I made this widget at MyFlashFetish.com.

Khilafah

Gempita Konferensi Rajab 1432 H

Senin, 16 Mei 2011

Konferensi Rajab 1432 H, Di Seluruh Indonesia



Rangkaian Agenda Konferensi Rajab 1432 H, Di Seluruh Indonesia
Hidup Sejahtera di Bawah Naungan Khilafah


WAHAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN, PENUHILAH PANGGILAN ALLAH DAN RASUL-NYA, KETIKA MEREKA MENYERUKAN KEPADA KALIAN APA YANG BISA MENGHIDUPKAN KALIAN. TERJEMAH QURAN SURAH AL-ANFAL [08] AYAT 24)



Tak ada Alasan untuk Mendiamkan Umat dalam keterpurukan ..
Sudah saatnya menyatukan hati, pemikiran, dan langkah untuk mengganti Sistem yg ada dan mewujudkan kehidupan yg lebih baik dan Diridhoi oleh Allah SWT. dalam Naungan Khilafah Islam.!

Satukan visi, tekad, dan langkah meraih kehidupan masa depan lebih baik bersama Hizbut Tahrir Indonesia dalam rangkaian kegiatan Konferensi Rajab 1432 H di berbagai kota di Indonesia.



Berikut jadwal konferensi Rajab yang dapat diikuti di kota Anda:

1. Kalimantan Selatan; Gedung Sultan Suriansyah (Indoor) = Kamis, 2 Juni 2011
2. Kendari, Sulawesi Utara; Monumen MTQ = Ahad, 12 Juni 2011
3. Samarinda, Kalimantan Timur; GOR Segiri = Ahad, 12 Juni 2011
4. Batam, Kepulauan Riau; Aula Poltek Batam = Ahad, 12 Juni 2011
5. Bandar Lampung, Lampung; GOR Sumpah Pemuda = Ahad, 12 Juni 2011
6. Kalimantan Tengah; Aula Bapelkes = Ahad, 12 Juni 2011
7. Palu; Aula SMK 1 = Ahad, 12 Juni 2011
8. Luwuk Banggal; Gedung Koni Luwuk = Ahad, 12 Juni 2011
9. Jaya Pura & Sorong; Hotel Maspaqco Jaya Pura = Ahad, 12 Juni 2011
10. Ketapang; Gedung Pancasila Ketapang = Ahad, 12 Juni 2011
11. Palembang, Sumatera Selatan; Asrama Haji Palembang = Sabtu, 18 Juni 2011
12. Purwokerto, Solo, Semarang, DIY; Jogja Expo Center (JEC) = Ahad, 19 Juni 2011
13. Riau; Grand Ball Room Pangeran Hotel Pekanbaru = Ahad, 19 Juni 2011
14. Tanjung Pinang; Aula Kantor Gubernur Kepulauan Riau = Ahad, 19 Juni 2011
15. Sumatera Barat; Balai Seminar UIN (Padang) = Ahad, 19 Juni 2011
16. Bangka Belitung; GOR Babel = Ahad, 19 Juni 2011
17. Bengkulu; Gd Teater Tertutup Taman Budaya Kota Bengkulu = Ahad, 19 Juni 2011
18. Lubuk Linggau; Eks Gd Bioskop Sindang Lubuk Linggau = Ahad, 19 Juni 2011
19. Jambi; STIKES Baiturrohim Jambi = Ahad, 19 Juni 2011
20. NAD; Aula Dayan Daod = Ahad, 19 Juni 2011
21. Ternate; Hotel Vellya = Ahad, 19 Juni 2011
22. NTB; Auditorium UNRAM (Mataram) = Ahad, 19 Juni 2011
23. Pasuruan, gresik, Jember, Madura, Malang, Blitar, Kediri, Madiun, Surabaya, Singaraja, Bali; Deltras Sidoarjo = Ahad, 26 Juni 2011
24. Pontianak; Gd Amphi Teater Fak Kedokteran UNTAN = 26 Juni 2011
25. Gorontalo & Manado; Gedung Serba Guna UNG = Ahad, 26 Juni 2011
26. Sumatera Utara; Selecta (Medan) = Ahad, 26 Juni 2011
27. Sulawesi Selatan; Celebes Covention Center (Makasar) = Ahad, 26 Juni 2011
28. Bandung, Tasikmalaya, Cirebon; Stadion Jalak Harupat (Bandung) = Rabu, 29 Juni 2011
29. Jabodetabek, Purwakarta, Banten; Stadion Lebak Bulus (Jakarta) = Rabu, 29 Juni 2011


NB:
Ikuti rangkaian kegiatan kami di berbagai kota besar di Indonesia: Forum Dialog Terbuka, Forum Ulama, Forum Pengusaha, Forum Intelektual, Forum Mahasiswa, Training, Seminar, Workshop, Kajian dan Diskusi, video dan radio streaming, dll

Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi / Koordinasi dengan Syabab / Syabah (aktivis) Hizbut Tahrir Indonesia setempat.

atau

Kantor Pusat HTI: Crown Palace : JL. Prof.Dr.Soepomo No.231 Jakarta Selatan 12790.
Telp (+62-21) 83787370
Fax (+62-21) 83787372
Email : Info@hizbut-tahrir.or.id
Website: www.hizbut-tahrir.or.id
Email: Info@hizbut-tahrir.or.id
Facebook: www.facebook.com/hidupsejahteradibawahnaungankhilafah
Twitter: @ismailyusanto

7 komentar:

  1. Kelompok yang Pertama Kali Menjadikan Khilafah Sebagai Prinsip Dakwah

    Syaikh DR. Shalih bin Sa’ad As Suhaimi pernah ditanya tentang prinsip dakwah imamah (khilafah) dalam kesempatan dauroh bulan Juli 2008 di Mojokerto. Beliau menjawab:
    “Imamah atau khilafah, yang pertama kali menjadikannya sebagai prinsip adalah kelompok Syi’ah dan Mu’tazilah. Imamah memang diharapkan. Setiap muslim berkeinginan agar kaum muslimin berada di bawah satu bendera dan satu khalifah. Namun keadaan ini (kaum muslimin di atas satu khilafah) sedah berakhir sejak masa Khulafa’ur rasyidun atau sejak keluarnya Abdur Rahman Ad Dakhil dari kekhalifahan Abbasiyah….” (dikutip dari Majalah Adz Dzakhiirah edisi 42 tahun 1429 H).

    Orang-orang syi’ah menjadikan Imamah (kekhalifahan) sebagai salah satu rukun iman mereka. Berikut adalah kutipan perkataan tokoh-tokoh syi’ah:
    Muhammad Ridlo al Mudhofar Ar Rofidhi mengatakan: “Kami berkeyakinan bahwasanya imamah adalah salah satu asas agama. Keimanan tidak sempurna kecuali dengan memiliki keyakinan tersebut…” (dikutip dari Madkhol Ila al aqidah al islamiyah)
    Ibnul Muthohir al Hully dalam muqodimah kitabnya yang berjudul Minhajul Karomah mengatakan: “Amma ba’du, ini adalah risalah dan makalah yang mulia, yang berisi tentang pembahasan paling penting dalam masalah agama dan permasalahan paling utama bagi kaum muslimin; yaitu masalah imamah, dengan imamah bisa didapatkan derajat kemuliaan. Imamah adalah salah satu rukun iman. (Minhajul Karomah 1/20, sebagaimana dinukil oleh Syaikh Rabi’ dalam Manhajul Anbiya fi Da’wah), lihat selengkapnya di http://buletin.muslim.or.id/manhaj/tauhid-dulu-ataukah-khilafah

    BalasHapus
  2. wahai saudaraku pengklaim penegak hukum islam dan perindu daulah khilafah islamiyyah, dengan cara apakah antum memenuhi harapan antum tersebut?

    Dengan metode bagaimanakah antum menegakkannya? Na’am!!! Tidak dipungkiri bahwa syariat islam takkan bisa tegak secara sempurna jika tidak didukung oleh hukama’ atau daulah islamiyyah.

    Sungguh merupakan suatu dambaan bagi kami dan antum akan tegaknya daulah khilafah Islamiyyah ‘ala manhaj nubuwwah, namun ingatlah, bahwa islam ini adalah agama yang sempurna, yang tak butuh pengurangan terlebih lagi penambahan, telah terang metode da’wah al-haq di al-Qur’an dan as-Sunnah, bahwa tidaklah para nabi dan rasul (QS 16:36, 21:25), baik itu nabi Nuh kepada kaumnya (QS 7:59), Hud kepada kaum ‘Aad (QS. 7:65), Sholih kepada kaum Tsamud (QS. 7:73), Nabi Syuaib kepada Madyan (QS. 7:85), dan seluruh nabi hingga nabi terakhir kita Muhammad ShallaLlahu ‘alaihi wa Sallam (39:65-66,dan masih banyak ayat pada tempat lain) melainkan adalah mereka semua diutus untuk menegakkan peribadatan hanyalah untuk Allah semata, baik dalam ibadah dan ahkam. Lantas, mengapa gaung dan gema pekikan tathbiq syariiatil islaamiyyah yang antum tabu kosong dari syariat islamiyyah yang paling tinggi ini, yakni da’wah kepada tauhidul uluhiyyah/ibaadah selengkapnya di : http://abufahmiabdullah.wordpress.com/2010/09/29/mengapa-mereka-lebih-mendahulukan-khilafah-daripada-tauhid/

    BalasHapus
  3. Apakah khilafah sebuah urgensi?

    Sampailah kita pada pembahasan terakhir untuk Hizbut Tahrir ini. Apakah khilafah sebuah urgensi yang sekarang ini harus diperjuangkan. Ada baiknya kita perlu melihat dulu apa yang dimaksud khilafah sesuai dengan HTI.

    Khilafah menurut HTI sebagaimana yang saya kemukakan dan bahas sebelum artikel ini adalah:

    Penetapan suatu negeri termasuk Darul Islam atau darul al-kufur harus memperhatikan dua perkara. Pertama:hukum yang diberlakukan di negeri itu adalah hukum Islam. Kedua:keamanan di negeri itu harus dijamin oleh kaum Muslim,yakni kekuasaannya. Jika suatu negeri memenuhi dua perkara ini maka ia disebut Darul Islam dan negeri itu telah berubah dari darul kufur menuju Darul Islam. Akan tetapi,jika salah satu unsur itu lenyap maka negeri itu menjadi darul kufur. Negeri Islam yang tidak menerapkan hukum-hukum Islam adalah darul kufur. Begitu pula sebaliknya,jika negeri Islam menerapkan hukum-hukum Islam,namun keamanannya tidak dijamin oleh kaum Muslim,yakni kekuasaannya,namun dijamin oleh kaum kafir,maka negeri itu termasuk darul kufur. Oleh karena itu,seluruh negeri kaum Muslim sekarang ini termasuk darul al-kufur. Alasannya,negeri-negeri itu tidak menerapkan hukum Islam. Suatu negeri juga tetap disebut darul kufur seandainya di dalamnya kaum kafir menerapkan hukum-hukum Islam atas kaum Muslim,namun kekuasaannya dipegang oleh kaum kafir. Dalam keadaan semacam ini,keamanan negeri itu di bawah keamanan kafir,dan secara otomatis ia termasuk darul kufur. [Syaikh Taqiyyuddin an-Nabhani,Asy-Syakhshiyyah al-Islâmiyyah,II/215-216.]

