Salah satu hal penting ‘racun’ perjanjian komprehensif yang ditawarkan Amerika terhadap Indonesia adalah demokrasi. Dalam pidatonya selama kunjungan ke Indonesia, Obama juga berulang-ulang bicara tentang demokrasi Indonesia. Namun kenyataan di lapangan, demokrasi hanyalah omong kosong.
Terbukti, aparat keamanan untuk menyenangkan Obama , menghadang aksi tiada henti Hizbut Tahrir Indonesia menolak Obama di UI kemarin (10/11). Padahal yang dilakukan Hizbut Tahrir hanyalah menyuarakan suara ‘al haq’ bahwa Obama adalah muhariban fi’lan, presiden negara penjajah AS yang harus ditolak.
Aparat keamanan dengan dalih menjalankan tugas negara, menghadang langkah massa HTI. Massa yang bergerak dari arah Stasiun Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, dihadang ratusan aparat Brimob yang bertameng di kawasan Gardu, sekitar Universitas Pancasila. Untungnya sebagian massa berhasil menembus barikade polisi yang berhasil mendekati kampus UI.
Di kawasan Gardu, polisi tidak bisa memberikan argumentasi apapun kecuali menyatakan “Tidak boleh”. Sempat terjadi adu argumentasi. Polisi berdalih ini demi menjaga keamanan negara. Dijawab oleh salah satu korlap HTI: “Bagaimana menjaga keamanan negara kalau Obama yang akan merampok Indonesia dibiarkan berkeliaran dan justru dilindungi? Apakah Anda tidak tahu sebentar lagi Natuna akan diambil? Apakah Anda tidak merasakan penderitaan yang kita alami dengan dirampoknya kekayaan alam kita oleh mereka?” Komandan polisi itu diam. Dia akhirnya bilang, “Sudahlah…”
Tidak seperti ketika menolak Bush 2006 lalu, kedatangan Obama ke Indonesia justru disambut gembira. Padahal, kebijakan Presiden Amerika Serikat Barack Obama sama dan sebangun dengan kebijakan Bush, hanya dalam kemasan berbeda. Dua hal prinsipil masih dilakukan oleh Obama seperti Bush dan presiden Amerikan lainnya : pembunuhan umat Islam dan perampokan kekayaan alam dunia Islam termasuk Indonesia !
Sayangnya hampir tidak ada ormas yang turun ke jalan menghadang langkah Obama menancapkan kukunya lebih dalam di Indonesia, kecuali Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Malah ada partai Islam yang secara nyata memasang spanduk di seputar UI mencari muka kepada Obama.
Sejak sebelum Obama datang, HTI terus bergerak menggelorakan penolakannya terhadap rencana kedatangan Obama itu. Hingga Obama datang pun, HTI terus menyuarakan bahaya kerja sama komprehensif Amerika-Indonesia itu kepada umat. Ketika panitia HTI menyampaikan surat pemberitahuan ke Polda Metro Jaya, pihak Polda berusaha membujuk agar HTI tidak turun ke jalan lagi. “Mas, gak usah demo-lah. Kan kemarin sudah.,” kata seorang pejabat polisi.
Namun, seorang panitia menjelaskan, persoalannya bukan sudah apa belum, tapi ini adalah kewajiban amar makruf nahi munkar ketika kemungkaran nyata-nyata ada di depan mata. “Bismillahi tawakaltu alallah, kami akan jalan,” kata panitia tersebut.
Ribuan massa HTI, Rabu (10/11), mencoba mendekati kampus Universitas Indonesia, tempat berlangsungnya kuliah umum yang disampaikan oleh Obama.
Di tempat itu, massa terus meneriakkan yel-yel anti Amerika. ”Obama, Obama, usir, usir. Amerika, Amerika, hancurkan, hancurkan. Khilafah, khilafah, tegakkan, tegakkan!” Berbagai spanduk digelar. Di antaranya berbunyi: ‘Obama, the real terrorist’, ‘Menu favorit Obama, Sate! Dagingnya kaum Muslimin di Irak dan Afghanistan, kecapnya ExxonMobil, ditusuk dengan M16, dibakar ala US Army’.
Aksi ini mengundang perhatian kalangan media massa. Beberapa di antaranya meminta wawancara, namun apakah wawancara itu dimuat atau tidak belum diketahui. Pengalaman sebelumnya, media massa seperti menutup mata terhadap aksi penolakan HTI terhadap Obama dan Amerika. Mereka tak menayangkan atau memuat aksi-aksi tersebut.
Jubir HTI M Ismail Yusanto menegaskan, HTI akan terus menentang segala hal yang melanggar ketentuan syariat termasuk kerja sama komprehensif Amerika-Indonesia ini. Kerja sama itu bukan saja merugikan Indonesia dari segala segi, tapi juga maksiat kepada Allah karena telah menjadikan orang/negara kafir sebagai wali dan teman setia.
“Ini adalah bagian dari dakwah. Kita harus terus bersuara lantang menyampaikan kebenaran dengan penuh keistiqomahan dan kesabaran,” pesannya. (Mediaumat.com/MJ)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar