Selasa, 30 November 2010
Haji Malcolm X dan Persatuan Umat
Ibadah Haji telah merubah pemikiran seseorang yang tadinya tidak percaya terwujudnya persaudaran kulit hitam dan kulit putih
Tokoh kulit hitam Amerika Al-Hajj Malik El-Shabazz atau dikenal sebagai Malcolm X. Dia menulis surat dari Mekkah setelah melakukan ibadah haji , mengungkapkan indah persaudaraan Islam:
“Belum pernah aku menyaksikan keramahtamahan yang tulus dan semangat yang luar biasa dari persaudaraan sejati seperti yang dilakukan oleh orang-orang dari semua warna dan ras di sini, di Tanah Suci kuno, rumah dari Ibrahim, Muhammad dan semua nabi lain yang tertera dalam Kitab Suci. Seminggu berlalu, saya benar-benar tidak bisa berkata apa-apa, terpesona oleh keanggunan yang aku lihat di sekelilingku oleh orang-orang dari semua warna. ”
“Saya telah diberkati untuk mengunjungi Kota Suci Mekkah, saya telah berkeliling tujuh putaran mengitari ka’bah , yang dipimpin oleh seorang Mutawaf muda bernama Muhammad, aku minum air dari sumur Zam Zam dan berlari-berlari tujuh kali bolak-balik antara bukit Al Safa dan Al Marwah , Saya berdoa di kota kuno Mina, dan aku telah berdoa di Gunung Arafat. ”
“Ada puluhan ribu peziarah, dari seluruh dunia. Mereka semua warna, dari pirang bermata biru hingga orang Afrika yang berkulit hitam. Tapi kita semua berpartisipasi dalam ritual yang sama, menampilkan semangat persatuan dan persaudaraan sesuatu . Padahal berdasarkan pengalaman saya di Amerika saya yakin tidak akan pernah ada persatuan antara kulit putih dan non kulit putih.
“Amerika perlu memahami Islam, karena ini adalah satu-satunya agama yang menghapus masalah ras dari masyarakatnya . Sepanjang perjalanan saya di dunia Muslim, saya bertemu, berbicara dengan, bahkan makan dengan orang-orang yang di Amerika dianggap putih - Tapi anggapan itu telah dihapuskan dari pikiran mereka oleh oleh agama Islam. Saya belum pernah melihat sebelumnya persaudaraan tulus dan benar yang dipraktekkan oleh semua warna bersama, terlepas dari apa warna mereka ”
“Selama sebelas hari terakhir di sini , di dunia Muslim, saya makan dari piring yang sama, minum dari gelas yang sama, dan tidur di karpet yang sama - sambil berdoa kepada Tuhan yang sama - dengan sesama Muslim, yang matanya terbiru dari yang biru, dan kulitnya terputih dari yang putih. “Kami benar-benar semua sama (bersaudara) - karena keimanan kepada Tuhan yang Satu telah menghapus ‘putih’ dari pemikiran dan perbuatan mereka”
Ibadah haji memang mencerminkan persatuan dan persaudaran umat Islam. Dengan pakaian ihram yang sama, muslim seluruh dunia dari berbagai ras, warna kulit, jabatan, tingkat ekonomi, bergerak bersama melakukan ibadah yang sama : thawaf, sa’i, melontar jumroh, dan wukuf di Arafah. Apa yang membuat umat Islam bisa bersatu seperti itu ?
“Keimanan kepada Allah SWT !”, demikian disimpulkan Malcom X , aktifis kulit hitam Amerika yang tadinya tidak percaya kulit hitam dan kulit putih bisa dipersatukan. Prinsip tauhid La ilaha illa Allah telah melebur semua. Dalam Islam kemuliaan bukanlah diletakkan pada atribut fisik, jabatan, atau harta, tapi pada ketaqwaannya kepada Allah SWT.
Ucapan “Labbaika Allahumma labbaik, Labbaika la syarika Laka labbaik, Inna-l-Hamda wan-ni’mata Laka walmulk, La syarika Laka’ terdengar menggema dimana-mana. Pengakuan untuk tidak menduakan Allah SWT. Bukan semata-mata mengakui hanya Allah SWT yang menciptakan manusia, tapi juga mengakui hanya Allah SWT yang berhak disembah, termasuk hanya hukum Allah SWT yang berhak mengatur manusia bukan yang lain.
