Kamis, 05 Agustus 2010
Kelompok Yahudi Australia Ketakutan dengan Hizbut Tahrir
Konferensi HT di AustraliaKonferensi HT di Australia
Kelompok Yahudi Sydney, Australia (JTA) mengekspresikan kekhawatiran mereka tentang kelompok Islam yang mereka cap radikal dan pernah dilarang di Amerika yang telah menyelenggarakan dua konferensi baru-baru ini di Australia.
Hizbut Tahrir, sebuah gerakan global yang mempromosikan sebuah negara Islam tunggal atau Khilafah, menurut mereka menghasut dan mempromosikan jihad dan anti-Israel serta cacian anti-Yahudi.
Hizbut Tahrir Australia mengadakan konferensi di Sydney bulan lalu dan mengadakan pertemuan di Melbourne pada hari Ahad kemarin dalam upaya untuk merekrut anggota baru, hal ini telah membuat Komisi Anti-Fitnah dari kelompok Yahudi B'nai B'rith memberikan peringatan bahwa "warga Australia sangat bodoh mengabaikan seruan kekerasan dan kebencian kelompok ini yang telah mereka nyatakan di negara-negara lain."
Presiden Dewan Masyarakat Yahudi Victoria John Searle mengatakan ia akan menulis kepada dewan pemerintah lokal untuk memastikan bahwa keprihatinan mereka atas disewakannya balai kota untuk sebuah kelompok anti-demokrasi yang memiliki sejarah kebencian rasial.
"Hizbut Tahrir menggambarkan Israel sebagai 'belati di negeri-negeri Muslim' dan berpendapat bahwa demokrasi bukan untuk umat Islam," katanya.
Namun dalam pernyataan di situsnya, Hizbut Tahrir mengatakan dalam pertemuan di Melbourne, "Tidak ada ruang untuk anti-Semitisme atau bentuk rasisme dalam Islam. Di Palestina, Islam bertentangan dengan 'Israel' tidak dalam kapasitas mereka sebagai orang Yahudi, tetapi dalam kapasitas mereka sebagai penjajah dan agresor. "
Hasil dua investigasi oleh organisasi kontra teroris Australia, HTA (Hizbut Tahrir Australia) diperbolehkan untuk beroperasi di negara itu. Hizbut Tahrir telah dilarang di Jerman, Rusia dan beberapa negara Muslim.
Melanie Phillips komentator konservatif Inggrisdalam artikelnya bulan lalu dalam surat kabar Australia mengecam Perdana Menteri Inggris David Cameron karena telah gagal menjaga janji pra-pemilu untuk melarang organisasi Hizbut tahrir.(fq/jta)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar