I made this widget at MyFlashFetish.com.

Khilafah

Gempita Konferensi Rajab 1432 H

Sabtu, 29 Mei 2010

BARACK OBAMA YAHUDI ASLI...!

http://www.democrats.org/

Berikut video yang membuktikan bahwa Obama Yahudi kulit hitam dari artikel di http://rykers.blogspot.com/2008/11/barack-obama-yahudi-kulit-hitam.html banyak yang bertanya apa foto di artikel tersebut asli? mengingat banyak foto yang beredar di internet tidak asli hasil... editan. Silahkan nonton sendiri videonya saat Obama sedang melakukan ritual Yahudi di Jerusalem Barrack Husein Obama adalah presiden Amerika Serikat, dari partai Demokrat dengan ideologi politik Liberalisme silahkan lihat di http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Demokrat_(Amerika_Serikat) penasihat Obama sendiri yaitu Abner Mikva menyatakan Obama will be the first Jewish President Of USA Obama akan menjadi Presiden Yahudi AS pertama - dalam Jerusalem Post pada 5 November 2008. Apakah Obama akan lebih lunak dari Bush atau sebaliknya, dia akan lebih kejam dari Bush yang telah memporak-porandakan negeri-negeri Muslim dengan dalih ingin membersihkan dunia dari teroris seraya menciptakan the New World atau tatanan dunia baru. Setelah menonton video ini silahkan ambil kesimpulan sendiri berdasarkan persamaannya dengan partai demokrat di indonesia, salah satunya adalah sama-sama liberal dan pendukung pluralisme.. Website partai Demokrat Amerika : http://www.democrats.org/

10 ALASAN TOLAK OBAMA

APA YANG DIHARAPKAN DARI OBAMA ?

Senin, 17 Mei 2010

Refleksi Harkitnas: Kebangkitan or Kebangkrutan?




By: Ria Fariana

Tanggal 20 Mei setiap tahun diperingati sebagai hari kebangkitan nasional. Di setiap instansi pemerintahan dan sekolah-sekolah negeri biasanya diadakan upacara bendera. Meski nggak bisa dipungkiri kamu-kamu biasanya pada berebut memilih barisan paling belakang supaya bisa ngobrol sendiri kalo udah pada bete sama ritual ala nasionalisme itu. Iya apa iya? Ehm...

Kalo kamu jeli, kebangkitan nasional yang dibangga-banggakan tiap tahun itu semuanya cuma kamuflase. Nggak ada buktinya. Bahkan fakta yang ada menunjukkan sebaliknya. Jangankan bangkit, bisa bertahan hidup aja sudah lumayan bagus. Wah, kesannya kayak kritis banget yah? Emang iya kok. Mau buktinya?

Bangkit atau bangkrut?

Sebuah negeri yang bangkit seharusnya udah maju dari dulu. Bukan malah terpuruk kayak sekarang ini. Kebetulan bulan Mei juga ada peringatan hari pendidikan yang jatuh tanggal 2 tiap tahunnya. Ternyata masih banyak hal mengenaskan tentang nasib pendidikan negeri ini. Disiarkan sebuah stasiun TV bahwa ada seorang guru bernama Pak Mahmud cuma mendapat gaji Rp 400 rb untuk menghidupi anak dan istrinya. Padahal itu di ibu kota Jakarta yang bea hidup begitu tinggi. Jadilah beliau ‘nyambi’ jadi pemulung agar dapur tetap mengepul.

Belum lagi sekolah-sekolah yang pada roboh. Mengutip puisi Prof. Winarno Surahman yang menyulut emosi mantan Wapres Jusuf Kalla, sekolah di negeri ini kayak kandang ayam (ato kandang ayam yang mirip sekolah ya?). Lalu ada juga tempat belajar beratap terpanjang di dunia alias di bawah jalan tol, karena harga pendidikan formal semakin mahal saja dari hari ke hari sehingga tak terjangkau rakyat kecil. Gimana nggak kalo subsidi pendidikan dari tahun ke tahun semakin dikurangi. Universitas negeri pun disulap menjadi BHP (Badan Hukum Pendidikan) yang biayanya melangit. Meskipun ada wajib belajar 9 tahun, harga pendidikan negeri ini masih saja tak masuk akal!

…Bukan hanya di bidang pendidikan saja keterpurukan negeri ini. Tapi juga di berbagai aspek kehidupan kondisi negeri ini masih berada pada taraf mengenaskan…

Bukan hanya di bidang pendidikan saja keterpurukan negeri ini. Tapi juga di berbagai aspek kehidupan kondisi negeri ini masih berada pada taraf mengenaskan. Coba amati di bidang ekonomi. Harga BBM yang melambung tinggi mengakibatkan kian terpuruknya perekonomian negeri ini. Harga-harga membubung tinggi. Beras dan minyak tanah tak terbeli. Bahkan di negeri yang katanya gemah ripah loh jinawi subur makmur ditanami apa pun tumbuh subur, ternyata busung lapar menjadi sebuah tren. Meski kata para pejabat yang malu daerahnya ketahuan ada busung lapar, berusaha mengganti istilahnya dengan salah pola makan. Huh... jangankan mengatur pola makan, sedangkan apa yang dimakan aja nggak ada.

Belum lagi soal kesehatan. Tempo hari koran-koran ramai memberitakan tentang anak pemulung yang mati karena sakit dan tak mampu beli obat. Sudah gitu bapaknya tak mampu membeli tanah untuk mengubur anaknya. Bayangkan, untuk rumah masa depan seluas 1 x 2 meter aja harus beli. Ini satu contoh, masih banyak yang lainnya.

Kemiskinan ini mengakibatkan mata rantai yang pelik. Kriminalitas meningkat tajam. Demi sekaleng susu untuk bayinya seorang ibu terpaksa mencuri dari etalase supermarket. Ia pun langsung digiring ke satpam, dan dipermalukan di depan umum. Bandingkan dengan apa yang dilakukan terhadap koruptor negeri ini yang makan duit triliunan rupiah. Mereka bisa lenggang kangkung dengan enaknya melewati perbatasan untuk lari ke luar negeri.

…Kemiskinan ini mengakibatkan mata rantai yang pelik. Kriminalitas meningkat tajam. Hukum bisa dinego, jaksa dan hakim bisa disuap…

Hukum bisa dinego, jaksa dan hakim bisa disuap. Berapa lama hukuman tergantung berapa dana yang disiapkan. Ini hanya sebagian kecil saja potret buram bangsa yang bangga dengan peringatan hari kebangkitan ini.

Kebangkitan semu

Amrik boleh aja bisa bikin pesawat supersonik yang kecepatannya menyamai kecepatan suara misalnya. Amrik dan negara maju lainnya juga sudah sampai ke bulan. Mereka mampu membuat berbagai macam teknologi untuk memudahkan kehidupan manusia. Karena katanya, majunya teknologi adalah ukuran bagi kebangkitan suatu bangsa. Belum lagi perekonomian yang tinggi pertumbuhannya, makin membuat silau negeri-negeri dunia ketiga.

Tapi coba kamu lebih jeli sedikit. Nggak usah banyak, cukup sedikit aja. Apa harga dari kebangkitan semu dengan simbol bernama teknologi dan tumbuhnya ekonomi itu? Masyarakat menjadi workcoholic alias gila kerja yang kemudian diikuti dengan depresi dan stres berat. Karena tekanan yang cukup berat ini mereka lari ke bar dan pub untuk mencari hiburan. Mereka akrab dengan minuman alkohol untuk menghilangkan kepenatan. Ini saja? Belum. Tahan nafas yah...

…Amrik boleh aja bisa bikin pesawat supersonic. Tapi masyarakat menjadi workcoholic alias gila kerja yang kemudian diikuti dengan depresi dan stres berat. Angka kriminalitas tinggi…

Di bar dan pub selalu ada wanita penghibur alias pelacur untuk memberi kepuasan sesaat. Rumah tangga? Jangan ditanya. Silakan kalian survey sendiri berapa persen pernikahan hancur karena asas sekuler dan kapitalisme yang diterapkan negara kemudian mendarah daging dalam masyarakatnya. Ketika keluarga hancur, bagaimana nasib anak-anaknya? Brokenhome. Mereka menjadi anak yang kurang kasih sayang dan tumbuh menjadi anak-anak nakal.

Kamu-kamu tahu Tom Cruise kan? Menurut versi salah satu majalah di Amerika, dia ini adalah cowok terganteng di dunia. Doi adalah korban dari brokenhome dan masa kecilnya sering dilalui dengan pukulan demi pukulan dari ayahnya. Gimana jadinya dia ketika besar? Gonta-ganti cewek dan akhirnya menghamili Katie Holmes di luar nikah. Meskipun kemudian mereka menikah juga, tapi yang namanya berzina tetap saja berzina.

Kembali ke anak sebagai korban. Di negeri sekuler sono, bunuh diri menjadi tren tersendiri bagi anak-anak karena hal sepele. Diolok teman, pulang langsung bunuh diri. Bahkan di negeri ini kita masih belum lupa tragedi anak SD yang mencoba bunuh diri karena tak mampu membayar uang iuran sebesar 2500 rupiah. Lihatlah betapa rentan kondisi psikologis mereka yang seumuran adik-adik kita. Ini karena mereka miskin.

Eh, ngomongin soal kemiskinan, kesenjangan antara kaya dan miskin lebar dan dalam banget tuh. Meski di Barat pengangguran diberi tunjangan (ini yang sering bikin iri masyarakat kita), sebetulnya yang miskin tetap aja miskin. Uang tunjangan itu tak sanggup untuk menanggung beban hidup yang sangat mahal di negeri yang mengagungkan materi.

Belum lagi kalo ngomongin kriminalitas yang angkanya semakin tinggi. Perkosaan, pembunuhan, bahkan pelecehan terhadap agama tertentu dalam hal ini Islam. Mereka yang katanya mengagungkan HAM ternyata adalah pelanggar paling depan. Lihat saja serangan Amerika terhadap Irak dan pelarangan jilbab di sekolah dan institusi resmi lainnya. So, bagi mereka yang silau dengan peradaban Barat yang katanya sudah bangkit, kudu berpikir ulang kalo masih punya akal sehat dengan data-data di atas. Halaman ini nggak bakal cukup untuk membuka kebobrokan sistem yang berasas sekuler ini. Sumpah!

Bandingkan dengan yang ini...

Gaji guru TK dihargai sebesar 15 dinar yang kalo dikurs-kan senilai 15 juta rupiah. Pendidikan gratis bagi semua warga negaranya mulai level apa pun. Jadi gak harus nunggu kucuran BOS yang cuma untuk SD dan SMP aja. Udah gitu, perpustakaan terbuka untuk semua orang, bukan hanya akademisi aja. Ada pemandian dan kolam renang serta disediakan kantin gratis bagi yang rajin ke perpustakaan untuk menimba ilmu. Yang namanya murid-murid cerdas jangan ditanya lagi. Selevel Ibnu Khaldun, Ibnu Sina, Ibnu Taimiyah, al-Khawarizmy, dll mudah bermunculan.

Ibnu al-Baitar yang ahli pengobatan dari Spanyol, Ibnu Hayyan Jabir yang ahli kimia modern dan telah menulis 100 buku lebih, Abu Kamil Shuja’ yang ahli aljabar Islam tertua. Beliau ini juga yang telah menemukan perhitungan akar kuadrat dan persamaannya pada abad 13.

Hmm...selama ini kita mengira ini ditemukan oleh Barat kan? Beliau ini juga menulis kitab al-Faihrits yaitu katalog buku tentang matematika dan astrologi. Pada abad 10 bangsa-bangsa Eropa menterjemahkan karya ini dalam bahasanya masing-masing. Lalu ada juga Abu Wafa’ yang mengembangkan trigonometri (ukur sudut). Beliau juga penemu rumus penting dalam ilmu segitiga. Sin (a+b) = (sin a cos b + sin b cos a) : R yang semula dikira ditemukan oleh Copernicus. Bahkan Paus Silvester II merasa bangga mengakui dirinya menjadi murid orang-orang Islam di Cordoba. Keren banget kan?

Di bidang perekonomian lebih asyik lagi. BBM, listrik, tambang bumi, dan kekayaan alam lain nggak boleh tuh dimiliki individu atau perusahaan asing. Itu semua menjadi milik umum dan dikelola negara untuk digunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat. Nggak ada ceritanya harga BBM naik melulu dan mencekik leher kayak sekarang ini. Wong kita memang kaya minyak kok, ngapain bayar mahal? Nggak ada riba diberlakukan, yang ada adalah bagi hasil sesuai hukum yang berlaku dalam hal ini yaitu hukum syara’.

Di bidang sosial, kehidupan masyarakat cenderung tenang dan damai karena pancaran ketakwaan di tiap individu mulai level rakyat jelata hingga pejabat negara terlihat jelas. Nggak ada yang kelaparan karena sistem distribusi yang merata dan sifat amanah pada individu pejabat serta hukum yang tegas diberlakukan. Gizi buruk dan busung lapar? No way. Nggak bakal ada yang sekarat karena tak mampu bayar obat. Tak ada juga penggusuran sewenang-wenang tanpa ridho pemilik tanah. Yahudi yang rumahnya digusur untuk membangun mesjid bisa memperoleh haknya lagi tanpa harus menangis-nangis kepada petugas tramtibmas.

Huah...masih banyak lagi deh kalo mau diceritakan semua di sini. Intinya kalo kebangkitan itu ukurannya adalah IPTEK, nggak ada apa-apanya dah peradaban Kapitalisme itu. Coba, mana ada pemimpin di negeri sekuler yang mau memikul gandum di pundaknya sendiri tatkal tahu ada rakyatnya yang kelaparan? Yang ada malah saling lempar tanggung jawab.

Nah, gimana nih supaya abad cemerlang dengan ideologi yang benar itu bisa bangkit lagi?

Ayo bangkit!

Bangkit itu berpindah atau berubahnya sebuah umat, bangsa, atau individu dari suatu keadaan menuju keadaan yang lebih baik. Begitu kata Ustadz Hafidz Shalih dalam buku karangannya An-Nahdhoh yang diterjemahkan menjadi Falsafah Kebangkitan.

Kita bisa bangkit kalo kita tahu apa aja yang menyebabkan kebangkitan bisa tercapai. Ternyata bukan penguasaan IPTEK atau banyaknya sekolah-sekolah didirikan. Tapi meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat akan dirinya sendiri, manusia dan alam sekitar. Kalo ia paham bahwa ternyata ketiga hal tersebut adalah fana, maka ia akan paham bahwa ada yang Mahakekal.

…negeri ini nggak bakal bangkit selama sistem sekulerisme-kapitalisme dijadikan sebagai acuan…

Setelah memahami ini, maka ia harus memahami bahwa Yang Mahakekal tadi bukan cuma bisa menciptakan, tapi Ia juga sudah menciptakan seperangkat aturan untuk diterapkan. Karena sifatNya yang Maha, maka Ia tahu yang terbaik buat kita. Nggak bakal ada ajang uji coba sistem diterapkan pada kita. Emangnya kita ini kelinci percobaan? Dicoba sistem kapitalis ternyata gagal, ganti sosialis. Sosialis gagal ganti Kapitalis. Huh...bodoh banget tuh yang suka melakukan kayak gitu. Ingat ini bukan ajang coba-coba (hehe, jadi kayak iklan neh;p)

So, negeri ini nggak bakal bangkit selama sistem sekulerisme-kapitalisme dijadikan sebagai acuan. Yakin 100%. Karena cuma dengan Islam sebagai ideologi dan sistem yang benar sajalah negeri ini dan negeri-negeri lain di dunia ini bisa mencapai kebangkitan hakiki. Kebangkitan yang tanpa meninggalkan persoalan baru. Memecahkan masalah tanpa menciptakan masalah baru. Dan, ide kebangkitan ini cuma omong kosong bila kamu sebagai tongkat estafet kepemimpinan masih bengong kayak sapi ompong.

Yuk ngaji yuk! Ngaji Islam sebagai the way of life, yang melingkupi seluruh aspek kehidupan tanpa kecuali. Jadikan negeri ini bangkit yang sebenarnya, bukan malah bangkrut yang sebenarnya. Kamu mau kan? So pasti dong ah. Siipp! (voa-islam.com)

Jumat, 14 Mei 2010

Rekomendasi KUII V: Tolak Hukum Warisan Belanda, Sekularisme, Liberalisme dan Kapitalisme


HTI Press. Sejalan dengan perkembangan masyarakat, maka hendaknya pranata sistem hukum dan perundang-undangan terus diperbaharui dengan meninggalkan berbagai produk hukum warisan kolonial Belanda dan lainnya yang bertentangan dengan Syariah Islam.

“Menangkal pula masuknya produk hukum yang mengandung sekularisme, liberalisme, dan kapitalisme,” ujar Prof Chamamah, dari Tim Perumus Rekomendasi membacakan hasil sidang Komisi Rekomendasi Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) V, pada Sidang Pleno Terakhir, Ahad (9/5) di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta.

Di samping itu Chamamah pun menegaskan bahwa ketentuan perundang-undangan yang bertentangan dengan prinsip keadilan termasuk di dalamnya keadilan ekonomi harus direvisi.

“Setujuuu…!” ujar ratusan peserta kongres ketika Ketua SC KH Din Syamsuddin menanyakan apakah peserta kongres setuju dengan hasil rekomendasi setebal 10 halaman tersebut.[] joko prasetyo

Sabtu, 08 Mei 2010

Aksi Memalukan Pada Pesta Kelulusan, Buah Dari Pendidikan Sekuler



Pesta kelulusan ujian nasional (UN) siswa SMA/MA/SMK yang terjadi secara serentak di seluruh Indonesia, pada hari Senin (26/4) dirayakan secara tak lazim. Kejadian yang terus berulang setiap tahun saat merayakan kelulusan dengan himbauan untuk tidak corat-coret baju dan turun jalan saat merayakan kelulusan nampaknya tak dihiraukan beberapa pelajar Indonesia.

Di beberapa kota, para pelajar justru tetap mengadakan aksi corat-coret, bahkan terbilang diluar kewajaran dengan aksi membuka jilbabnya hingga ada sejumlah siswa yang merayakannya dengan mabuk minuman keras, penjarahan hingga aksi mesum yang dilakukan sesama pelajar. Contohnya adalah aksi merayakan pengumuman kelulusan pelajar Pamekasan dengan membuka jilbab mewarnai konvoi kelulusan siswa/siwi SMA/MA dan SMK di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, hari Senin. Siswi yang biasanya diharuskan menggunakan jilbab, saat konvoi tidak lagi menggunakan jilbab. Bahkan jilbab para siswi ini dijadikan bendera sambil berboncengan dengan teman laki-laki mereka. Para siswi ini juga merayakan kelulusan dengan menggunting rok.

Selain itu aksi konvoi siswa sejumlah SMA dan SMK juga merayakan kelulusan berujung pada tindakan penjarahan terhadap pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang Jalan Trunojoyo. Para pelajar tersebut langsung mengambil berbagai jenis makanan ringan dan minuman yang dijual PKL di sepanjang jalan tersebut. Masih di Jawa Timur, sejumlah pelajar pun tepergok pesta minuman keras (miras) di objek wisata Pantai Pathek, Situbondo. Satuan Dalmas Polres Situbondo berhasil mengamankan 6 orang berinisial AY, PJ, Oi, YM, DD, dan Yud (kesemuanya adalah pelajar SMK) dan seorang pria nonpelajar yakni NR. polisi juga berhasil menyita 10 botol miras jenis anggur merah, 2 botol di antaranya sudah diminum (suarakarya-online, 27/4/2010)

Demikian halnya di Surabaya, aksi konvoi sejumlah siswa yang berakhir di kawasan wisata Pantai Kenjeran, Surabaya, tempat wisata yang selama ini sudah dikenal sebagai area perbuatan mesum dijadikan tempat untuk perbuatan maksiat. hal ini terlihat sejumlah siswa masih menggunakan baju yang dicorat-coret duduk berpasang-pasangan berpegangan tangan dan berciuman tanpa malu. Begitu juga di Taman Bungkul, Surabaya. Sejumlah pelajar tampak menutupi seragamnya dengan jaket (suarakarya-online 27/4/2010). Fakta tersebut sejatinya memberikan gambaran bahwa pendidikan di Indonesia belum mampu menghasilkan siswa yang berkepribadian Islam. Lalu apa masalah mendasar dalam pendidikan Indonesia saat ini?

Masalah Mendasar : Sekulerisme Sebagai Paradigma Pendidikan

Sesungguhnya diakui atau tidak, sistem pendidikan kita adalah sistem pendidikan yang sekular-materialistik. Hal ini dapat dibuktikan antara lain pada UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab VI tentang jalur, jenjang dan jenis pendidikan bagian kesatu (umum) pasal 15 yang berbunyi: Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, advokasi, keagaman, dan khusus.

Dari pasal ini tampak jelas adanya dikotomi pendidikan, yaitu pendidikan agama dan pendidikan umum. Sistem pendidikan dikotomis semacam ini terbukti telah gagal melahirkan manusia shalih yang berkepribadian Islam sekaligus mampu menjawab tantangan perkembangan melalui penguasaan sains dan teknologi.

Secara kelembagaan, sekularisasi pendidikan tampak pada pendidikan agama melalui madrasah, institut agama dan pesantren yang dikelola oleh Kementerian Agama; sementara pendidikan umum melalui sekolah dasar, sekolah menengah, kejuruan serta perguruan tinggi umum dikelola oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Terdapat kesan yang sangat kuat bahwa pengembangan ilmu-ilmu kehidupan (iptek) dilakukan oleh Kemendiknas dan dipandang sebagai tidak berhubungan dengan agama. Pembentukan karakter siswa yang merupakan bagian terpenting dari proses pendidikan justru kurang tergarap secara serius. Agama ditempatkan sekadar sebagai salah satu aspek yang perannya sangat minimal, bukan menjadi landasan dari seluruh aspek kehidupan.

Hal ini juga tampak pada BAB X pasal 37 UU Sisdiknas tentang ketentuan kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang mewajibkan memuat sepuluh bidang mata pelajaran dengan pendidikan agama yang tidak proposional dan tidak dijadikan landasan bagi bidang pelajaran yang lainnya.

Ini jelas tidak akan mampu mewujudkan anak didik yang sesuai dengan tujuan dari pendidikan nasional sendiri, yaitu mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kacaunya kurikulum ini tentu saja berawal dari asasnya yang sekular, yang kemudian mempengaruhi penyusunan struktur kurikulum yang tidak memberikan ruang semestinya bagi proses penguasaan tsaqâfah Islam dan pembentukan kepribadian Islam.

Pendidikan yang sekular-materialistik ini memang bisa melahirkan orang pandai yang menguasai sains-teknologi melalui pendidikan umum yang diikutinya. Akan tetapi, pendidikan semacam itu terbukti gagal membentuk kepribadian peserta didik dan penguasaan tsaqâfah Islam. Berapa banyak lulusan pendidikan umum yang tetap saja ‘buta agama’ dan rapuh kepribadiannya? Sebaliknya, mereka yang belajar di lingkungan pendidikan agama memang menguasai tsaqâfah Islam dan secara relatif sisi kepribadiannya tergarap baik. Akan tetapi, di sisi lain, ia buta terhadap perkembangan sains dan teknologi.
Jadi, pendidikan sekular memang bisa membikin orang pandai, tapi masalah integritas kepribadian atau perilaku, tidak ada jaminan sama sekali. Sistem pendidikan sekular itu akan melahirkan insan pandai tapi buta atau lemah pemahaman agamanya. Lebih buruk lagi, yang dihasilkan adalah orang pandai tapi korupsi. Profesional tapi bejat moral. Ini adalah out put umum dari sistem pendidikan sekular.

Menggagas Sistem Pendidikan Islam

Sistem pendidikan Islam merupakan solusi mendasar untuk mengganti sistem pendidikan sekuler saat ini. Tujuan Pendidikan Islam merupakan upaya sadar, terstruktur, terprogram, dan sistematis yang bertujuan untuk membentuk manusia yang berkarakter, yakni:

Pertama, berkepribadian Islam. Ini merupakan konsekuensi keimanan seorang Muslim. Intinya, seorang Muslim harus memiliki dua aspek yang fundamental, yaitu pola pikir ('aqliyyah) dan pola jiwa (nafsiyyah) yang berpijak pada akidah Islam. Untuk mengembangkan kepribadian Islam, paling tidak, ada tiga langkah yang harus ditempuh, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah saw, yaitu:

1. Menanamkan akidah Islam kepada seseorang dengan cara yang sesuai dengan kategori akidah tersebut, yaitu sebagai 'aqîdah 'aqliyyah; akidah yang muncul dari proses pemikiran yang mendalam.
2. Menanamkan sikap konsisten dan istiqâmah pada orang yang sudah memiliki akidah Islam agar cara berpikir dan berprilakunya tetap berada di atas pondasi akidah yang diyakininya.
3. Mengembangkan kepribadian Islam yang sudah terbentuk pada seseorang dengan senantiasa mengajaknya untuk bersungguh-sungguh mengisi pemikirannya dengan tsaqâfah islâmiyyah dan mengamalkan ketaatan kepada Allah SWT.

Kedua, menguasai tsaqâfah Islam. Islam telah mewajibkan setiap Muslim untuk menuntut ilmu. Berdasarkan takaran kewajibannya, menurut al-Ghazali, ilmu dibagi dalam dua kategori, yaitu:

1. Ilmu yang termasuk fardhu 'ain (kewajiban individual), artinya wajib dipelajari setiap Muslim, yaitu tsaqâfah Islam yang terdiri dari konsepsi, ide, dan hukum-hukum Islam; bahasa Arab; sirah Nabi saw, Ulumul Quran, Tahfizh al-Quran, ulumul hadis, ushul fikih, dll.
2. Ilmu yang dikategorikan fadhu kifayah (kewajiban kolektif); biasanya ilmu-ilmu yang mencakup sains dan teknologi serta ilmu terapan-keterampilan, seperti biologi, fisika, kedokteran, pertanian, teknik, dll.

Ketiga, menguasai ilmu kehidupan (IPTEK). Menguasai IPTEK diperlukan agar umat Islam mampu mencapai kemajuan material sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi dengan baik. Islam menetapkan penguasaan sains sebagai fardlu kifayah, yaitu jika ilmu-ilmu tersebut sangat diperlukan umat, seperti kedokteran, kimia, fisika, industri penerbangan, biologi, teknik, dll.

Keempat, memiliki keterampilan yang memadai. Penguasaan ilmu-ilmu teknik dan praktis serta latihan-latihan keterampilan dan keahlian merupakan salah satu tujuan pendidikan Islam, yang harus dimiliki umat Islam dalam rangka melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah SWT. Sebagaimana penguasaan IPTEK, Islam juga menjadikan penguasaan keterampilan sebagai fardlu kifayah, yaitu jika keterampilan tersebut sangat dibutuhkan umat, seperti rekayasa industri, penerbangan, pertukangan, dan lainnya.

Demikianlah tujuan dari pendidikan dalam Islam, sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim sudah seharusnya Indonesia mengambil Islam sebagai aturan bernegara termasuk di bidang pendidikan bukan menerapkan sistem sekulerisme-liberalisme dalam bidang pendidikan yang terjadi saat ini. Karenanya sudah saatnya negeri ini menerapkan sistem pendidikan Islam sehingga akan lahirlah generasi yang beriman & bertaqwa serta memiliki kemampuan dalam bidang sains dan teknologi (IPTEK) untuk kemajuan umat dan negeri ini. Semoga! [opini/syabab.com]

Minggu, 02 Mei 2010

Para Analisis Barat: Prospek Masa Depan Hizbut Tahrir di Asia Tengah


Syabab.Com - Salah satu organisasi politik Islam Sunni yang berkembang sangat pesat dan mendunia adalah Hizbut Tahrir (HT), demikian menurut Emmanuel Karagiannis, seorang pakar dari Universitas Macedonia, Yunani. Partai politik yang menolak kekerasan ini memiliki prospek masa depan. Lebih khusus di Asia Tengah, HT memiliki peran yang sangat aktif dan terus tumbuh.

HT sering lolos dari analisis mendalam karena kelompok itu menyatakan sendiri sebagai organisi yang tidak menggunakan kekerasan untuk mengupayakan perubahan politik. Karena itu, menurutnya, pemerintah AS tidak memasukkan kelompok itu ke dalam organisasi teroris.

Karagiannis mengakui, HT mengejar agenda yang bertentangan dengan Barat, dan akhirnya kelompok tersebut dapat menimbulkan ancaman aktif bagi Amerika Serikat dan sekutunya.

Peran HT di Asia Tengah

Menurut Karagiannis, sekalipun HT memiliki pengaruh mendunia, termasuk di Amerika Serikat dan di Barat, namun yang paling aktif di Asia Tengah karena telah menghadapi sedikit kompetisi dari kelompok-kelompok Islam lain di wilayah ini.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya HT di Asia Tengah, paling tidak adalah kenyataan bahwa Asia Tengah di dominasi oleh kaum Muslim. Kondisi perekonomian yang miskin di Asia Tengah pasca Soviet telah menyediakan lahan subur bagi kelompok-kelompok Islam untuk mencapai dukungan dalam mengubah tatanan sosial saat ini.

Menurut Karagiannis, pemerintah di Tajikistan, Kazakhstan dan Kyrgizstan terkecuali minoritas Uzbek, telah membiarkan HT merekrut para pengikutnya di antara kelas di negara-negara tersebut. Selain itu banyak penduduk tertarik dengan prospek pemerintahan Islam, terutama untuk menghadapi pemerintahan otoriter di kawasan itu.

Selain itu, runtuhnya komunisme telah menyebabkan kevakuman ideologis di Asia Tengah, di mana HT telah mencoba mengisi dengan retorika agama. Kelompok ini menarik bagi individu yang ingin percaya pada suatu ideologi yang koheren yang menyediakan solusi tidak hanya pertanyaan-pertanyaan rohani, tetapi juga isu-isu praktis.

Lebih lanjut, Karagiannis menyebutkan bahwa sejak 1990-an, HT berhasil menyebarkan pesan-pesannya ke seluruh Asia Tengah. Akibatnya, HT menjadi kelompok Islam terkemuka di Tajikistan, Uzbekistan, Kazakhstan dan Kyrgizstan dengan ribuan anggota di setiap negaranya.

Pemerintah merespon munculnya HT dengan tindakan represif terhadap para anggota dan pendukungnya. Cara-cara hukuman, bagaimanapun mempunyai efek sebalikanya: HT semakin meningkat popularitasnya, termasuk bagi kalangan mahasiswa, pengusaha, intelektual, dan perempuan, katanya.

Karagiannis juga mencatatat bahwa HT juga telah aktif merekrut para anggotanya di dalam tahanan di Asia Tengah. Di penjara para anggota HT menyebarkan ideologi mereka kepada sesama narapidana, karena kondisi penjara yang keras yang rentan terhadap pesan Islam. Hal ini telah menjadi masalah mislanya di Uzbekistan.

Prospek Masa Depan

Karagiannis melihat prospek masa depan bagi HT. Bahkan ia mengatakan HT menolak terhadap kekerasan politik dan bergantung pada keadaan politik yang terjadi. Ketika nusrah bukan sebuah pilihan, menurutnya, kelompok itu akan mengarah pada islamisasi masyarakat dan akhirnya dapat menggulingkan rezim dengan damai.

Di akhir tulisannya, Dr. Emmanuel Karagiannis menyatakan, jika HT berkolaborasi dengan kekuatan bersenjata untuk mendirikan negara Islam di suatu negara, tujuan berikutnya akan kembali mendirikan Khilafah Islamiyyah, yang jelas akan mengatur negara baru itu untuk konflik dengan negara tetangga regionalnya.

Dr. Emmanuel Karagiannis adalah asisten Profesor Politik Rusia dan Pasca Soviet di Universitas Macedonia di Thessaloniki, Yunani dan pemeriksa START Center di Universitas Maryland. Tulisan analisisnya itu dipublikasikan ulang di Eurasia Review, Rabu (21/04/10).

Demikianlah, semakin nyata janji-Nya segera terwujud, bahwa Islam akan berkuasa kembali akan segara nyata. Hal itu pun telah dirasakan oleh para pemikir barat yang mulai resah akan munculnya kembali kebangkitan Islam dengan tegaknya Khilafah Islamiyyah. Memang benar, kebangkitan Islam ibarat cahaya fajar, tinggal masalah waktu saja. Insya Allah! [m/f/z/eurasiareview/syabab.com]