Keimanan kepada Allah itulah telah membuat kaum muslim tunduk kepada perintah Allah SWT , menjalankan ibadah seperti yang diperintah oleh Allah SWT. Dengan taat kepada aturan Allah yang satu, mereka thawaf, sa’i, dengan gerakan yang sama. Wukuf bersama di Arafah pada tempat dan waktu yang sama . Benar, Iman dan Ketaatan kepada Allah SWT melahirkan persatuan, keharmonisan dan kesetaraan. Semua ini juga menjawab keraguan akan sebagian pihak yang menyatakan umat Islam tidak mungkin untuk bersatu. Dengan iman semata-mata kepada Allah dan ketaatan semata-mata kepada syariah Allah SWT umat Islam pasti bersatu. Karena itulah kuncinya.
Berdasarkan keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT ini pulah muncul kewajiban menegakkan Khilafah, sistem politik dan kepemimpinan agung yang menyatukan umat Islam. Sebagaimana kita tahu keimanan kepada Allah terwujud dalam bentuk ketaatan kepada seluruh hukum-hukum Allah SWT. Tidaklah mungkin hukum Allah SWT yang mengatur segala aspek kehidupan mulai dari pribadi,ibadah, sampai mu’amalah (ekonomi, politik, pengadilan , sosial) bisa dilaksanakan secara menyeluruh tanpa ada kekuasaan atau otoritas politik yang disebut negara. Khilafah adalah bentuk negara yang akan menjalankan seluruh syariah Islam. Persatuan juga tidak mungkin tanpa ada kepemimpinan. Dan Khilafah adalah kepemimpinan menyeluruh yang akan menyatukan umat.
Rosulullah SAW disamping menyerukan Islam berupa tauhid dan aturannya, juga berusaha keras mencari kekuasaan. Bukan sebagai tujuan tapi sebagai thoriqoh (metode) untuk mewujudkan tauhid dan aturan-aturan Islam. Rosulullah SAW dengan bimbingan wahyu sangat menyadari kekuasaan itu akan terwujud kalau didukung oleh kesadaran umat yang kemudian menuntut tegaknya Islam dan dukungan (an nushroh) dari ahlul quwwah (elit strategis yang memiliki kekuatan).
Dua hal ini (kesadaran umat dan dukungan ahlul quwwah) serius dan sungguh-sungguh dilakukan Rosulullah SAW . Semua itu tidak sia-sia, dengan kesadaran masyarakat madinah dan dukungan qabilah Aus dan Khozraj, Rosulullah SAW diangkat sebagai kepala negara di Madinah menerapkan syariah Islam.
Khalifah Islam akan menyatukan umat Islam diseluruh dunia. Khilafah adalah pemimpin yang mewakili kepentingan Islam secara keseluruhan, bukan merepresentasikan kepentingan kelompok etnis, suku, klan, atau bangsa. Karena itu tidak terikat atau terbiaskan pada suatu suku, keluarga, atau bangsa tertentu.
Kemampuan integrasi Islam dibawah naungan Khilafah tidak terbantahkan secara historis. Kekuasaan Daulah Khilafah Islam menyebar mulai dari jazirah Arab, Persia, India , Kaukasus, hingga mencapai perbatasan Cina dan Rusia. Membebaskan Syams bagian Utara , Mesir, Afrika Utara, Spanyol , Anatolia, Balkan, Eropa Selatan dan Timur, hingga digerbang Wina di Australia.
Khilafah mengintegrasikan kawasan beragama Kristen ( Byzentium, Ethiopia, Kipti Mesir, Syam dan Bushra); Majusi-Zoroaster (Persia, Bahrain, Oman, Yamamah,Yaman), confusius (China) dan Hindu (India) . Mengintegrasikan berbagai ras, suka, dan warna kulit : semetik (Arab, Syriani, Kaldean), Hametik (Mesir, Nubia, Berber dan Sudan); Aria (Parsia, Yunani, Spanyol dan India), Tourani (Turki dan Tartar) .
Walhasil hanya Khilafah yang akan mampu menyatukan umat Islam di seluruh dunia berdasarkan Akidah Islam. Rasulullah saw bersabda: “Dengarkan dan patuhilah pemimpin, sekalipun kalian dipimpin oleh seorang budak Habsyi yang kepalanya seperti kismis.” [Bukhari](Farid Wadjdi)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar