Al-Islamiyah) saya menyerukan dialog dengan barat dan dialog dalam tingkatan agama dengan pemuka agama termasuk kardinal, uskup dan para pendeta….sebagaimana yang diusahakan oleh Hasan At-Turabi – sampai beliau berkata: - saya yakin dialog pada tingkatan agama, pemikiran dan politik seperti ini adalah dialog yang bermanfaat, dapat menghilangkan kebanyakan kebuntuan atau buruk sangka terhadap yang lain.

Saudara pembaca, bahwa dialog dan muktamar yang dihadiri oleh Syeikh Yusuf Qardhawi tujuannya bukan supaya orang yahudi dan kristen meninggalkan agama mereka dan mereka menerima Islam, bukan , hal ini tidak ada sebagaimana ditegaskan sendiri oleh Yusuf Al-Qardhawi dalam ucapannya: (kami berdialog dan setiap dari kami berpegang teguh dengan prinsipnya) diambil dari bukunya (Islam dan barat).

4- Syeikh Yusuf Al-Qardhawi mengklaim bahwa jihad hanya defensive saja.

5- Syeikh Yusuf Al- Qardhawi tidak menganggap memerangi Yahudi karena akidah:

Beliau berkata: (jihad kita terhadap yahudi bukan karena mereka yahudi, sebagian ikhwah yang menulis dalam permasalahan ini dan membahas tentangnya menganggap bahwa kita memerangi yahudi karena mereka yahudi dan kami tidak sependapat, karena kami tidak memerangi yahudi karena akidah namun kami memerangi mereka karena tanah, kami tidak memerangi orang kafir karena mereka kafir tapi kami memerangi mereka karena mereka merampas tanah dan rumah kami dan mengambilnya tanpa alasan yang benar.

6- Syeikh Yusuf Al-Qardhawi menganggap bahwa tanah lebih mahal dari akidah.

7- Syeikh Yusuf Al-Qardhawi berpendapat bahwa kemajemukan agama untuk kebaikan manusia:

Beliau berkata: (tidak ada masalah dengan berbagai agama dan peradaban dan budaya dan hendaklah hubungan diantara mereka hubungan dialog bukan hubungan konflik) (sumber yang sama).

8- Syeikh Yusuf Al-Qardhawi tidak mendoakan keburukan untuk orang Nasrani:

Dalam sebuah perjumpaan dengan surat kabar Qatar Al-Wathan: beliau mengatakan: (saya dalam masjid berdoa untuk orang-orang Nasrani dan berkata: Ya Allah binasakan orang kristen Serbia yang membawa ruh salibis, saya tidak mendoakan kebinasaan kepada orang nasrani secara umum).

9- Syeikh Yusuf Al-Qardhawi berpendapat bahwa demokrasi adalah Syura:

Beliau berkata: (Demokrasi didalamnya terdapat jaminan kebebasan dan metode untuk menghancurkan para penguasa yang zalim, dan itu politik syar’ie yang memiliki pintu yang lebar dalam fikih Islam, maka Syura dan demokrasi ibarat uang logam yang memiliki dua sisi) (surat kabar Asy-Syarq edisi: 2719).

10- Syeikh Yusuf Al-Qardhawi menyerukan untuk mencalonkan wanita sebagai anggota dewan:

Beliau berkata: (saya berpendapat bahwa tidak ada halangan seorang wanita menjadi anggota dewan perwakilan rakyat dalam parlemen sebagaimana mereka berhak ikut dalam memilih anggota dewan ini) (surat kabar Al-Wathan edisi: 49).

11- Syeikh Yusuf Al-Qardhawi memuji Israel:

Beliau berkata: (bangsa Arab dulu menggantungkan harapannya kepada kemenangan Perez dan Perez telah jatuh dan ini yang dipuji untuk Israel, kita berangan Negara kita seperti Negara ini karena adanya kelompok kecil satu orang jatuh dan rakyat yang berkuasa, ….. seandainya Allah menampakkan dirinya pada manusia pasti tidak mendapatkan nisbat seperti ini, kita mengucapkan selamat kepada Israel atas apa yang dilakukannya). (rekaman suara).

Syeikh Utsaimin rahimahullah ditanya tentang perkataan Al-Qardhawi: seandainya Allah …

Maka beliau menjawab: (kita berlindung kepada Allah, ini wajib atasnya untuk bertaubat kalau tidak maka dia murtad karena menjadikan makhluk lebih tinggi dari Sang Pencipta, maka dia harus bertaubat kepada Allah, jika dia bertaubat maka Allah akan menerimanya, jika tidak maka dwajib atas penguasa muslim untuk menebas lehernya) (rekaman suara).

12- Syeikh Yusuf Al-Qardhawi berpendapat perpecahan dan kelompok merupakan jaminan keamanan:

Beliau berkata: (bahwa kemajemukan ini terkadang menjadi keharusan di zaman ini karena mewakili jaminan keamanan dari kekuasaan individu atau kelompok tertentu dan kekuasaan mereka atas seluruh manusia)(surat kabar Ar-rayah edisi: 4721).

13- Syeikh Yusuf Al-Qardhawi dan sikapnya terhadap pemahaman Salaf terhadap Al-Qur’an:

Beliau berkata dalam bukunya (Bagaimana kita berinteraksi dengan Al-Qur’an hal:19): tidak sepatutnya kita menerapkan atasnya pemikiran atau pemahaman zaman tertentu).

14- Syeikh Yusuf Al-Qardhawi berpendapat bahwa bantahan terhadap para pentakwil sifat-sifat Allah dan para pengingkarnya melemahkan barisan umat dan menguatkan para musuh:

Beliau berkata dalam bukunya (Wujud Allah hal 6): peperangan kita bukanlah dengan mereka yang mentakwilkan sifat-sifat Allah Ta’alaa tetapi dengan yang mengingkari Allah secara keseluruhan, dan segala macam upaya untuk merubah peperangan ini dari garis yang ada dianggap sebagai pelemahan terhadap barisan dan lari dari pertempuran dan menguatkan musuh.

15- Syeikh Yusuf Al-Qardhawi menuduh ulama umat Islam jumud dan kaku dan menganggap sejumlah para penulis dan pengikut akal dan ahli bid’ah sebagai orang jenius:

Beliau berkata dalam bukunya (Al-Ijtihad dalam Syariah Islam hal:47): kami melihat hari ini beberapa ulama yang kaku terhadap nas-nas yang dengan itu berfatwa kepada umat – mengeluarkan zakat fitri dari makanan pokok negeri – dan melarang sama sekali mengeluarkan zakat dengan sejumlah uang.

16- Syeikh Yusuf Al-Qardhawi dan hari-hari raya bid’ah:

Beliau berkata dalam surat kabar Ar-Rayah edisi 597: (perayaan hari kelahiran saya tidak mengatakannya haram akan tetapi semacam taklid buta kepada orang barat dalam adat kebiasaan mereka).

Para pembaca, saya kira ada pertentangan dalam ucapan yaitu Syeikh Qardhawi tidak mengharamkan perayaan dengan hari raya tersebut, tetapi hanya termasuk taklid buta kepada barat oleh itu bisa jadi beliau tidak menganggap taklid kepada orang kafir tidak haram.

17- Syeikh Yusuf Al-Qardhawi menghadiri perayaan memperingati kematian Khomeini: surat kabar Qatar Asy-Syarq tanggal 17/1/1417H: (perayaan tersebut dihadiri oleh para tamu termasuk Syeikh Qardhawi).

18- Syeikh Yusuf Al-Qardhawi dan seruannya kepada pendekatan antara sunah dan syi’ah:

Beliau menyampaikan kuliah dalam perkumpulan para alumni (surat kabar Akhbarul Al-Khalij tanggal 20/9/1998): Beliau mengisyaratkan kepada sikap Islam dan toleransinya terhadap mazhab-mazhab suni dan lainnya termasuk syi’ah, zaidiyah dan ibadhiyah dan berkata: kami tidak merasa sempit dengan perbedaan mazhab sebagaimana islam tidak merasa sempit dengan perbedaan agama karena perbedaan merupakan keharusan terutama dalam masalah furu sebagian permasalahan dan dalam sebagian furu’ akidah karena perkara asasnya – alhamdulillah – disepakati maka kita semua adalah penganut agama satu dan kiblat yang satu, bisa jadi perbedaannya seputar perkara yang berkaitan dengan perbuatan hamba dan tanggung jawab mereka atas perbuatan mereka, dan permasalahan ma’sumnya para imam disisi syi’ah dan imamiyah secara dzatnya pemahaman furu’ dalam akidah tetapi tetap saja dasar-dasarnya disepakati bersama maka tidak mengapa ada perbedaan seperti ini karena perbedaannya dalam masalah furu’ dan bisa dikumpulkan semuanya di atas satu makna.

19- Syeikh Yusuf Al-Qardhawi menghalalkan nyanyian (kitab Al-Halal wa Al-Haram hal 391).

20- Syeikh Yusuf Al-Qardhawi menghalalkan hadir dalam acara yang dihidangkan disana minuman keras:

(Beliau berpendapat bahwa setiap perkara pada dasarnya seorang pengundang dalam acara seperti ini hendaklah menghormati kekhususan kaum muslimin dengan menjauhkan mereka dari setiap yang diharamkan dalam agama mereka, tetapi jika itu sulit maka keperluan dapat membolehkan hal yang diharamkan seperti ini).

21- Syeikh Yusuf Al-Qardhawi mengizinkan putrinya kuliah di universitas barat yang ikhtilat.

Penentangan ini diambil dari kitab; (Raf’ul Litsam ‘an Mukhalafatil Al-Qardhawi li Syari’atil Islam) pengarang: Ahmad bin Muhammad Al’Udaini.

Wallahu A"lam bishowab:
(ar/voa-islam.com)

Kamis, 09 Desember 2010

Memo WikiLeaks: Pangeran Saudi Suka Mengadakan Pesta Minuman Keras, Narkoba dan Seks


Keluarga Kerajaan melecehkan hukum Islam yang diperlakukan ketat dengan mengadakan pesta-pesta bagi kaum elit muda sementara polisi agama berpura-pura menutup mata. Dalam apa yang terbukti sebagai memo yang menghebohkan itu, para diplomat Amerika Serikat menggambarkan adanya pesta-pesta resmi Keluarga Kerajaan Arab Saudi yang penuh dengan seks, narkoba dan music rock’n'roll.

Para pejabat konsulat Jeddah menggambarkan suatu pesta Halloween yang diselenggarakan di bawah tanah, yang diadakan tahun lalu oleh seorang anggota keluarga kerajaan, yang melanggar semua tabu Islam di negara itu. Melimpahnya minuman keras dan para pelacur yang hadir, menurut memo yang bocor itu, diadakan di belakang pintu-pintu gerbang vila yang dijaga ketat para pengawal.

Pesta itu diadakan oleh seorang pangeran kaya dari keluarga besar Al-Thunayan. Para diplomat mengatakan identitasnya harus dirahasiakan. Sebuah perusahaan minuman energi Amerika juga tersedia.

“Alkohol dengan koleksi lengkap, meskipun sangat dilarang oleh kebiasaan dan hukum di Saudi, disediakan dengan berlimpah di bar pesta itu. Para bartender dari Filipina melayani cocktail punch dengan menggunakan sadiqi, suatu minuman keras buatan lokal,” kata memo itu. “Juga diketahui melalui mulut ke mulut bahwa sejumlah tamu sebenarnya adalah ‘para gadis pekerja seks’, suatu yang tidak biasa bagi pesta semacam itu.”

Pengungkapan hal itu dari orang-orang Amerika yang pergi ke pesta tersebut, ditandatangani oleh konsul di Jeddah, Martin Quinn, dengan menambahkan: “Meskipun tidak melihat langsung di pesta penggunaan kokain, hashish dan ganja adalah hal yang biasa jika orang-orang itu berkumpul.”

Pesta bawah tanah seperti itu menjadi “berkembang dan berdenyut” di Arab Saudi dikarenakan perlindungan dari kerajaan Saudi, kata memo tadi. Tapi hal ini hanya dilakukan di balik pintu tertutup dan untuk orang-orang yang sangat kaya saja.

Lebih dari 150 laki-laki Saudi dan perempuan, sebagian besar berusia 20-an dan 30-an, ada di pesta itu. Perlindungan dari kerajaan membuat polisi agama yang ditakutkan tidak berani hadir. Penerimaan tamu dikontrol melalui daftar tamu yang ketat. “Peristiwa ini mirip sebuah klub malam yang ada di manapun di luar kerajaan: ada banyak minuman beralkohol, pasangan muda yang menari, seorang DJ di mejanya dan semua orang dengan kostum yang bergaya.”

Memo tadi mengatakan bar itu menyajikan merk-merk minuman keras kelas atas, isinya yang asli lalu diganti dengan sadiqi. Dilaporkan, di pasar gelap sebotol vodka Smirnoff bisa berharga 1.500 riyal (£ 250) sedangkan vodka buatan lokal berharga 100 riyal (£ 16).

Dengan berusaha memahaminya dengan sosiologi Saudi, para diplomat menjelaskan mengapa tuan rumah mereka begitu lekat dengan para pengawal Nigeria, yang sebagian di antaranya bekerja menjaga pintu.

“Bahwa sebagian besar dari pasukan keamanan sang pangeran adalah laki-laki muda Nigeria adalah praktek yang umum bagi para pangeran Saudi untuk dibesarkan dengan para pengawal yang disewa dari Nigeria atau negara-negara Afrika lainnya yang usianya sama dan tetap menyertai para pangeran ketika mereka tumbuh dewasa. Kehidupan yang dijalankan dengan bersama ini menciptakan ikatan kesetiaan yang intens”

Memo itu mengklaim bahwa adalah mudah bagi para calon yang ingin ke pesta itu untuk mencari pelindung keluar dari lebih 10.000 pangeran kerajaan. Sebagian adalah “yang mulia kerajaan” yang merupakan keturunan langsung dari Raja Abdul Aziz, sementara yang lainnya adalah “yang mulia” dari cabang yang tidak langsung.

Seorang Pangeran Saudi muda mengatakan kepada diplomat bahwa pesta-pesta besar seperti itu sedang menjadi tren. Bahkan beberapa tahun yang lalu, katanya, kegiatan akhir pekan ini hanyalah “kencan” di antara kelompok-kelompok kecil yang bertemu di dalam rumah seorang kaya. Beberapa rumah yang mewah di Jeddah memiliki fitur bar, diskotik dan klub di lantai bawah tanah rumah.

Seorang anggota kerajaan kelas atas Saudi mengatakan: “Meningkatnya konservatisme dari masyarakat kita selama beberapa tahun terakhir ini hanyalah memindahkan interaksi sosial ke dalam rumah-rumah penduduk.”.

Sumber :
http://www.guardian.co.uk/world/2010/dec/07/wikileaks-cables-saudi-princes-parties

Kamis, 02 Desember 2010

Hizbut Tahrir Tantang Paus Lakukan Debat Terbuka Tentang Hubungan Islam dengan Kekerasan


Dalam pernyataan provokatif, dan kekeliruan dalam menjelaskan fakta, Paus Vatikan Benediktus XVI mengatakan bahwa “Islam harus menjelaskan dua masalah: Hubungannya dengan kekerasan dan akal; kemudian masalah hak untuk mengubah agama (keyakinan). Inilah masalah sulit yang diakui oleh lawan bicara para aktivis Islam.”

Dalam hal ini, Benediktus XVI lupa dengan berbagai insiden penindasan yang dilakukan oleh Gereja, terutama terkait hak orang-orang Kristen Koptik yang pindah dari Kristen ke Islam.

Sebagaimana Paus Vatikan ini juga lupa bahwa perang Barat terhadap Islam dan kaum Muslim yang mengakibatkan jatuhnya jutaan korban tak berdosa di Irak dan Afghanistan, di mana semua itu dilakukan di bawah kedok perang agama, perang salib (crusades).

Paus Benediktus XVI selama serangkaian wawancara yang diterbitkan dalam buku “Cahaya Bumi: Paus, Gereja dan Tanda Zaman“, yang ditulis oleh seorang jurnalis Jerman, Peter Cevalld, dan diterbitkan hari Rabu lalu, menegaskan bahwa ia ingin dari pidatonya yang disampaikan di Universitas Regensburg agar menjadi “pelajaran akademis murni, tanpa dipahami bahwa seruan Paus tidak dapat diambil dari sudut pandang akademik, melainkan politik,” seperti yang ia katakan.

Benediktus XVI mengatakan, hingga pidato yang disampaikannya pada tahun 2005, yang memicu gelombang reaksi kemarahan di dunia Islam, “telah keluar dan diambil di luar konteksnya, dan memberikan dimensi politik yang tidak memiliki fakta,” katanya.

Ia menambahkan: “Namun, insiden ini telah menghasilkan dampak positif. Sebab dari kontroversi ini melahirkan dialog yang sangat intensif.” “Sungguh hal ini telah sampai pada kebenaran yang tidak dapat kembali ke belakang, seperti kata mereka,” tambahnya. Ia melanjutkan: “Ini penting untuk tetap melakukan kontak intensif dengan semua kekuatan Islam yang mau dan mampu berdialog.”

Benediktus XVI, dalam salah satu wawancara yang dipublikasikan dalam buku tersebut, mengatakan bahwa “dialog” dengan kaum Muslim menuntut “perlakuan yang sama”, dan mendesak para pemimpin politik di dunia Islam agar “menjamin kebebasan perpikir dan berkeyakinan bagi semua orang. Sehingga dengan semua ini akan menjadi mungkin bagi setiap individu untuk mengumumkan keyakinan mereka sendiri secara terbuka di depan umum.”

Perlu dicatat bahwa Hizbut Tahrir telah mengeluarkan pernyataan setelah pidato Benediktus XVI tersebut, yang isinya menantang Paus untuk melakukan debat publik, dan tidak menerima hanya dengan ucapan meminta maaf saja. Pernyataan ini ditutup dengan dua kata: Pertama, Hizbut Tahrir menantang Paus Roma dalam debat terbuka yang landasannya akal dan akal saja. Sehingga semuanya menjadi jelas bagi setiap yang memiliki mata. Apalagi alamat kantor-kantor media Hizbut Tahrir semuanya jelas dan dikenal di berbagai belahan dunia di mana Hizbut Tahrir beroperasi. Dan dalam hal ini, Paus tinggal memilih waktu dan tempat yang diinginkan, (waktu dan tempat di mana kami dan Anda sama-sama bisa).

Kedua, Kami tidak ingin permintaan maaf dari Paus Roma. Sebab ia tidak mengatakan semua itu karena kesalahan yang tidak sengaja, atau ketidaktahuan yang tidak diperhitungkan. Namun ia mengatakannya dengan sangat sengaja, dengan perkataan yang jelas bukan sindiran. Sehingga hal ini tidak cukup hanya dengan permintaan maaf saja (kantor berita HT, 1/12/2010).

Jenderal David Richard: Perang Afghanistan untuk Halangi Daulah Khilafah


Dalam wawancara dengan Surat kabar Sunday Telegraph Inggris (14/11/2010) ketua Panel Pertahanan Inggris jenderal David Richard menegaskan perang di Afganistan pada hakikatnya adalah perang terhadap islam. Ia mengumumkan bahwa militer barat akan bertahan di Afganistan untuk jangka waktu 30 tahun.

Jenderal Richard mengulang-ulang justifikasi basi dengan perkataannya “keamanan nasional Inggris dan sekutu kami -dalam penilaian saya- sedang dalam bahaya. Jenderal Richard pada tahun lalu telah mengulang-ulang klaim-klaim palsu yang sama, sebagai upaya untuk membenarkan pendudukan barat yang brutal namun gagal di Afganistan. Realita yang sebenarnya yang ditutup-tupi Barat , penjajahan disana karena Afghanistan merupakan negeri yang strategis dan kaya, disamping penduduknya menuntut untuk hidup di bawah pemerintahan islami.(mediaumat.com)

Selasa, 30 November 2010

Haji Malcolm X dan Persatuan Umat



Ibadah Haji telah merubah pemikiran seseorang yang tadinya tidak percaya terwujudnya persaudaran kulit hitam dan kulit putih

Tokoh kulit hitam Amerika Al-Hajj Malik El-Shabazz atau dikenal sebagai Malcolm X. Dia menulis surat dari Mekkah setelah melakukan ibadah haji , mengungkapkan indah persaudaraan Islam:

“Belum pernah aku menyaksikan keramahtamahan yang tulus dan semangat yang luar biasa dari persaudaraan sejati seperti yang dilakukan oleh orang-orang dari semua warna dan ras di sini, di Tanah Suci kuno, rumah dari Ibrahim, Muhammad dan semua nabi lain yang tertera dalam Kitab Suci. Seminggu berlalu, saya benar-benar tidak bisa berkata apa-apa, terpesona oleh keanggunan yang aku lihat di sekelilingku oleh orang-orang dari semua warna. ”

“Saya telah diberkati untuk mengunjungi Kota Suci Mekkah, saya telah berkeliling tujuh putaran mengitari ka’bah , yang dipimpin oleh seorang Mutawaf muda bernama Muhammad, aku minum air dari sumur Zam Zam dan berlari-berlari tujuh kali bolak-balik antara bukit Al Safa dan Al Marwah , Saya berdoa di kota kuno Mina, dan aku telah berdoa di Gunung Arafat. ”

“Ada puluhan ribu peziarah, dari seluruh dunia. Mereka semua warna, dari pirang bermata biru hingga orang Afrika yang berkulit hitam. Tapi kita semua berpartisipasi dalam ritual yang sama, menampilkan semangat persatuan dan persaudaraan sesuatu . Padahal berdasarkan pengalaman saya di Amerika saya yakin tidak akan pernah ada persatuan antara kulit putih dan non kulit putih.

“Amerika perlu memahami Islam, karena ini adalah satu-satunya agama yang menghapus masalah ras dari masyarakatnya . Sepanjang perjalanan saya di dunia Muslim, saya bertemu, berbicara dengan, bahkan makan dengan orang-orang yang di Amerika dianggap putih - Tapi anggapan itu telah dihapuskan dari pikiran mereka oleh oleh agama Islam. Saya belum pernah melihat sebelumnya persaudaraan tulus dan benar yang dipraktekkan oleh semua warna bersama, terlepas dari apa warna mereka ”

“Selama sebelas hari terakhir di sini , di dunia Muslim, saya makan dari piring yang sama, minum dari gelas yang sama, dan tidur di karpet yang sama - sambil berdoa kepada Tuhan yang sama - dengan sesama Muslim, yang matanya terbiru dari yang biru, dan kulitnya terputih dari yang putih. “Kami benar-benar semua sama (bersaudara) - karena keimanan kepada Tuhan yang Satu telah menghapus ‘putih’ dari pemikiran dan perbuatan mereka”

Ibadah haji memang mencerminkan persatuan dan persaudaran umat Islam. Dengan pakaian ihram yang sama, muslim seluruh dunia dari berbagai ras, warna kulit, jabatan, tingkat ekonomi, bergerak bersama melakukan ibadah yang sama : thawaf, sa’i, melontar jumroh, dan wukuf di Arafah. Apa yang membuat umat Islam bisa bersatu seperti itu ?

“Keimanan kepada Allah SWT !”, demikian disimpulkan Malcom X , aktifis kulit hitam Amerika yang tadinya tidak percaya kulit hitam dan kulit putih bisa dipersatukan. Prinsip tauhid La ilaha illa Allah telah melebur semua. Dalam Islam kemuliaan bukanlah diletakkan pada atribut fisik, jabatan, atau harta, tapi pada ketaqwaannya kepada Allah SWT.

Ucapan “Labbaika Allahumma labbaik, Labbaika la syarika Laka labbaik, Inna-l-Hamda wan-ni’mata Laka walmulk, La syarika Laka’ terdengar menggema dimana-mana. Pengakuan untuk tidak menduakan Allah SWT. Bukan semata-mata mengakui hanya Allah SWT yang menciptakan manusia, tapi juga mengakui hanya Allah SWT yang berhak disembah, termasuk hanya hukum Allah SWT yang berhak mengatur manusia bukan yang lain.

Keimanan kepada Allah itulah telah membuat kaum muslim tunduk kepada perintah Allah SWT , menjalankan ibadah seperti yang diperintah oleh Allah SWT. Dengan taat kepada aturan Allah yang satu, mereka thawaf, sa’i, dengan gerakan yang sama. Wukuf bersama di Arafah pada tempat dan waktu yang sama . Benar, Iman dan Ketaatan kepada Allah SWT melahirkan persatuan, keharmonisan dan kesetaraan. Semua ini juga menjawab keraguan akan sebagian pihak yang menyatakan umat Islam tidak mungkin untuk bersatu. Dengan iman semata-mata kepada Allah dan ketaatan semata-mata kepada syariah Allah SWT umat Islam pasti bersatu. Karena itulah kuncinya.

Berdasarkan keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT ini pulah muncul kewajiban menegakkan Khilafah, sistem politik dan kepemimpinan agung yang menyatukan umat Islam. Sebagaimana kita tahu keimanan kepada Allah terwujud dalam bentuk ketaatan kepada seluruh hukum-hukum Allah SWT. Tidaklah mungkin hukum Allah SWT yang mengatur segala aspek kehidupan mulai dari pribadi,ibadah, sampai mu’amalah (ekonomi, politik, pengadilan , sosial) bisa dilaksanakan secara menyeluruh tanpa ada kekuasaan atau otoritas politik yang disebut negara. Khilafah adalah bentuk negara yang akan menjalankan seluruh syariah Islam. Persatuan juga tidak mungkin tanpa ada kepemimpinan. Dan Khilafah adalah kepemimpinan menyeluruh yang akan menyatukan umat.

Rosulullah SAW disamping menyerukan Islam berupa tauhid dan aturannya, juga berusaha keras mencari kekuasaan. Bukan sebagai tujuan tapi sebagai thoriqoh (metode) untuk mewujudkan tauhid dan aturan-aturan Islam. Rosulullah SAW dengan bimbingan wahyu sangat menyadari kekuasaan itu akan terwujud kalau didukung oleh kesadaran umat yang kemudian menuntut tegaknya Islam dan dukungan (an nushroh) dari ahlul quwwah (elit strategis yang memiliki kekuatan).

Dua hal ini (kesadaran umat dan dukungan ahlul quwwah) serius dan sungguh-sungguh dilakukan Rosulullah SAW . Semua itu tidak sia-sia, dengan kesadaran masyarakat madinah dan dukungan qabilah Aus dan Khozraj, Rosulullah SAW diangkat sebagai kepala negara di Madinah menerapkan syariah Islam.

Khalifah Islam akan menyatukan umat Islam diseluruh dunia. Khilafah adalah pemimpin yang mewakili kepentingan Islam secara keseluruhan, bukan merepresentasikan kepentingan kelompok etnis, suku, klan, atau bangsa. Karena itu tidak terikat atau terbiaskan pada suatu suku, keluarga, atau bangsa tertentu.

Kemampuan integrasi Islam dibawah naungan Khilafah tidak terbantahkan secara historis. Kekuasaan Daulah Khilafah Islam menyebar mulai dari jazirah Arab, Persia, India , Kaukasus, hingga mencapai perbatasan Cina dan Rusia. Membebaskan Syams bagian Utara , Mesir, Afrika Utara, Spanyol , Anatolia, Balkan, Eropa Selatan dan Timur, hingga digerbang Wina di Australia.

Khilafah mengintegrasikan kawasan beragama Kristen ( Byzentium, Ethiopia, Kipti Mesir, Syam dan Bushra); Majusi-Zoroaster (Persia, Bahrain, Oman, Yamamah,Yaman), confusius (China) dan Hindu (India) . Mengintegrasikan berbagai ras, suka, dan warna kulit : semetik (Arab, Syriani, Kaldean), Hametik (Mesir, Nubia, Berber dan Sudan); Aria (Parsia, Yunani, Spanyol dan India), Tourani (Turki dan Tartar) .

Walhasil hanya Khilafah yang akan mampu menyatukan umat Islam di seluruh dunia berdasarkan Akidah Islam. Rasulullah saw bersabda: “Dengarkan dan patuhilah pemimpin, sekalipun kalian dipimpin oleh seorang budak Habsyi yang kepalanya seperti kismis.” [Bukhari](Farid Wadjdi)

Rabu, 24 November 2010

Ketakutan Penguasa Arab Saudi Pada Setiap Musim Haji


Setiap kali musim haji, kita dapat menyaksikan bagaimana kekhusyu'an para jamaah melakukan setiap rukun ibadah haji mereka. Para jamaah diingatkan agar senantiasa menjaga kesucian Ka'bah. Mereka akan merasa takjub setiap kali berhadapan dengan Ka\'bah karena di situlah Islam diturunkan. Namun, Islam yang diamalkan saat berhadapan dengan Ka'bah hanya dalam aspek ritual belaka. Padahal, Islam yang diturunkan oleh Allah Swt. bukan hanya sekedar ritual belaka melainkan juga aspek politik.

Di rumah Allah inilah tempat di mana Rasulullah Saw. dan para sahabat berjuang dan mempertahankan keimanan mereka. Banyak sekali tempat-tempat di sekitar Makkah yang menjadi bukti dan saksi perjuangan mereka. Jadi, tidak keterlalhuan bila tempat-tempat ini dikatakan mampu membangkitkan perasaan masa lalu, generasi awal kaum Muslimin yang menghadapi pertentangan yang hebat dari seluruh masyarakat jahiliyyah Makkah pada saat itu. Tidak ada sedikitpun di setiap sudut kota Makkah yang sunyi daripada penindasan dan penyiksaan kaum kafir Quraisy atas kaum Muslimin.

Di sana terdapat suatu tempat di mana sahabat Rasulullah saw, Bilal bin Rabbah, seorang keturunan Habsyah yang saat ini dikenal dengan Ethiopia, pernah disiksa oleh seorang pemuka Quraisy yang bernama Umayyah bin Khalaf. Tempat tersebut telah dilupakan sama sekali karena tidak dipelihara atau ditandai oleh penguasa Makkah. Diriwayatkan kawasan tersebut merupakan tempat diantaranya yang paling panas di kawasan Makkah. Sekiranya sekerat daging diletakkan di situ, niscaya ia akan matang. Apabila ada seseorang yang lewat di sekitar tempat tersebut, ia tidak dapat menyangkal akan merasakan bahangnya yang sangat panas sehingga ia meyadari bahwa itulah tempatnya, yaitu tempat di kala Bilal bin Rabba ra. masih tegar dengan keimanannya. Tetapi sangat disayangkan pada hari ini, kebanyakan orang yang lalu lalang tidak menyadari tentang sejarah lokasi tersebut.

Jika para jamaah haji ditunjukkan tempat-tempat bersejarah ini, tidakkah mereka akan menyaksikan dan merendahkan diri mengenang betapa beratnya perjuangan yang telah dilalui oleh generasi awal kaum Muslimin? Bukankah mereka akan memulai utuk mengkaji bentuk perjuangan ideologi yang telah berlaku? Tidakkah mereka akan berfikir bahwa aqidah yang mereka yakini ini merupakan satu bentuk pesan daripada Allah yang mesti terus disampaikan kepada umat manusia? Tidakkah mereka menyadari bahwa sejak awal, Islam telah dilihat sebagai ancaman bagi sistem yang ada dan bagi para penguasa yang zalim? Tidakkah ini semua akan menyadarkan para jamaah haji bahwa mereka juga sebenarnya adalah sebagian daripada hasil perjuangan tersebut kerika melakukan setiap rukun haji?

Para jemaah haji juga harus ditunjukkan tempat di mana Khabab bin al-Arat ra. ditimpa perisai besi yang panas ke atas dadanya yang tidak mengenakan baju supaya dia meninggalkan Islam dari dadanya. Bukankah ini akan menyadarkan seseorang untuk berfikir dan bertanya, mengapa terdapat penyiksaan yang sedemikian rupa dan mengapa terdapat rintangan yang hebat kepada risalah yang sempurna, bahkan terdapat fakta yang menunjukkan risalah ini terus menerus mencoba semua sistem palsu yang ada di dalam kehidupan ini? Tidakkah ini akan menyebabkan perasaan seseorang itu akan tertarik kepada pergolakkan pemikiran dan politik? Memang benar, jika dia ditunjukkan tempat di mana Rasulullah saw. dicela dan dihina oleh Abu Jahal dan di man surat Al-\'alaq diturunkan, tempat di mana Allah Swt. akn memberikan kebenaran kepada Jibril untuk membunuh Abu Jahal dan tempat di mana Abu Jahal mencoba mencekik Rasulullah saw.

Jika mereka ditunjukkan tempat-tempat tersebut dengan semua kisah ini dijelaskan, niscaya bagi yang ikhlas, qalbu mereka akan dipenuhi dengan suatu perasaan yang dalam dan pemikiran mereka akan segera menyadari bahwa apa yang sebenarnya terjadi adalah merupakan perjuangan dakwah atas Rasulullah saw yang mulia yang kemudian menyebabkan tegaknya suatu ideologi yang menguasai dunia telah terjadi di situ dan para jamaah akan dapat menyadari bahwa mereka merupakan hasil daripada perjuangan tersebut. Jiwa mereka akan turut tertarik untuk bertanya di manakah ideologi yang agung hari ini? Ini akan menimbulkan semangat berjuta-juta jemaah untuk berhadapan dengan para penguasa yang ada saat ini.

Begitu juga, jika mereka ditunjukkan Darul Arqam, yaitu tempat di mana halqah-halqah (pembinaan tsaqafah) dijalankan pada malam hari, atau mereka ditunjukkan halaman-halaman rumah di mana Sayidina Abu Bakar ra. biasa membaca al-Quran dengan keras dan beliau menangis walaupun dia telah dijanjikan perlindungan oleh Allah Swt., atau tempat berhampiran dengan Makkah di mana Rasulullah Saw. telah dianiaya hingga menyebabkan darahnya mengalir sampai ke kaki dan selipar baginda menjadi merah hingga tidak dapat dibedakan diantara kaki Rasulullah dan selipar baginda. Juga tempat di mana baginda Rasulullah saw. hampir dibunuh sebelum baginda berhijrah ke Yatsrib, tempat yang mana menunjukkan keberanian Ali bin Abi Thalib yang sanggup menggantikan tempat Rasulullah Saw. yang menjadi sasaran pembunuhan. Inilah suasana perjuangan yang harus dibangun di kalangan para jamaah agar mereka dapat sadar dan bangkit. Perasaan suasana haji sangat signifikan untuk mencetuskan gelombang kebangkitan ini di kalangan jamaah haji dan seterusnya di kalangan kaum Muslim.

Niat Jahat Rezim Barat

Kesadaran dari realitas politik pada masa lalu sudah tentu dapat memberikan gambaran yang sangat kuat di dalam pikiran para jamaah haji dan mereka akan segera mengarahkan jari telunjuk ke arah semua pemerintahan dan penguasa yang ada saat ini karena kegagalan mereka membela ideologi yang agung ini. Mereka hanyalah boneka dan upaya menegakkan Islam tidak ditentukan oleh mereka walaupun mereka berusaha untuk menyuarakan perjuangan Islam.

Sesungguhnya kesadaran umat Islam hari ini dapat dilihat di mana-mana dan akan mengembalikan kehidupan Islam dengan kejayaan yang besar.

Ini menerangkan penyebab bagaimana Barat dan agen-agen mereka senantiasa menonjolkan aspek kerohanian atau ritual belaka. Sedangkan semua aspek politik (pengaturan urusan umat) dari sistem Islam telah ditanggalkan sama sekali. Salah satu contoh yang paling jelas ialah bagaiamana penguasa Arab Saudi melarang setiap perbincangan yang bersifat politik tentang kaum Muslim sedunia melainkan hanya perbincangan seputar ibadah haji masing-masing. Padahal hal tersebut telah menjadi kebiasaan sejak bertahun-tahun yang lalu.

Bahkan para penguasa tersebut telah memberi jaminan kepada Barat bahwa selepas serangan 11 September 2001, semua jamaah haji akan diawasi dan dikontrol, dan dilarang untuk meperbincangkan hal-hal yang bersifat politik. Sedikit demi sedikit, hal itu telah menghalangi kemunculan secara sembarang persoalan di dalam pikiran setiap jamaah tentang penyelewengan yang terjadi di seluruh dunia kaum Muslim oleh para penguasa pengkhianat, la'natullah 'alaih.

Pemeliharaan tempat-tempat yang disebutkan tadi sebenarnya berada di bawah tanggungjawab mereka yang mengaku menjadi penjaga dan pelindung kaum Muslim. Ini adalah karena tempat-tempat tersebut menjadi peringatan kepada kaum Muslim agar api Islam itu tetap menyala di dalam hati setiap kaum Muslim dan bahkan menjadi pencetus momentum kebangkitan Islam.

Penipuan Atas Kaum Muslim

Namun begitu, penguasa yang ada pada hari ini tidak lagi melindungi tempat-tempat tersebut. Bahkan mereka memusnahkan atau menutupi tempat-tempat tersebut dengan niat untuk mengkhianati kaum Muslim lalu memberi alasan bahwa menyimpan tempat-tempat tersebut akan menimbulkan syirik kepada Allah. Walhasil, merekalah ibu atas kemusyrikan yang terjadi di seluruh dunia kaum Muslim saat ini. Oleh karena itu, sejak awal mereka mendapat otoritas dari para kolonialis (Inggris dan Prancis), pertama kali mereka lakukan ialah dengan membina binaan-binaan nyata atas lokasi-lokasi bersejarah di sekitar ka\'bah. Padahal masyarakat saat itu secara keseluruhannya tidak pernah melakukan amalan-amalan pemujaan-pemujaan di tempat tersebut dan hanya menziarahinya seperti halnya menziarahi kubur.

Jadi, perkara syirik yang dikatakan para penguasa ini sebenarnya tidak pernah dilakukan oleh umat saat itu. Jika betul mereka memusnahkan tempat-tempat tersebut secara ikhlas tanpa niat yang tidak baik, bagaimana mungkin mereka berkehendak menerangkan pembangunan monumen-monumen peringatan berunsur ashabiyyah (nasionalisme arab) yang menggambarkan kisah perjuangan dan kebangkitan tentara Arab menentang Khilafah Islam? Pada saat yang sama mereka telah memusnahkan tapak Uhud yang disebut baqiyah (pusara Uhud) di mana Rasulullah saw biasanya akan singgah dan membacakan doa, dan juga menjadi peringatan akan perjuangan idelogis tentang peperangan Uhud. Mereka telah memusnahkan tempat tersebut dan kemudian malah mengurus pemeliharaan monumen peringatan Istana Saud.

Jika kita berjalan melalui Riyadh, kita akan melihat Istana Masmak--di mana di masa dahulu menjadi tempat para pejabat Inggris dalam menjalankan perencanaan jahat untuk meruntuhkan Daulah Khilafah Islam. Inggris kemudian berhasil memisahkan Arab Saudi dari Daulah Khilafah Islam dan selanjutnya dengan baik hati telah menghadiahkan tanah Hijaz kepada kesultanan Saudi karena telah memberikan dukungan kepada Inggris. Istana tersebut dilindungi dan dijaga untuk memelihara monumen-monumen sebagai peringatan perjuangan ashobiyyah dan sebagai simbol kebanggaan. Rumah Saud ini dilindungi termasuk juga lubang-lubang bekas tembakan tentara Khilafah Utsmani. Lubang-lubang yang terdapat di dinding rumah tersebut dikatakan sebagai kesan perjuangan membebaskan dari cengkraman Daulah Islam. Lubang-lubang inilah yang diliput secara luas untuk menimbulkan sentimen ashobiyyah Arab menentang apa yang dianggapnya sebagai penjajahan Daulah Islam Utsmaniyyah.

Keadaan ini jelas-jelas secara nyata telah merupakan kejahatan atas kaum Muslim. Di satu sisi, para penguasa ini telah menuduh tanda-tanda perjuangan umat Islam terdahulu membawa kemusyrikan dan pada sisi lain mereka membiarkan dan memelihara monumen yang melambangkan ashobiyyah yang merupakan salah satu bentuk faham jahiliyyah. Ini juga menunjukkan kepada kaum Muslim, kejahatan objektif politik mereka di belakang semua keputusan yang mereka buat. Mereka menghapuskan tapak peringatan perjuangan Rasulullah Saw bukanlah bersifat agama seperti yang mereka gembar-gemborkan melainkan semata-mata untuk menanggalkan aspek politik daripadanya.

Khatimah

Walaupun ibadah haji telah dilaksanakan selama bertahun-tahun oleh kaum Muslim, namun tidak ada sedikitpun bentuk perlawanan dalam bentuk gerakan yang besar dari jamaah haji yang hadir di Makkah. Aksi protes oleh sabagian kecil kaum Muslim saat mengerjakan haji tentu tidak berpengaruh sedikit pun malah dianggapanya sebagai pengacau oleh pihak keamanan Makkah. Seharusnya kebangkitan ini harus terjadi di seluruh tingkat agar dapat menunjukkan ke sesuatu hal yang harus dipandang serius oleh kaum Muslim di seluruh dunia.

Bila sepanjang sejarah zaman pemerintahan Islam, musim haji merupakan tempat berkumpulnya umat Islam bersama Khilafah untuk duduk bersama dan membicangkan perkara berkaitan dengan kepentingan kaum Muslim, tetapi pada masa ini, pertemuan haji bukan saja hanya memperlihatkan aspek ritual di kalangan jamaah belaka, namun juga menunjukkan dengan jelas sentime ashobiyyah di kalangan jamaah.

Insya Allah, suatu saat nanti Khilafah akan mengembalikan ingatan kita kepada perjuangan Rasulullah Saw di Makkah dan jamaah haji akan berkumpul di Makkah bersama amirul mukminin mereka, Khalifah Rasyidin. Amin. [z/myk/syabab.com]

Nasib Tragis Sumiati, Bukan Cerminan Syariah Islam !


Nasib Sumiati sungguh sangat menyedihkan. TKI asal Nusa Tenggara Barat ini disiksa oleh majikannya di Arab Saudi. Hampir semua bagian tubuh, wajah, dan kedua kakinya mengalami luka-luka.Media massa setempat memberitakan bahwa Sumiati mengalami luka bakar di beberapa titik, kedua kaki nyaris lumpuh, kulit tubuh dan kepala terkelupas, tulang jari tengah tangan retak, dan alis mata rusak. Yang paling mengenaskan adalah bagian atas bibirnya dipotong.

Pemerintah Indonesia menyebut perbuatan majikan Sumiati sangatlah tidak berperikemanusiaan. Kemlu telah memanggil Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia di Jakarta, Abdulrahman Mohammad Amen Al Khayyat. Dalam pertemuan itu, Pemerintah Indonesia melalui Kemlu mendesak Pemerintah Arab Saudi untuk membawa pelaku ke pengadilan.

Bukan pertama kali, tenaga kerja Indonesia mengalami hal yang menyedihkan di luar negeri.Bentuk nya bermacam-macam, ada yang ditipu, tidak dibayar oleh majikan, sampai disika. Dan ini bukan hanya terjadi di Arab Saudi. Kejadian yang mirip pernah menimpa tenaga kerja wanita di Malaysia, Singapura, Amerika dan beberapa tempat lainnya.

Berkaitan dengan ini ada tiga point penting yang perlu kita sampaikan. Point pertama, kita perlu tegaskan, kejadian yang menimpa Sumiata jelas-jelas bertentangan dengan Islam dan tidak ada hubungannya dengan Islam, meskipun pelakunya adalah warga Saudi Arabia. Hal ini perlu kita tegaskan, mengingat tidak sedikit mereka mengidap islamophopia menjadikan penyiksaan terhadap TKI sebagai kampanye murahan menyerang Islam dan syariah Islam. Apa lagi kalau terjadi di Saudi Arabia.

Saudi Arabia bukanlah representasi dari negara yang menerapkan syariah Islam yang utuh. Meskipun dalam beberapa aspek negara itu memang menerapkan syariah Islam. Sistem kerajaan yang diadopsi oleh negara itu bertentangan dengan sistem Islam yang berbentuk Khilafah. Dimana pemimpin (Kholifah) bukanlah berdasarkan keturunan , tapi dipilih oleh rakyat dengan ikhtiar (pilihan) dan ridho (kerelaan) rakyat.

Negara Saudi juga dikenal merupaka negara yang tunduk kepada Barat. Sistem ekonominya juga banyak mengadopsi kapitalisme seperti membolehkan perusahaan asing menguasai tambang-tambang minyak yang sesungguhnya merupakan milik rakyat (al milkiyah al amah) . Bukan hanya itu, penerapan hukum di Saudi juga seringkali diskriminatif, tidak menyentuh pangeran-pengeran Saudi atau keluarga kerajaan inti yang dikenal senang hidup bermewah-mewahan.

Point Kedua , apa yang menimpa Sumiati tidak ada hubungannya dengan gender (jenis kelamin). Tindakan majikannya adalah criminal yang wajib diberikan sanksi tanpa melihat jenis kelaminnya. Syariat Islam dengan tegas melarang segela bentuk penyiksaan seperti itu tanpa melihat jenis kelamin pelaku atau korbannya , baik laki-laki atau perempuan .

Bagi yang membunuh secara sengaja akan dikenakan sanksi qishos berupa hukuman mati. Kecuali keluarga korban memaafkan , pelaku dibebaskan setelah membayar diyat senilai 100 ekor unta yang 40 ekor diantaranya adalah unta hamil, yakni sanksi yang diberatkan (mughallazhah) atau dengan 1000 dinar emas ( 1 dinar 4,25 gr emas).

Adapun penyerangangan terhadap anggota tubuh akan dikenakan diyat . Dalam kitab Nidzom al Uqubat (sistem Sanksi) , dijelaskan secara rinci sanksinya. Penyerangan terhadap dua biji mata dihukum dengan diyat (100 ekor unta), kalau 1 biji mata setengah diyat (50 ekor unta). Penyerangan terhadap dua buah telinga dikenakan diyat penuh (100 ekor unta). Jika dua buah bibir dipotong atau hilang atau terjadi pelumpuhan , maka dikenakan diyat penuh (100 ekor unta). Sementara diyat setiap gigi adalah 5 ekor unta.

Point yang ketiga, tragedi Sumiati juga cerminan dari kegagalan sistem Kapitalisme yag diadosi oleh Indonesia untuk mensejahtrakan rakyatnya. Kalau ada pilihan lain, tentu Suamiti lebih ingin dekat bersama keluarganya. Tapi kemiskinan telah memaksa Sumiati dan ribuan wanita lainnya untuk bekerja di luar negeri meninggalkan suami, anak, atau keluarga. Dalam Islam kewajiban mencari nafkah ada di tangan suami, sementara wanita fungsi utama sebagai ummun wa rabbatul bait (ibu dan pengatur rumah tangga). Namun kondisi ekonomi yang sulit akibat sistem kapitalisme memaksa Sumiati harus bekerja.

Syariat Islam adalah agama yang memuliakan wanita. Begitu pentingnya memperhatikan wanita ini, secara khusus Rosulullah SAW mengingatkan umatnya pada khutbah perpisahan Rosulullah di Arafah dengan berpidato : Takutlah kepada Allah dalam bersikap kepada kaum wanita, karena kamu telah mengambil mereka (menjadi isteri ) dengan amanah Allah dan kehormatan mereka telah dihalalkan bagi kamu sekalian dengan nama Allah.Sesungguhnya kamu mempunyai kewajiban terhadap isteri-isteri kamu dan isteri kamu mempunyai kewajiban terhadap diri kamu.

Rosulullah juga menyatakan orang mukmin yang sempurna adalah yang memuliakan wanita. Dari Abu Hurairah ra ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik diantara mereka akhlaqnya, dan yang paling baik diantara kamu sekalian adalah orang yang paling baik terhadap istri mereka.

Kamis, 11 November 2010

Omong Kosong Demokrasi, Aksi HTI Tolak Obama Dihadang

Salah satu hal penting ‘racun’ perjanjian komprehensif yang ditawarkan Amerika terhadap Indonesia adalah demokrasi. Dalam pidatonya selama kunjungan ke Indonesia, Obama juga berulang-ulang bicara tentang demokrasi Indonesia. Namun kenyataan di lapangan, demokrasi hanyalah omong kosong.

Terbukti, aparat keamanan untuk menyenangkan Obama , menghadang aksi tiada henti Hizbut Tahrir Indonesia menolak Obama di UI kemarin (10/11). Padahal yang dilakukan Hizbut Tahrir hanyalah menyuarakan suara ‘al haq’ bahwa Obama adalah muhariban fi’lan, presiden negara penjajah AS yang harus ditolak.

Aparat keamanan dengan dalih menjalankan tugas negara, menghadang langkah massa HTI. Massa yang bergerak dari arah Stasiun Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, dihadang ratusan aparat Brimob yang bertameng di kawasan Gardu, sekitar Universitas Pancasila. Untungnya sebagian massa berhasil menembus barikade polisi yang berhasil mendekati kampus UI.

Di kawasan Gardu, polisi tidak bisa memberikan argumentasi apapun kecuali menyatakan “Tidak boleh”. Sempat terjadi adu argumentasi. Polisi berdalih ini demi menjaga keamanan negara. Dijawab oleh salah satu korlap HTI: “Bagaimana menjaga keamanan negara kalau Obama yang akan merampok Indonesia dibiarkan berkeliaran dan justru dilindungi? Apakah Anda tidak tahu sebentar lagi Natuna akan diambil? Apakah Anda tidak merasakan penderitaan yang kita alami dengan dirampoknya kekayaan alam kita oleh mereka?” Komandan polisi itu diam. Dia akhirnya bilang, “Sudahlah…”

Tidak seperti ketika menolak Bush 2006 lalu, kedatangan Obama ke Indonesia justru disambut gembira. Padahal, kebijakan Presiden Amerika Serikat Barack Obama sama dan sebangun dengan kebijakan Bush, hanya dalam kemasan berbeda. Dua hal prinsipil masih dilakukan oleh Obama seperti Bush dan presiden Amerikan lainnya : pembunuhan umat Islam dan perampokan kekayaan alam dunia Islam termasuk Indonesia !

Sayangnya hampir tidak ada ormas yang turun ke jalan menghadang langkah Obama menancapkan kukunya lebih dalam di Indonesia, kecuali Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Malah ada partai Islam yang secara nyata memasang spanduk di seputar UI mencari muka kepada Obama.

Sejak sebelum Obama datang, HTI terus bergerak menggelorakan penolakannya terhadap rencana kedatangan Obama itu. Hingga Obama datang pun, HTI terus menyuarakan bahaya kerja sama komprehensif Amerika-Indonesia itu kepada umat. Ketika panitia HTI menyampaikan surat pemberitahuan ke Polda Metro Jaya, pihak Polda berusaha membujuk agar HTI tidak turun ke jalan lagi. “Mas, gak usah demo-lah. Kan kemarin sudah.,” kata seorang pejabat polisi.

Namun, seorang panitia menjelaskan, persoalannya bukan sudah apa belum, tapi ini adalah kewajiban amar makruf nahi munkar ketika kemungkaran nyata-nyata ada di depan mata. “Bismillahi tawakaltu alallah, kami akan jalan,” kata panitia tersebut.

Ribuan massa HTI, Rabu (10/11), mencoba mendekati kampus Universitas Indonesia, tempat berlangsungnya kuliah umum yang disampaikan oleh Obama.

Di tempat itu, massa terus meneriakkan yel-yel anti Amerika. ”Obama, Obama, usir, usir. Amerika, Amerika, hancurkan, hancurkan. Khilafah, khilafah, tegakkan, tegakkan!” Berbagai spanduk digelar. Di antaranya berbunyi: ‘Obama, the real terrorist’, ‘Menu favorit Obama, Sate! Dagingnya kaum Muslimin di Irak dan Afghanistan, kecapnya ExxonMobil, ditusuk dengan M16, dibakar ala US Army’.

Aksi ini mengundang perhatian kalangan media massa. Beberapa di antaranya meminta wawancara, namun apakah wawancara itu dimuat atau tidak belum diketahui. Pengalaman sebelumnya, media massa seperti menutup mata terhadap aksi penolakan HTI terhadap Obama dan Amerika. Mereka tak menayangkan atau memuat aksi-aksi tersebut.

Jubir HTI M Ismail Yusanto menegaskan, HTI akan terus menentang segala hal yang melanggar ketentuan syariat termasuk kerja sama komprehensif Amerika-Indonesia ini. Kerja sama itu bukan saja merugikan Indonesia dari segala segi, tapi juga maksiat kepada Allah karena telah menjadikan orang/negara kafir sebagai wali dan teman setia.

“Ini adalah bagian dari dakwah. Kita harus terus bersuara lantang menyampaikan kebenaran dengan penuh keistiqomahan dan kesabaran,” pesannya. (Mediaumat.com/MJ)

Selasa, 09 November 2010

Indonesian Muslims protest Obama’s planned visit


Muslims staged rallies across Indonesia on Sunday to protest U.S. President Barack Obama’s planned visit to the southeast Asian nation this week.

The protests — organized by Muslim group Hizbut Tahrir — included women and children.

“We don’t see the differences between Obama and Bush, they both oppress Muslims, they both have blood on their hands,” said Ismail Yusanto, a spokesman for the Muslim group in Indonesia.

“That’s why we reject Obama and we don’t believe that he’s reaching out to Muslims.”

The spokesman said about 20,000 people attended the rallies.

With about 205 million Muslims, Indonesia is the world’s largest Muslim country, according to the Pew Forum on Religion & Public Life in Washington, D.C.

More than one in 10 of the world’s Muslims live there.

Although it has a reputation for being home to a relatively tolerant and easy-going brand of Islam, a Pew Forum analysis rates it as having high levels of legal restrictions on religion and religious social tension.

Government restrictions on religion are tighter in Indonesia than in Russia or Turkey, and social tensions are higher than in Nigeria or Egypt, the think tank says.

Obama is scheduled to arrive in Jakarta on Tuesday as part of a 10-day visit to India, Indonesia, South Korea and Japan.

He is expected to finalize a comprehensive partnership with Indonesia.

Obama spent part of his childhood in Indonesia.

On Wednesday, the president will visit Istiqlal mosque. He will also address the biggest Muslim nation from an undetermined location.

However, Muslims in Indonesia remain pessimistic.

“Obama can talk all he wants in Cairo and in Jakarta, the fact is that he still has his troops in war with Muslims,” Yusanto said. “It’s all lip service.”

Protesters chanted “No Obama” and held up posters that said “Stop oppressor.”

Obama’s visit to Asia started Saturday with a three-day visit to India.

His visit to India — the third largest economy and one of the world’s few growth markets — also includes meeting with Indian Prime Minister Manmohan Singh in New Delhi and addressing the nation’s parliament. (CNN, 7/11/2010)

Jumat, 05 November 2010

Ikutilah Aksi HTI Bersama Umat “Tolak Obama (Presiden Negara Penjajah)”



Di tengah Indonesia dilanda bencana, Obama datang membawa agenda yang akan membuat bencana lebih besar lagi.

Bencana yang lebih besar itu adalah dikokohkannya penjajahan AS di Indonesia, melalui Kemitraan Komprehensif AS – Indonesia.

Sang penjajah Obama akan berpidato pada tanggal 10 November 2010, padahal 10 November 1945 Bung Tomo berpidato mengusir penjajah, dengan pekik “Allahu Akbar”

“Allahu Akbar”; ikuti aksi Hizbut Tahrir Indonesia bersama Ummat Tolak Obama.

Jakarta :
• Long March dari depan Istana Negara – Kedubes Amerika Serikat
• Ahad; 7 November 2010
• Pukul : 08.00 – 12.00

Aksi ini Dilaksanakan diberbagai kota seluruh Indonesia, antara lain:

Semarang, Surabaya, Palembang, Samarinda
• Jum’at, 5 November 2010

Malang, Banda Aceh, Lampung, Palangkaraya, Makassar
• Sabtu, 6 November 2010

Medan; Banjarmasin, Jember, Babel, Balikpapan, Kendari, Palu, Papua,
• Ahad, 7 November 2010

Bandung, DIY, Solo, Padang, Riau
• Senin, 8 November 2010


Catatan : Kepada seluruh peserta aksi diharapkan mempersiapkan donasi untuk membantu korban bencana Tsunami Mentawai dan Gunung Merapi.

Minggu, 31 Oktober 2010

Subhanallah..Masjid Al Amin Tetap Kokoh Berdiri Dihantam Wedhus Gembel



Panasnya wedhus gembel atau guguran awan panas yang dimuntahkan Gunung Merapi di Yogyakarta membuat puluhan orang meninggal dunia. Hijaunya desa sudah terganti dengan tebalnya debu abu vulkanik termasuk gersangnya pepohonan yang habis terbakar.

Berdasarkan pantauan Tim Evakuasi Korban Merapi Dompet Dhuafa, Iman Surahman, hanya ada satu bangunan yang masih utuh berdiri yaitu Masjid Al Amin. Mesjid tersebut hanya berjarak 100 meter dari halaman rumah Mbah Maridjan di desa Kinahrejo, Cangkringan, Umbul Harjo Sleman Yogyakarta.

“Betul ada mesjid yang berdiri, dari sekian banyak rumah yang yang porak poranda. Yang masih tampak bentuknya yaitu masjid, itu kuasa Allah” kata Iman Kamis, (28/10/2010) malam.

Yang lebih mencengangkan lagi, meski panas memiliki suhu lebih dari 600 derajat celcius tak dapat membakar sejumlah benda yang terdapat di dalam masjid tersebut. “ Di dalam masjid, ada debu tebal. Tapi yang kita lihat ada Alquran yang terjaga dan tidak terbakar” sambungnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun masjid yang dibangun dekat kediaman si Mbah sebagaian dana pembangunannya berasal dari honor Mbah Maridjan saat membintangi iklan minuman berenergi.

Kamis, 21 Oktober 2010

Sekitar 1100 Ulama di Jakarta Serukan Ganti Sistem Kapitalisme Sekuler dengan Khilafah



Jakarta - Tidak seperti biasanya, di tiang bendera Gedung Balai Pustaka, Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat pada Ahad (17/10/2010) terkait bendera yang sangat besar. Yang berkibar gagah perwira di pagi yang cerah. Ait, jangan salah, ini bukan sembarang bendera, tetapi Al Liwa (bendera putih bertuliskan dua kalimat syahadat), bendera yang diwariskan Rasulullah SAW kepada kaum Muslimin. Pengibaran bendera tersebut pun merupakan simbol bahwa di dalam gedung tersebut sedang berlangsung acara istimewa yakni silaturahmi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dengan para ulama, pewaris para nabi.

Benar saja, di ruang utama gedung tersebut nampak sekitar 1100 kiyai, ustadz, santri, aktivis Islam dan tokoh masyarakat nampak antusias mengikuti acara Silaturahmi HTI bersama Ulama dan Tokoh Masyarakat: Menjadi Khairu Ummah dengan Menegakkan Syariah dan Khilafah. Dua buah layar lebar multi media terpampang di kanan dan kiri panggung serta efek suara yang disiapkan Tim Infokom HTI semakin menambah dramatisnya acara. Acara ini pun disiarkan secara langsung melalui radio steaming HTI Channel, www.hizbut-tahrir.or.id.

Pimpinan DPP HTI Ust Rokhmat S Labib hadir memberikan sambutannya, pidato politik disampaikan oleh Jurubicara HTI Ust Ismail Yusanto, sedangkan KH Ihsan Abdul Jalil, salah seorang putra ulama Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang Jawa Timur menyampaikan kalimat hikmah.

Di sela-sela itu, diputarlah film dokumentasi Mengenal HTI dan audio video pidato Imam Besar Masjidil Aqsa Syaikh Hisyam Ameera yang menyerukan kaum Muslim sedunia bersatu dalam naungan khilafah, mengerahkan pasukannya untuk melawan kebiadaban Israel.

Ust Rokhmat S Labib menyatakan menegakkan syariah dan khilafah memang tidak mudah. Kaum kafir penjajah seperti Amerika dan sekutunya, selalu saja menghalang-halangi tegaknya syariah dan khilafah dengan berbagai isu pencitraburukan Islam. Oleh karena itu kaum Muslim terutama para ulamanya harus memiliki agenda yang jelas.

“Agenda tersebut adalah menegakkan syariah Islam dalam naungan khilafah!” ujarnya kemudian disambut takbir hadirin. Jangan sampai agenda tersebut terbelokkan oleh berbagai isu yang dibuat oleh penjajah. Sebaliknya, berbagai isu yang ada harus dijadikan poin untuk menjelaskan kepada umat bahwa semua itu muncul karena tidak diterapkannya syariah Islam.

Sedangkan, Ust Ismail Yusanto menyatakan bahwa Hizbut Tahrir berada di Indonesia sejak 25 tahun. Ada yang menanyakan, bagaimana Anda berjuang untuk tegaknya syariah dan khilafah sementara masyarakat belum paham? “Justru karena masyarakat belum paham, tugas kita itulah memahamkan!” ujarnya.

Karena kepentingan untuk memahamkan itulah maka Hizbut Tahrir berjuang secara terang-terangan, menyampaikan visi dan misinya secara tegas dan lugas. Tidak ada satupun cita-cita perjuangan Hizbut Tahrir itu disembunyikan dan dengan itu umat menjadi paham.

“Mungkinkah para kiai dan ustadz bisa ikut berjuang kalau sedari awal Hizbut Tahrir diam?” ujarnya. “Tidak…” serentak hadirin. Karena itu, pilihan pengemban dakwah cuma dua: diam atau bicara, itulah alat perubahan. Dengan bicara itu pulalah, berdasarkan survey SEM Institut pada Maret-April 2010, disebutkan sebanyak 65 persen dari 1200 responden dari berbagai kalangan di 13 kota besar di Indonesia menyatakan mendukung perjuangan HTI dan 12 persen di antaranya bahkan ingin menjadi anggota HTI.

Selanjutnya, KH Ihsan Abdul Jalil mengingatkan hadirin bahwa ciri-ciri ulama ada dua, yakni memiliki ilmu yang tinggi dan takut kepada Allah SWT. Bila hanya ilmu yang tinggi saja tanpa ketakwaan itu namanya hanya ilmuwan bukan ulama!” tegasnya. Karena keulamaannya, tentu saja dakwahnya penuh dengan resiko. “Kalau sekedar mengajar tata cara shalat tentu saja tidak beresiko!” paparnya. Resiko itu muncul ketika mengingatkan umat dan penguasa untuk kembali terikat kepada syariah Islam secara kaffah.

Namun, muncul atau tidak resiko itu, ulama harus tetap di garis depan, tegas menyeru kepada penguasa dan umat untuk mengganti sistem kufur demokrasi ini dengan syariah dan khilafah Islam sebagai bukti memang ulama tersebut takutnya hanya kepada Allah SWT saja, bukan takut ditinggalkan umat atau siksaan penguasa dholim.

Peserta pun nampak antusias, berkali-kali mereka memekikkan takbir setiap pembicara menggugah semangat perjuangan hadirin. Mereka pun tertawa ketika pembicara menceritakan anekdot perjuangan, bahkan menangis ketika Ust Abu Nabila membacakan doa penutup acara.

Habib Khalilullah bin Abu Bakar Al Habsyi Al Hassani, misalnya, merasa gembira dapat mengikuti acara ini. “Alhamdulillah, al faqir (saya, red) merasa gembira karena masih ada kelompok umat manusia yang terkumpul di dalam niat untuk menegakkan Khilafah Islamiyyah, menegakkan syariah Islamiyah, yang saat ini berkumpul di gedung ini” ujar Pimpinan Majlis Dzikir Imdadul Hadadiy, Jakarta Timur tersebut.

Sedangkan peserta lainnya, ulama dari Cikampek KH Ahmad Zainuddin, menyatakan benar-benar bersyukur bisa dipertemukan dengan aktivis HTI di Cikampek sehingga membuatnya lebih tertantang untuk menelaah kembali kitab-kitab kuningnya. Ternyata yang diperjuangkan Hizbut Tahrir di dunia, Jakarta maupun daerah tercantum pula dalam kitab-kitab tersebut.

Agenda menegakkan syariah dan khilafah sesungguhnya adalah harga mati. Tidak bisa diubah, tidak bisa ditukar, memang di tengah-tengah umat wajib dan mutlak harus ada syariah dan khilafah. “Saya katakan harga mati karena penegakkan syariah itu terkait erat dengan iman atau kafir,” ujar Pimpinan Ponpes Al Husna Cikampek itu. Iman kepada Allah dan kafir terhadap thagut. Konsekuensinya menerapkan syariah Allah SWT dalam naungan Khilafah dan kafir terhadap aturan thagut dalam sistem yang berlaku saat ini.

Peserta dari Bogor, KH Yahya Suja’i menyatakan setelah bergaul dengan aktivis HTI di Bogor malah semakin mantap berdakwah menjelaskan kepada umat bahwa sistem yang berlakuk saat ini adalah sistem yang tidak diridhai Allah SWT.

“Setelah selama satu setengah tahun terakhir ini semakin banyak silaturahmi dengan aktivis HTI saya semakin berani berdakwah untuk tegaknya syariah dan khilafah Islamiyah!” tegas Pimpinan Ponpes Ibnu Suja’i, Citeureup, Bogor, Jawa Barat itu.

Ya, karena rasa takutnya hanyalah untuk Allah SWT. Itulah karakter ulama. Allahu Akbar!(mediaumat.com, 18/10/2010)

Rabu, 06 Oktober 2010

About 10 Indonesian-US Partnership



By: Harith Abu Ulya (Lajnah Siyasiyah-DPP Hizbut Tahrir Indonesiaan )

An official release from the meeting U.S. Secretary of Hillary Clinton and Secretary of RI Marty Natalegawa along with their respective delegations within the framework of the Indonesia-United States Comprehensive Partnership in Washington DC, issued on on 17 September. And in the release also described the implementation of Action Plan as a guide Comprehensive Partnership. (Details can be viewed: http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2010/09/147309.htm) From the substance of the partnership, there are some important notes as follows:
1. This step is the formalization and the provision of a framework for cooperation that have been discussed even in some areas has reached the technical level, for example in the problem of increased trade, investment, defense and security, health and science. Foreign Minister Marty Natalegawa on Friday, 03.19.2010 delay in commenting on Obama's visit stated, "The delay did not disrupt all the preparations that have been done. All the preparation substance is ripe, among others Comprehensive Partnership Agreement, the agreement in the field of investment, agreements on technological cooperation, etc., of the substance is ready all. " In the health sector according to Advisor to the Minister of Health Makarim Wibisono, strategic partnerships are planned to be signed during the visit of U.S. President Barack Obama to Indonesia, also includes the areas of health, namely the field of biomedical research and health sciences, including viruses. He stated: "But we get the job done in public health research cooperation that baseball should be before Obama finished his arrival. We must work properly, freely, looking for formulas that are win-win ". While in the ain, the meetings part of the preparation for Comprehensive Partnership in each area also have occurred, among others listed in the U.S. embassy release issued June 28.

2. Preparation of Comprehensive Partnership toward this was planned long ago and even look at the selection of cabinet ministers and other officials are now choosing people who are close and well liked "American" for example, be a minister Purnomo, Endang became Minister of Health, Minister of Trade Mari Elka remain so, SMI so although the middle of the road forced Finance Minister Agustin Martowardoyo replaced, Marty previously much engaged in the UN and the U.S. became Foreign Minister, then Dino Pati Djalal so plenipotentiary ambassador to the U.S..

3. The above was stated by Thomas B. Pepinsky, assistant professor of government at Cornell University, who wrote in the Asia Pacific Bulletin number 42, August 17, 2009: "In preparation SBY for both periods, the U.S. and Indonesia plan" Comprehensive Partnership "new to strengthen bilateral relations. At the same time Indonesia is facing a number of challenges, including acute challenges of the global economic crisis, the challenge of developing a chronic set the country a large and diverse, and the renewed threat of terrorism-will test the government of SBY. SBY response to the challenges that will shape the way Indonesia-US bilateral relations forward. All the signals indicate that SBY platform to continue economic development, reform and domestic security is only right to forge new partnerships with the U.S. Indoneisa. "He also stated that the selection of vice president Boediono, and Minister of Trade Mari Elka Pangestu and Minister of Finance SMI, more to strengthen the market approach in regulate the economy. According to him, a policy focused on market-oriented and out will be the center of the most important part of Indonesia's economic relations with the United States. According to him, attention to security also will be forming Indonesia-US relations. He concluded that the policy Yudhoyono in the second period would only experience a small change compared to the first period. Indonesia will continue to out-oriented development model in accordance with the unique conditions of Indonesia SBY government-and will continue to prioritize security and stability in the country while continuing some of the important agenda of government reform. This is a priority shared by the Obama administration to Indonesia. Besides all of the policy, Obama's personal connections with Indonesia, the election of SBY and Vice President Boediono, Yudhoyono's cabinet election officials, etc. will be influential in shaping the Indonesia-US relations. With all these reasons he thought the administration should look at the second period as a result of the election of SBY best to build a U.S. partnership with Indonesia. He ended up writing "SBY and his new team is an ideal partner for a new comprehensive partnership with the Indonesian government Obama." (Source: EastWestCenter.org / APB)

4. The signing of Comprehensive Partnership is the institutionalization of commitments SBY-SBY is the first time called for Indonesia-US strategic partnership in November 2008 and later changed to a Comprehensive Partnership Obama-and Obama-SBY welcomes calls and direct follow up by sending Hillary Clinton in February 2010. Clinton immediately after the inauguration of Obama stating that the Obama administration is committed to working towards such a partnership is guided by a concrete agenda to strengthen and deepen-RI-US cooperation is long term and make the RI-US friendship as friendship eternal. You could say this deal perpetuate RI-US relations. In other words perpetuate U.S. hegemony and control over Indonesia. Whoever the President of post-SBY, then this agreement shall run and not be out of the corridors. This is a signal that the president should be someone who post SBY accept and fully support this agreement. If not, then it would be "annihilated" by the U.S. and its people in Indonesia.

5. The Joint Commission is chaired by U.S. Secretary of State and Secretary of RI is a key component of the implementation of the Comprehensive Partnership. This means that all implementations of this Comprehensive Partnership under the control of the foreign ministry. This is also in line with the annual report foreign ministry where many dialogues, seminars and so forth such as seminars conducted by ICIS, the dialogue of tolerance, dialogue between religions, etc., are all foreign ministry project.

6. Comprehensive Partnership is a real form of the Obama administration's use of soft power. Of course the goal is to deepen U.S. influence and control over countries that were targeted soft power was in this case is Indonesia. If the Bush's term of office twice, hard power approach is more prominent and produce tremendous resistance from the world, especially Muslim countries, the different case with soft power is relatively not get resistance from the world even welcomed with open arms and hearts and is regarded as a good American - except by ideological parties in the Islamic world. So it happened with this Comprehensive Partnership. Many people in this country do not regard it as an intervention and U.S. control over Indonesia. Instead they regard as good the U.S. to Indonesia. They also menggangap Comprehensive Partnership is already located in the right direction.

7. U.S. hegemony over the country will run on systems designed-by-didektekan U.S.. But implementation is still run by the U.S. people in the target country that became their stooge either consciously or not. In the Bush era regeneration problem this person did not receive significant attention. So this Comprehensive Partnership primarily in education, and human resource capacity development, can also be interpreted to guarantee the formation of a new generation successor of U.S. agencies that already exist.

8. In general and overall, this Comprehensive Partnership will deepen and sustain the intervention, the U.S. influence and hegemony over Indonesia. All of that with this partnership will become more comprehensive, view the scope of partnership which is so vast and the readiness to expand into sectors and areas of other activities.

9. Ummah need to be aware, the existence of U.S. hegemony over Islamic countries (Indonesia in particular) can walk almost without a hitch because of the contribution and hypocritical attitudes of its rulers. And the U.S. giving reward (prize) with full support to put the "comprador" This strategic position of power in various Islamic countries.

10. Indeed physically independent Indonesia, but still in the armpit of Western colonial nations (the U.S. and its allies) in various aspects (economic, political security, social culture, and law). In this context, people need to be "literate" and voiced the true independence for Indonesia. Exempt from Western imperialism (U.S. cs), and returned to life with the appropriate disposition system, satisfactory reason, and inner peace can give birth (heart) and it was none other than Islam. The system Sohih, media reach Sa'adah (happiness) and kamal (perfection) living in the world and the hereafter. Wallahu a'lam bisshowab

10 Perihal Kemitraan Indonesia-AS



Oleh: Harits Abu Ulya (Ketua Lajnah Siyasiyah-DPP HTI)

Release resmi hasil pertemuan Menlu AS Hillary Clinton dan Menlu RI Marty Natalegawa beserta delegasi masing-masing dalam rangka Kemitraan Komprehensif Indonesia-AS di Washington D.C., dikeluarkan pada tanggal 17 September lalu. Dan di dalam release juga dijelaskan Rencana Aksi sebagai panduan implementasi Kemitraan Komprehensif. (lengkapnya bisa dilihat: http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2010/09/147309.htm)

Dari substansi kemitraan, ada beberapa catatan penting sebagai berikut:

1. Langkah ini adalah formalisasi dan pemberian kerangka bagi kerjasama yang sudah dibicarakan sebelumnya bahkan pada beberapa area sudah sampai pada tataran teknis, misalnya dalam masalah peningkatan perdagangan, investasi, pertahanan dan keamanan, kesehatan dan sains. Menlu Marty Natalegawa pada Jumat 19/3/2010 dalam mengomentari penundaan kunjungan Obama menyatakan, “Penundaan tidak mengganggu semua persiapan yang sudah dilakukan. Semua persiapan substansi sudah matang, antara lain Comprehensive Partnership Agreement, perjanjian di bidang investasi, perjanjian tentang kerja sama teknologi, dan lain-lain, dari sisi substansi sudah siap semua”. Dalam bidang kesehatan menurut Staf Ahli Menteri Kesehatan Makarim Wibisono, kemitraan strategis yang rencananya akan ditandatangani saat kunjungan Presiden AS Barack Obama ke Indonesia, juga mencakup bidang kesehatan, yakni bidang penelitian biomedis dan health science, termasuk virus. Ia menyatakan : “Tapi kita menyelesaikan pekerjaan kerjasama di public health research itu enggak harus sebelum kedatangan Obama selesai kan. Kita harus bekerja dengan benar, leluasa, mencari formula yang sifatnya win-win”. Sementara di sisi ain, pertemuan-pertemuan bagian dari persiapan Kemitraan Komprehensif di masing-masing bidang juga sudah terjadi, diantaranya tercantum dalam release yang dikeluarkan kedubes AS 28 Juni .

2. Persiapan ke arah Kemitraan Komprehensif ini sudah direncanakan sejak lama bahkan terlihat pemilihan para menteri di kabinet sekarang dan pejabat lainnya yaitu dipilihnya orang-orang yang dekat dan disukai “Amerika” misal, Purnomo jadi Menhan, Endang jadi menkes, Mari Elka tetap jadi Mendag, SMI jadi menkeu meski ditengah jalan terpaksa diganti Agus Martowardoyo, Marty yang sebelumnya banyak berkiprah di PBB dan AS jadi Menlu, lalu Dino Pati Djalal jadi dubes berkuasa penuh untuk AS.

3. Hal di atas sudah dinyatakan oleh Thomas B. Pepinsky, asisten profesor pemerintahan di Cornell University, yang menulis di Asia Pacific Bulletin nomor 42, 17 Agustus 2009: “Sebagai persiapan SBY untuk periode keduanya, AS dan Indonesia merencanakan “Kemitraan Komprehensif” yang baru untuk memperkuat hubungan bilateral. Pada saat yang sama Indonesia menghadapi sejumlah tantangan -termasuk tantangan akut krisis ekonomi global, tantangan kronis mengatur negeri sedang berkembang yang besar dan beragam, dan ancaman terorisme yang diperbarui- akan menguji pemerintahan SBY. Respon SBY terhadap tantangan itu akan membentuk jalan hubungan bilateral Indonesia-AS ke depan. Semua sinyal mengindikasikan bahwa platform SBY untuk melanjutkan pembangunan ekonomi, reformasi dan keamanan dalam negeri hanya tepat untuk menempa kemitraan baru Indoneisa dengan AS.” Ia juga menyatakan bahwa pemilihan wapres Boediono, dan mendag Mari Elka Pangestu dan Menkeu SMI, lebih untuk menguatkan pendekatan pasar dalam mengatur ekonomi. Menurutnya, kebijakan yang difokuskan pada pasar dan berorientasi keluar akan menjadi pusat bagian terpenting dalam hubungan ekonomi Indonesia dengan AS. Menurutnya, perhatian pada keamanan juga akan menjadi pembentuk hubungan Indonesia-AS. Ia menyimpulkan bahwa kebijakan SBY pada periode kedua hanya akan mengalami perubahan kecil dibanding periode pertama. Indonesia akan tetap melanjutkan model pembangunan berorientasi keluar -sesuai dengan kondisi unik Indonesia- dan pemerintahan SBY akan terus memprioritaskan stabilitas dan keamanan dalam negeri seraya melanjutkan beberapa agenda penting reformasi pemerintahan. Ini adalah prioritas yang dishare oleh pemerintahan Obama untuk Indonesia. Disamping semua kebijakan itu, koneksi personal Obama dengan Indonesia, terpilihnya SBY dengan wapres Boediono, pemilihan pejabat kabinet SBY, dsb akan berpengaruh dalam membentuk hubungan Indonesia-AS. Dengan semua alasan itu menurutnya pemerintahan Obama harus memandang periode kedua SBY sebagai hasil pemilu terbaik untuk membangun kemitraan AS dengan Indonesia. Ia mengakhiri tulisannya ” SBY dan tim barunya adalah mitra ideal bagi kemitraan komprehensif baru pemerintahan Obama dengan Indonesia”. (sumber: EastWestCenter.org/apb)

4. Penandatanganan Kemitraan Komprehensif ini adalah pelembagaan dari komitmen SBY -SBY adalah yang pertama kali menyerukan kemitraan strategis Indonesia-AS pada November 2008 dan belakangan diubah menjadi Kemitraan Komprehensif- dan Obama -Obama menyambut seruan SBY dan langsung menindaklanjuti dengan mengutus Hillary Clinton pada Februari 2010. Hillary segera setelah pelantikan Obama menyatakan bahwa pemerintahan Obama berkomitmen untuk bekerja ke arah kemitraan semacam itu dipandu oleh agenda yang konkret- untuk menguatkan dan memperdalam kerjasama RI-AS bersifat jangka panjang dan menjadikan persahabatan RI-AS sebagai persahabatan abadi. Bisa dikatakan kesepakatan ini mengabadikan hubungan RI-AS. Dengan kata lain melanggengkan kontrol dan hegemoni AS atas Indonesia. Siapapun presiden RI pasca SBY, maka harus menjalankan kesepakatan ini dan tidak boleh keluar dari koridornya. Ini menjadi sinyal bahwa presiden pasca SBY haruslah orang yang menerima dan mendukung sepenuhnya kesepakatan ini. Jika tidak maka akan “dihabisi” oleh AS dan orang-orangnya di Indonesia.

5. Komisi Bersama ini yang diketuai Menlu AS dan Menlu RI merupakan komponen kunci dari implementasi Kemitraan Komprehensif. Artinya semua implementasi Kemitraan Komprehensif ini di bawah kendali kementerian luar negeri. Ini juga sejalan dengan laporan tahunan kementerian luar negeri dimana banyak dialog, seminar dan sebagainya seperti seminar yang dilakukan oleh ICIS, dialog toleransi, dialog antar agama, dsb, semuanya adalah proyek kementerian luar negeri.

6. Kemitraan Komprehensif ini adalah bentuk nyata penggunaan soft power pemerintahan Obama. Tentu tujuannya adalah memperdalam pengaruh dan kontrol AS atas negara yang dijadikan sasaran soft power itu dalam hal ini adalah Indonesia. Kalau pada dua kali masa jabatan Bush, pendekatan hard power lebih mengemuka dan menghasilkan resistensi luar biasa dari dunia khususnya negeri muslim, maka beda halnya dengan soft power ini relatif tidak mendapatkan resistensi dari dunia bahkan disambut dengan tangan dan hati terbuka dan dianggap sebagai kebaikan AS -kecuali oleh pihak-pihak yang ideologis di dunia Islam-. Begitu pula yang terjadi dengan Kemitraan Komprehensif ini. Banyak pihak di negeri ini tidak menganggapnya sebagai intervensi dan kontrol AS atas Indonesia. Justru mereka anggap sebagai kebaikan AS kepada Indonesia. Mereka juga menggangap Kemitraan Komprehensif seperti ini sudah berada pada arah yang benar.

7. Hegemoni AS atas suatu negeri akan berjalan berdasarkan sistem yang dirancang -didektekan- oleh AS. Namun implementasinya tetap dijalankan oleh orang-orang AS di negeri sasaran yang menjadi antek mereka baik sadar maupun tidak. Pada era Bush masalah regenerasi orang ini tidak mendapat perhatian berarti. Maka Kemitraan Komprehensif ini terutama bidang pendidikan, dan pengembangan kapasitas SDM, bisa juga diartikan untuk menjamin terbentuknya generasi baru penerus agen-agen AS yang sudah ada.

8. Secara umum dan keseluruhan, Kemitraan Komprehensif ini akan memperdalam dan melanggengkan intervensi, pengaruh dan hegemoni AS atas Indonesia. Semua itu dengan kemitraan ini akan menjadi lebih komprehensif, melihat cakupan kemitraan yang yang begitu luas dan adanya kesiapan untuk memperluasnya ke sektor-sektor dan area kegiatan lainnya.

9. Umat perlu sadar, eksistensi hegemoni AS atas negeri-negeri Islam (Indonesia khususnya) bisa berjalan nyaris tanpa hambatan karena kontribusi dan sikap hipokrit dari para penguasanya. Dan AS memberikan reward (hadiah) dengan dukungan penuh untuk mendudukkan para “komprador” ini di berbagai posisi strategis kekuasaan negeri Islam.

10. Sesungguhnya Indonesia merdeka secara fisik, tapi masih dalam ketiak penjajahan bangsa Barat (AS dan sekutunya) dalam berbagai aspek (Ekonomi, Politik keamanan, Sosial budaya, dan hukum). Dalam konteks inilah, umat perlu “melek” dan menyuarakan kemerdekaan yang hakiki untuk Indonesia. Membebaskan dari imperialisme Barat (AS cs), dan dikembalikan kepada kehidupan dengan sistem yang sesuai fitrah, memuaskan akal, dan bisa melahirkan ketentraman batin (kalbu) dan itu tidak lain adalah Islam. Sistem yang sohih, media mencapai sa’adah (kebahagiaan) dan kamal (kesempurnaan) hidup di dunia dan akhirat. (wallahu a’lam bisshowab)

Presiden SBY tidak Paham Jihad ?

(Upaya Pendistorsian Makna Jihad)

Oleh: Harits Abu Ulya (Ketua Lajnah Siyasiyah DPP-HTI)


Dalam acara Silaturahmi Musabaqah Tilawatil Quran dan Hadis Tingkat ASEAN dan Pasifik di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Senin (4/10/2010). Yang juga dihadiri oleh beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II seperti Mendiknas M Nuh, Menkopolhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi, Menteri Agama Suryadharma Ali, juga duta besar beberapa negara Islam dari Timur Tengah. Hadir juga Dr. Sholeh bin Abdullah bin Humaid yang juga utusan resmi Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Su`ud, Duta Besar Kerajaan Arab Saudi, dan para duta besar negara-negara sahabat untuk Indonesia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan beberapa hal sebagai bentuk respon terhadap beberapa peristiwa kekinian yang diekspos secara luas oleh media.

Presiden Yudhoyono dalam sambutanya; “Siapapun tidak boleh mengatasnamakan agama sebagai instrumen untuk melakukan tindak kekerasan dan teror,”. Presiden Yudhoyono berharap jangan sampai generasi muda menafsirkan makna jihad di dalam Al Quran secara keliru. Penafsiran keliru itu, kata Kepala Negara, adalah mengartikan jihad sebagai jalan kekerasan dan menghalalkan segala cara. “Janganlah menjadikan ajaran Islam sebagai tameng untuk membenarkan tindakan terorisme,” kata Yudhoyono. Generasi muda, menurut Presiden, seharusnya memaknai jihad sebagaimana mestinya, yaitu jihad melawan hawa nafsu, kemiskinan, keterbelakangan, perilaku korupsi, dan jihad untuk kesejahteraan bangsa dan negara.

Presiden menegaskan bahwa Islam itu damai dan teduh. Islam adalah agama yang cinta keadilan dan selalu menganjurkan kasih sayang, serta menjauhi permusuhan. Melalui Al Quran, Islam mencegah perbuatan yang keji dan mungkar, katanya. “Al Quran dan Hadits juga mengajarkan kepada kaum Muslimin untuk memelihara dan mempertahankan nilai-nilai luhur yang mulia, etika kehidupan yang baik, serta tata hubungan sosial yang harmonis dan bermartabat,” kata Presiden. Memperjuangkan Islam, imbuhnya, perlu dilandasi dengan perilaku yang baik. “Bukan sebaliknya, tindakan yang tidak Islami,” tuturnya. (Antaranews.com, 4/10, Detiknews.com,4/10)

Setidaknya ada dua hal paling urgent yang perlu di kritisi dari pernyataan Presiden SBY. Pertama; pernyataan SBY lebih tepat disebut sebagai tuduhan, jika ada sebagian orang atau kelompok yang menjadikan agama sebagai tameng atau instrumen untuk melakukan tindakan kekerasan dan teror. Sebelumnya Presiden juga mengeluarkan pernyataan yang mirip, saat memberikan sambutan pada peresmian Masjid Baiturrahim yang berada di Kompleks Istana Kepresidenan, Presiden mengatakan masjid atau rumah ibadah adalah pusat kebaikan dan pusat kebajikan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

Karena itu, dia meminta agar masjid tidak dijadikan sebagai ajang untuk memprovokasi atau menyerukan tindakan kekerasan. Pernyataan Presiden itu terkait dengan aktivitas sejumlah teroris yang telah ditangkap, yang cenderung menjadikan tempat ibadah untuk mengajarkan permusuhan dan tindak kekerasan kepada orang yang berbeda akidah. (Republika.co.id,2/10)

Pernyataan di atas tentu bukan bercanda, tapi artikulasi verbal dari proses pencerapan terhadap realitas dan informasi yang masuk dalam pikiran Presiden. Maka sentimen dalam bentuk redaksi “tuduhan” perlu dibuktikan, agar program pemerintah dalam menangani kasus “terorisme” tidak melahirkan masalah dan musuh baru dengan sengaja atau tidak telah memojokkan dan menstigmasi Islam terkait terorisme. Umat Islam juga bisa mengeluarkan asumsi berlawanan; “jangan sampai penguasa menjadikan proyek kontra terorisme tameng untuk melakukan “teror” dan “mendiskritkan” Islam dan kaum muslimin“. Karena ungkapan Presiden Yudhoyono lebih sebagai asumsi yang masih perlu bukti, kalau masjid menjadi “kawah condrodimuka” lahirnya kekerasan. Jika ada satu atau dua orang yang sesuai ungkapan presiden, tentu juga tidak bisa digeneralisir dengan ungkapan diatas.

Kedua; dalam pandangan Presiden Yudhoyono, kesalahan tafsir terhadap al Qur’an dan as Sunnah dalam bab jihad-lah yang menjadi faktor tindakan kekerasan dan terorisme. Kemudian presiden menjelaskan “jihad prespektif presiden” ; seharusnya memaknai jihad sebagaimana mestinya, yaitu jihad melawan hawa nafsu, kemiskinan, keterbelakangan, perilaku korupsi, dan jihad untuk kesejahteraan bangsa dan negara. Apakah benar adanya jihad seperti penjelasan presiden? Bagi seorang muslim memang diwajibkan memahami jihad dengan benar dan aplikasinya juga benar. Tidak memahami sebagian dan membuang sebagian, apalagi dengan motif ingin melakukan “tahrif” (penyimpangan) makna jihad, karena dihadapkan kepada jalan buntu mengurai akar masalah “terorisme” sementara terminologi jihad menjadi tertuduh.

Sekilas memahami jihad yang sahih.

Seperti diterangkan dalam al Qur’an dan as Sunnah kemudian dibukukan dalam ratusan kitab fiqh oleh ulama’ salafus sholeh dan ulama’-ulama’ zaman sekarang (dan mu’tabar; jadi rujukan dan pegangan umat Islam), bisa diringkas;

Secara bahasa kata “al-jihaad” berasal dari kata “jaahada“, yang bermakna “al-juhd” (kesulitan) atau “al-jahd” (tenaga atau kemampuan). Imam Ibnu Mandzur dalam Kitab Lisaan al-’Arab nya, secara bahasa, al-jihaad artinya;mengerahkan kemampuan dan tenaga yang ada, baik berupa perkataan maupun perbuatan.

Dalam kitab Syarh al-Qasthalaani ‘alaa Shahiih al-Bukhaariy dinyatakan sebagai berikut Kata jihaad merupakan pecahan dari kata al-jahd, dengan huruf jim difathah yang berarti: at-ta’b (lelah) dan al-masyaqqah (sulit). Sebab, kelelahan dan kesulitan yang ada di dalamnya bersifat terus-menerus. Kata jihaad bisa merupakan bentuk pecahan dari kata al-juhd dengan “jim” didhammah, yang berarti: at-thaaqah (kemampuan atau tenaga). Sebab, masing-masing mengerahkan tenaganya untuk melindungi shahabatnya.

Di dalam al-Quran dan Sunnah, kata jihaad diberi arti baru oleh syariat dari arti asal (bahasanya) atau menuju makna yang lebih khusus, yaitu, “mengerahkan seluruh kemampuan untuk berperang di jalan Allah, baik secara langsung, dengan bantuan keuangan, pendapat (pemikiran), memperbanyak kuantitas (taktsiir al-sawaad) ataupun yang lain (Ibn ‘Abidiin, Haasyiyah, juz III, hal. 336) Dengan demikian, ketika kata “jihad” disebut, secara otomatis orang akan memaknainya dengan makna syariatnya -berperang di jalan Allah”, bukan dengan makna bahasanya. Jihad dengan makna khusus ini, bisa ditemukan pada ayat-ayat Madaniyah. Sedangkan kata jihad di dalam ayat-ayat Makkiyah, maknanya merujuk pada makna bahasanya (bersungguh-sungguh).

Contoh Ayat-ayat yang memberikan pengertian Jihad adalah al Qital (perang);

لا يَستَوِى القٰعِدونَ مِنَ المُؤمِنينَ غَيرُ أُولِى الضَّرَرِ وَالمُجٰهِدونَ فى سَبيلِ اللَّهِ بِأَموٰلِهِم وَأَنفُسِهِم ۚ فَضَّلَ اللَّهُ المُجٰهِدينَ بِأَموٰلِهِم وَأَنفُسِهِم عَلَى القٰعِدينَ دَرَجَةً ۚ وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الحُسنىٰ ۚ وَفَضَّلَ اللَّهُ المُجٰهِدينَ عَلَى القٰعِدينَ أَجرًا عَظيمًا

“Tidaklah sama antara mu’min yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar.” (QS. al-Nisaa’ : 95)

Jihaad dalam ayat ini mempunyai pengertian: keluar untuk berperang, dan aktivitas ini lebih diutamakan daripada berdiam diri dan tidak berangkat menuju peperangan.

Para ulama empat madzhab juga telah sepakat bahwa jihad harus dimaknai sesuai dengan hakekat syariatnya, yakni berperang di jalan Allah baik secara langsung maupun tidak langsung.

Madzhab as-Syaafi’i, sebagaimana yang dinyatakan dalam kitab al-Iqnaa’, mendefinisikan jihad dengan “berperang di jalan Allah”. Al-Siraazi juga menegaskan dalam kitab al-Muhadzdzab; sesungguhnya jihad itu adalah perang.

Dalam masalah ini, Ibnu Qudamah dalam al Mughni-nya berkata: Ribaath (menjaga perbatasan) merupakan pangkal dan cabang jihad. Beliau juga mengatakan: Jika musuh datang, maka jihad menjadi fardlu ‘ain bagi mereka… jika hal ini memang benar-benar telah ditetapkan, maka mereka tidak boleh meninggalkan (wilayah mereka) kecuali atas seizin pemimpin (mereka). Sebab, urusan peperangan telah diserahkan kepadanya.

Jihad Ofensif dan Jihad Defensif

Dr. Mohammad Khair Haekal di dalam kitab al-Jihad wa al-Qital menyatakan, bahwa sebab dilaksanakannya jihad fi sabilillah bukan hanya karena adanya musuh (jihad defensif), akan tetapi juga dikarenakan tugas Daulah Islamiyyah dalam mengemban dakwah Islam ke negara lain, atau agar negara-negara lain tunduk di bawah kekuasaan Islam (jihad ofensif).

Hanya saja, para ulama berbeda pendapat dalam menentukan batas minimal jihad yang dilakukan oleh negara. Imam al-Mawardiy dalam kitab al-Iqnaa’, hal.175 menyatakan, “Hukum jihad adalah fardlu kifayah, dan imamlah yang berwenang melaksanakan jihad…ia wajib melaksanakan jihad minimal setahun sekali, baik ia pimpin sendiri, atau mengirim ekspedisi perang.”

Syeikh Imam Nawawi al-Bantani al-Jawi dalam kitab Nihayah Az-Zain, “Jihad itu adalah fardhu kifayah untuk setiap tahun, apabila orang-orang kafir berada di negeri mereka. Paling sedikit satu kali dalam satu tahun, tapi apabila lebih tentu lebih utama, selama tidak ada kebutuhan lebih dari satu kali. Jika jihad tidak dilakukan maka wajib atas sebagian (kaum Muslimin) untuk mengajak jihad, dengan salah satu dari dua cara”.

Jadi dari paparan diatas cukup untuk menimbang makna jihad ala Presiden. Hakikatnya jihad itu bukan terorisme, dan jihad bukan mengajarkan umat Islam menjadi teroris. Jihad dalam ajaran Islam tetap berlaku hingga yaumil qiyamah, bagi orang yang beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya tidak akan berani dan tega menuduh “ajaran jihad” dalam Islam sebagai sumber dari berbagai tindakan teror dan kekerasan.Jika ada sekelompok kecil orang mengaplikasikan makna jihad secara keliru, itu juga tidak bisa dijadikan alasan bahwa “jihad” itu telah berhenti dan tidak lagi di syariatkan. Atau kemudian perlu pemaknaan baru yang akhirnya menyimpang dan keluar dari makna yang syar’i yang dikehendaki Allah SWT dan Rasul-Nya.

Jadi dari prespektif ini, terlihat alih-alih Presiden menyelesaikan akar munculnya berbagai tindak kekerasan dan teror tapi malah mengeluarkan asumsi-asumsi yang bisa mendiskriditkan Islam dan kaum muslimin.Umat harus waspada manufer orang-orang yang membenci Islam & kaum muslim melalui permainan bahasa berusaha membikin kacau cara berfikir dan perilakunya.Wallahu a’lam