Gerakan Occupy Wall Street menjalar keseluruh dunia. Berawal
dari demonstrasi yang dilakukan di Wall Street, Washington DC,
kemarahan terhadap kapitalisme muncul dimana-manaOccupy Wall Street,
cerminan kemarahan dan kebencian massif terhadap kapitalisme global.
Mereka mengecam bankir, pelaku sektor finansial plus politisi yang
menjadi aktor kapitalisme global yang menyebabkan kemiskinan dan
penderitaan rakyat di dunia. Kapitalisme dikecak sebagai ideologi
kriminal yang rakus, menindas, dan melakukan ketidakadilan sistematis.
Mereka mengecam pelaku bisnis besar yang rakus dan hanya memikirkan
keuntungan dengan menghalalkan segala cara. Kecaman yang sama
ditujukan kepada pemerintah dan kongres yang selalu lebih mengutamakan
kepentingan korporasi kaya dengan kebijakannya. Mereka membawa poster
yang menggambarkan realita ini : The real terrorists are in the White
House, Congress, and Wall Street (Terorisme sesungguhnya ada di Gedung
Putih, Kongres dan Wall Street).
Mereka marah terhadap sikap pemerintah Amerika yang lebih memihak
kepada pemilik modal. Kompas (Rabu, 12 Oktober 2011) menyebutkan
dosa-dosa korporasi ini. Saat krisi di Amerika tahun 2008, pemerintah
mengucurkan dana yang besar untuk perusahan-perusahan besar seperti AIG
perusahan asuransi raksasa. Dari pajak, pemerintah AS mengucurkan dana
sebesar 170 miliar dolar. Ternyata kinerja AIG terpuruk karena
memegang obligasi beragun aset KPR (mortgage). Obligasi itu ternyata
kertas belaka yang membuat keuangan AIG berdarah-darah. Setelah
mendapatkan dana talangan, manajemen AIG justru melanjutkan tradisi
bagi-bagi bonus seperti tidak terjadi sesuatu apa pun. Dana sebesar 165
juta dollar dibagikan untuk membayar bonus para eksekutif yang
jelas-jelas tidak memimpin dan malah menjebloskan perusahaan.
Perdagangan di pasar saham tak kalah curangnya. Rajaratnam (53)
dituduh mendapatkan keuntungan secara tidak sah dari pasar modal
sebesar 63,8 juta dollar AS dalam kurun waktu tujuh tahun. Rajaratnam
adalah pemimpin dan pendiri salah satu hedge fund terbesar dunia,
Galleon, yang mengelola dana investasi 7 miliar dollar AS pada tahun
2008. Sesumbarnya sebagai analisis saham ternyata karena sering
mendapat bocoran bahkan mencuri dari berbagai kalangan.
Terdapat juga skandal Madolf yang disebut-sebut sebagai skandal
terbesar sejarah finansial AS. Dia menipu para investor dengan
menggunakan skema ponzi. Madoff pun mengambil keuntungan pribadi dari
aksi ini. Dia memliki apartemen mewah, perhiasan, dan barang mewah
lainnya..kema ini hanya memutarkan uang dari investor baru untuk
menutupi investor lama. Korbannya tidak hanya orang kaya, tetapi juga
para pensiunan yang berharap dapat pensiun nyaman dengan uang yang
mereka investasikan lewat karya Madoff. Impian mereka kandas karena
uang pensiun mereka menguap di tangan Madoff.
Tentang kegoncangan pasar saham ini, Hizbut Tahrir pada November
1997, telah menganalisis dan memprediksi kegoncangan kapitalisme ini .
Dalam booklet “Sebab-sebab Kegoncangan Pasar Modal dan Hukum Syara-nya”
telah menjelaskan tiga penyebab utama krisis yang terus berulang ini
yaitu sistem perseroan terbatas, perbankan ribawi dan sistem uang
kertas inkonvertibel (fiat money) yang tidak berbasis emas dan perak.
Dalam kritiknya , Hizbut Tahrir menjelaskan, semua pasar modal yang
memperdagangkan saham perusahaan atau surat utang sesungguhnya lebih
rapuh daripada sarang laba-laba. Perdagangan saham itu lebih banyak
didasarkan kepada ‘trust’ (kepercayaan) bahwa harga berbagai saham dan
surat berharga itu akan terus menerus naik. Ditambah ketamakan untuk
mendapatkan keuntungan dari harga saham yang dijual.
Akan tetapi, ‘ kepercayaan’ tersebut suatu saat dapat goyah karena
sebab-sebab yang bisa diprediksi ataupun tidak. Pasar menjadi goncang
dan banyak pemilik saham berlomba-lomba menjual sahamnya untuk meraup
laba dari kenaikan harga saham diperkirakan. Ketika semua pemilik saham
berlomba-lomba menjual sahamnya secepat mungkin akhirnya jatuhlah harga
saham. Hal ini tentu saja semakin mendorong pihak lain untuk menjual
sahamnya. Akibatnya harga saham terus menerus merosot sampai ke titik
terendah. Inilah peristiwa yang pernah terjadi pada tahun 1929 atau yang
hampir terjadi tahun 1987, dan mungkin kembali terjadi pada waktu
dekat ini.
Jadi motifasi sesungguhnya dari perdagangan saham, bukanlah
investasi riil tapi mendapat keuntungan dalam waktu yang cepat.
Kenyataan ini membuktikan terpisahnya hubungan antara pasar modal
dengan sektor ekonomi riil dan fakta perusahaan. Maka pasar modal pun
akhirnya berubah menjadi kasino besar (big casino) untuk ajang
perjudian. Artinya, spekulasi telah mendominasi pasar modal dan
fluktuasi harga yang sangat ekstrem dan berulang telah menjadi watak
dari pasar modal tersebut. Inilah yang membuat ekonomi dunia gampang
mengalami kegonjangan.
Adapun sistem perbankan ribawi (usurious banking system), sebenarnya
merupakan biang bencana dalam sistem ekonomi kapitalis. Sebab, bank
telah diberi hak untuk menghimpun dana dari masyarakat (yang disebut
simpanan), mengelola simpanan tersebut seolah-olah merupakan milik bank
sendiri dan bukan milik para penyimpan, serta mendistribusikan dana
tersebut dengan cara mengkreditkannya kepada para investor dan
pengusaha -termasuk para pedagang saham di pasar modal atau menyimpan
sendiri- dengan memungut riba yang telah diperhitungkan untuk setiap
kredit (pinjaman).
Namun pendistribusian dana masyarakat tersebut sesungguhnya tidak
bersifat netral. Sebab para pemilik bank -mayoritasnya adalah para
investor dan grup perusahaan mereka sendiri- mendapat prioritas utama
untuk memperoleh kredit bank dengan suku bunga rendah,baru kemudian
pihak lain dengan alasan pertimbangan resiko kerugian. Prioritas
berikutnya adalah para pengusaha kecil, lalu menyusul para konsumen
dari kalangan masyarakat umum. Karenanya sistem ribawi ini secara
alamiah akan membuat dana masyarakat hanya berputar pada kalangan
terbatas yang sedikit jumlahnya.
Cacat prinsipil lain adalah tipu daya mata uang kertas, seakan-akan
memiliki nilai. Padahal uang tersebut tidak mempunyai nilai intrinsik
apa pun. Meskipun demikian, undang-undang negara tetap memaksakan
pemberlakuannya dan menganggapnya dapat digunakan untuk melunasi utang
dan membayar hak-hak (klaim) di depan pengadilan.
Berdasarkan hal itu, kita dapat melihat bahwa pada negara yang lemah
-di mana stabilitas politik dan kewibawaan- nya dapat digoncang dengan
mudah- uang kertasnya akan menjadi sangat lemah, sehingga dalam banyak
kasus para penguasanya akan mengurangi nilai mata uangnya terhadap
mata uang lain (devaluasi). Tujuannya adalah agar mereka dapat memulai
lagi “permainan kepercayaan” tadi dan berhasil menipu rakyat dalam hal
nilai mata uang.
Pendudukan Wall Street berkembang menjadi tuntutan perubahan dalam
kebijakan kapitalisme Amerika Serikat termasuk dalam politik. Dalam
situs https: occupywallst.org , gerakan ini mengajukan beberapa
tuntutan antara lain: menghentikan ketidaksetaraan antara kaya dan
miskin di Amerika, mengingat 400 orang terkaya Amerika memiliki
kekayaan melebihi total kekayaan setengah penduduk Amerika; menuntut
penghapusan sensor yang dilakukan korporasi besar, seperti Yahoo yang
berbohong dengan memasukkan occupywallst.org di filter spam; sekitar
delapan 80 % rakyat Amerika mengganggap negara itu pada jalur yang
salah, mereka menuntut menghentikan era modern kejayaan yang palsu;
menghentikan political corruption yang dilakukan kongres; kira-kira
seperenam rakyat Amerika tidak memiliki pekerjaan, karena mereka
menuntut diakhiri pengangguran; menghentikan kemiskinan rakyat Amerika,
mengingat saat ini kira-kira seperenam rakyat Amerika hidup dalam
kemiskinan; Amerika harus menghentikan imperialismenya yang tampak dari
pangkalan militer Amerika yang menyebar di 165 negara;tuntutan lain
adalah agar Amerika menghentikan perangnya diseluruh dunia.
Tidakkah cukup bagi kita melihat semua ini untuk mencampakkan
ideologi kapitalisme dalam kehidupan kita ? Padahal mereka sendiri
sudah mengkritik sistem kapitalisme yang selama ini mereka banggakan.
Kapitalisme telah terbukti cacat dan menyengsarakan, maka sungguh aneh
kalau masih ada kaum muslim yang percaya dan mengekor kepada
negara-negara Kapitalis. Padahal mereka sebagai jawara dan jantungnya
kapitalis dunia terancam runtuh.
Kalau gerakan Occupy Wall Street tidak memiliki konsep solusi yang
jelas, umat Islam sesungguhnya sudah memiliki pilihan pengganti yang
jelas yakni syariah Islam yang bersumber dari Allah SWT. Yang kita
butuhkan sekarang adalah keberadaan sistem khilafah untuk menerapkan
sistem Islam itu. Disinilah pentingnya kita sama-sama memperjuangkan
khilafah Islam yang akan menggantikan negara kapitalisme global yang
telah menyengsarakan umat manusia. (Farid Wadjdi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar