I made this widget at MyFlashFetish.com.

Khilafah

Gempita Konferensi Rajab 1432 H

Kamis, 22 April 2010

Mubarak si Raja Tega, Berikan Selamat Ultah Atas Berdirinya Negara Zionis


Mungkin Presiden Husni Mubarak, sedikit dari pemimpin Arab atau mungkin bukan satu-satunya, yang mengirim telegram kepada rekan Israelnya Shimon Peres untuk mengucapkan selamat ulang tahun ke-62 negara Zionis Israel yang sejak pendiriannya tersebut telah mengorbankan nyawa puluhan ribu rakyat Palestina.

Sumber Israel membenarkan bahwa hari Selasa kemarin (20/4), Mubarak telah mengirimkan pesan ucapan selamat kepada Shimon Peres, Presiden Negara Israel dalam perayaan ulang tahun ke 62 berdirinya negara Zionis.

Dalam pesan telegramnya Mubarak mengatakan kepada Peres: "Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk memperluas seruan kepada pihak Palestina muapun Israel untuk melanjutkan proses perdamaian di Timur Tengah."

Israel memperingati ulang tahun negara mereka yang ke 62 Selasa kemarin, dalam serangkaian perayaan yang dimulai pada Senin malam, sedangkan bangsa Palestina pada saat yang bersamaan mempersiapkan diri untuk memperingati hari Nakbah, hari bencana dimana mereka terpaksa terusir dari tanah air mereka sendiri karena berdirinya negara Israel. Kegembiraan bagi Israel di hari ulang tahun negara mereka, menjadi hari kesedihan dan penderitaan bagi bangsa Palestina.

Dalam setiap kasus ini bukan pertama kalinya di mana Presiden Mubarak pada tanggal tersebut mengirim pesan ucapan selamat atas hari nasional Israel. Bisa jadi Mubarak bukan satu-satunya pemimpin Arab yang memberikan ucapan selamat kepada Israel pada hari ulang tahun berdirinya negara penjajah tersebut. Bahkan bisa jadi Mahmud Abbas pun mengirim ucapan selamat terhadap 'musuh' negaranya itu.

Tindakan-tindakan provokatif yang dilakukan oleh pemimpin dari sebuah negara Arab terbesar dan negara Muslim seperti Mubarak telah banyak menuai protes keras. Mubarak sebelumnya pernah menutup perbatasan Mesir-Gaza dalam peristiwa agresi militer ke Gaza, Mubarak membangun tembok baja untuk menutup terowongan-terowongan bawah tanah yang sering digunakan rakyat Gaza untuk menyelundupkan kebutuhan mereka sehari-hari, dan Mubarak sama sekali tidak menarik duta besar mereka di Israel ataupun mengusir duta besar Israel dari Mesir, setelah penodaan yang dilakukan oleh Israel terhadap Al-Aqsha.

Dan untuk negara - yang berdirinya negara tersebut telah mengorbankan nyawa puluhan ribu rakyat Palestina - yang notabene adalah saudara seiman bagi Husni Mubarak (kalaupun Mubarak masih punya iman), dengan tega Mubarak menyampaikan ucapan selamat. Dengan kata lain, secara tidak langsung Mubarak telah secara sadar membenarkan pembantaian dan pengusiran terhadap rakyat Palestina dari tanah air mereka sendiri.

Yang jelas Israel sama sekali tidak pantas diberikan ucapan selamat ulang tahun atas perebutan tanah Arab dan pengusiran rakyat Palestina dari tanah air mereka serta serangan Israel terhadap negara-negara Arab tetangganya dan pembantaian ribuan anak-anak Palestina, Israel sebagai negara teroris jahat tidak pantas untuk mendapatkan ucapan selamat.(fq/alqudsalarabi)

Rabu, 21 April 2010

MUKTAMAR MUBALLIGHAH INDONESIA



Satukan Langkah
Songsong Khilafah Islamiyah


Jangan biarkan kaum perempuan terjebak dalam paham
kebebasan yang menghinakan.
Karena sesungguhnya perempuan adalah pilar
yang ikut menentukan baik buruknya masa depan
sebuah peradaban manusia.

Mari satukan langkah bersama 6000 Muballighah se-Indonesia dalam
MUKTAMAR MUBALLIGHAH INDONESIA

Istora Senayan Jakarta, Rabu 21 April 2010

Infromasi:
Telp/ fax : (021) 8378 7364/ 8378 7365 | E-mail : muslimah@hizbut-tahrir.or.id

Obama: Ikatan AS-Israel Tak Terpecahkan




Washington - Amerika Serikat (AS) memiliki ikatan yang tak terpecahkan dengan Israel. Hubungan kedua negara tersebut juga akan semakin menguat di masa mendatang.

Demikian disampaikan Presiden AS Barack Obama bertepatan dengan peringatan 62 tahun Israel, seperti diberitakan kantor berita AFP, Selasa (20/4/2010).

Hal itu disampaikan Obama di tengah ketegangan antara pemerintahan Obama dan pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait isu pembangunan pemukiman Yahudi di Yerusalem.

Obama menekankan, dirinya “menantikan untuk melanjutkan upaya-upaya kita dengan Israel guna mencapai perdamaian komprehensif dan keamanan di wilayah itu”.

Dalam statemen Obama yang dirilis Gedung Putih, Obama mengatakan, “kami sekali lagi menghormati pencapaian luar biasa rakyat Israel, dan persahabatan mendalam dan kekal mereka dengan rakyat Amerika.”

Sebelumnya pada Minggu, 18 April waktu setempat, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan AS tidak akan ragu-ragu dalam melindungi keamanan Israel. (detik.com, 20/4/2010)

Minggu, 11 April 2010

NU : Perlawanan Terhadap Penjajah, Perjuangan Syariah dan Khilafah



Ada dua hal yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah NU perlawanan terhadap penjajahan, perjuangan syariah dan khilafah. Nahdlatoel Oelama lahir pada 31 Januari 1926 M./16 Rajab 1344 H. di Surabaya yang dipimpin oleh Rais Akbar Choedratoes Sjech KH. Hasjim Asj’ari. Nama Nahdlatoel Oelama merupakan kelanjutan dari nama gerakan dan nama sekolah yang pernah didirikan Nahdlatoel Wathan pada 1335 H./1916 M. di Surabaya.

Kehadiran Nahdlatoel Oelama pada periode Kebangkitan Kesadaran Nasional Indonesia mempunyai kesamaan dengan organisasi Islam yang sezaman. NU berjuang ingin menegakkan kembali kedaulatan umat Islam sebagai mayoritas. NU ingin pula menegakkan syari’ah Islam. Kebangkitan Nahdlatoel Oelama merupakan jawaban terhadap Politik Kristenisasi penjajah pemerintah kolonial Belanda yang berusaha menegakkan Hukum Barat.

Tantangan imperialis Barat, dengan Politik Kristenisasi dan upaya memberlakukan Hukum Barat, menjadikan seluruh organisasi Islam, Sjarikat Dagang Islam, Sjarikat Islam, Persjarikatan Moehammadijah, Persjarikatan Oelama, Persatoean Oemat Islam, Matla’oel Anwar, Persatoean Islam, Nahdlatoel Oelama, Perti, Al-Waslijah, serta Djamiat Choir dan Al-Irsjad, berjuang menuntut Indonesia Merdeka dan menegakkan Syariah Islam.(Ahmad Mansur Suryanegara, 2009. Api Sejarah)



Perjuangan NU juga tidak bisa dilepaskan dari cita-cita besar menjadikan Islam sebagai agama negara , menjadi dasar negara , menuju sebuah negara Islam . KH Wahid Hasyim memang memanfaatkan rancangan Pembukaan yang diusulkan tersebut sebagai suatu titik tolak untuk pengaturan lebih lanjut menuju suatu negara Islam. “Kalau presiden adalah seorang Muslim, maka peraturan- peraturan akan mempunyai ciri Islam dan hal itu akan besar pengaruhnya. Tentang Islam sebagai agama negara, hal ini akan penting artinya bagai pertahanan negara. Umumnya, pertahanan yang didasarkan kepada keyakinan agama akan sangat kuat, karena menurut ajaran Islam orang hanya boleh mengorbankan jiwanya untuk ideologi agama.”, tegas KH. A. Wahid Hasyim, salah seorang tokoh NU terkemuka (BJ. Boland, “Pergumulan Islam di Indonesia” (1985)

Dalam peran internasionalnya NU juga tidak bisa dipisahkan dari perjuangan penegakan Khilafah yang menjadi agenda penting umat Islam saat itu. Sebagai respon terhadap keruntuhan khilafah sebuah komite didirikan di Surabaya pada tanggal 4 Oktober 1924 diketuai oleh Wondosoedirdjo (kemudian dikenal sebagai Wondoamiseno) dari Sarekat Islam dan wakil ketua KHA. Wahab Hasbullah(salah satu pendiri NU). Tujuannya untuk membahas undangan kongres khilafah di Kairo

Pertemuan ini ditindaklanjuti dengan menyelenggarakan Kongres Al-Islam Hindia III di Surabaya pada tanggal 24-27 Desember 1924, Keputusan penting kongres ini adalah melibatkan diri dalam pergerakan khilafah dan mengirimkan utusan yang harus dianggap sebagai wakil umat Islam Indonesia ke kongres dunia Islam. Kongres ini memutuskan untuk mengirim sebuah delegasi ke Kairo yang terdiri dari Suryopranoto (SI), Haji Fakhruddin (Muhammadiyah) dan KHA. Wahab dari kalangan tradisi .

Karena ada perbedaan pendapat dengan kalangan Muhammadiyah, KHA. Wahab dan 3 penyokongnya mengadakan rapat dengan kalangan ulama senior dari Surabaya, Semarang, Pasuruan, Lasem, dan Pati. Mereka sempat mendirikan Komite Merembuk Hijaz. Komite ini dibangun dengan 2 maksud, yakni mengimbangi Komite Khilafat yang secara berangsur-angsur jatuh ke kalangan pembaharu, dan menyerukan kepada Ibnu Sa’ud], penguasa baru di Arab Saudi agar kebiasaan beragama yang benar dapat diteruskan . Komite inilah yang diubah namanya menjadi Nahdlatul Ulama pada suatu rapat di Surabaya tanggal 31 Januari 1926. Rapat ini tetap menempatkan masalah Hijaz sebagai persoalan utama.( Bandera Islam, 16 Oktober 1924 ; Noer, Deliar (3 Maret 1973). Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. LP3ES) (Salman Iskandar,Mediaumat.com )