    Dalam pembahasan Darul Islam dan Darul Kufar yang lalu HTI mengambil dari perkataan Taqiyyudin An Nabhani bahwasannya khilafah yang mereka maksudkan adalah sebuah Darul Islam yang mana dipimpin oleh seorang khalifah yang mana ditegakkan hukum-hukum Islam di dalamnya. Sesimple itu sebenarnya. Bahkan dengan khilafah syar’iyah dinniyah ini diharapkan orang yang malas sholat bisa rajin sholat,orang yang malas puasa bisa rajin puasa,karena hukum-hukum Islam ditegakkan,keamanan kaum muslimin ditegakkan.

    HTI berpendapat bahwasannya dengan adanya khilafah,maka tidak akan ada lagi orang miskin yang tidak mendapatkan hak-hak mereka. Kaum fakir miskin akan terjaga lantaran zakat yang dikeluarkan oleh setiap umat buat mereka. Dan orang-orang yang ingin ke tempat lokalisasi (pelacuran,red) tidak akan mau karena mereka takut kepada hukum Allah. Orang yang mencuri akan takut dipotong tangannya. Orang yang khianat akan takut terhadap tegaknya hukum-hukum ini,sehingga secara zhahir akan terbentuk sebuah masyarakat adil,makmur,aman,sentosa dan teratur di atas jalan yang Haq. lihat di : http://www.abuaisyah.org/2011/04/14/pembahasan-aqidah-hizbut-tahrir-khilafah-sebuah-urgensi-bag-4-habis/

    BalasHapus
  4. http://sunniy.wordpress.com/2009/04/18/islam-tidak-menyuruh-dakwah-kepada-kekuasaan-negeri-namun-menyuruh-dakwah-kepada-tauhid-bagian-2/ http://ahlussunnahunpad.wordpress.com/2010/09/06/menegakkan-khilafah-islamiyah-dalam-kondisi-umat-seperti-ini-bagai-mimpi-di-siang-bolong/

    BalasHapus
  5. HARUSKAH SELALU DISEBABKAN OLEH KETIADAAN KHILAFAH ?

    Itulah pertanyaan saya ketika membaca Buletin Al-Islam Edisi 347/Thn. XIV, terutama tulisan yang ada di halaman 3. Dalam Buletin tersebut, sang redaksi menulis ketika menyimpulkan kasus Iraq (Konferensi Baghdad) : “Sesungguhnya ketiadaan Khilafah bagi kaum Muslim yang menghimpun mereka dalam kebenaran merupakan penyebab mundurnya umat Islam dan rakusnya bangsa dan umat lain terhadap umat Islam ini yang mendorong mereka untuk mengerubuti hidangannya. Jika saja Khalifah ada, tentu Khalifah akan berkumpul, dengan memimpin pasukan dan seluruh armada perang terbuka guna menolong setiap negeri yang terjajah………dst. [selesai nukilan]

    Lagi-lagi kata mereka bahwa penyebab utamanya adalah ketiadaan khilafah. Kasus seperti ini bukanlah sekali atau dua kali singgah di mata saya ketika membaca. Ketika ada pelacuran yang merajalela, sebabnya karena ketiadaan khilafah. Ketika banyak korupsi, kolusi, dan nepotisme; karena ketiadaan khilafah. Ketika banyak bermunculan paham sesat, karena ketiadaan khilafah. Dan seterusnya. Bahkan ketika ada khilaf perbedaan hari ‘Ied, lagi-lagi mereka menisbatkan penyebabnya karena ketiadaan Khilafah (padahal dalam Shahih Muslim telah disebutkan perbedaan permulaan Ramadlan dan ‘Ied antara Madinah dan Syam di jaman Ibnu ‘Abbas radliyallaahu ‘anhuma – dan itu terjadi di jaman kekhilafahan). Khilafah seakan menjadi solusi mujarab yang untuk mengeliminasi segala macam musibah dan ketidaksesuaian. Rasa-rasanya jarang sekali mereka (saudara-saudaraku di Hizbut-Tahrir pada khususnya) menisbatkan sebab-sebab permasalahan dan bencana pada kejahilan umat Islam akan Diennya, lemahnya iman mereka kepada Allah dan hari akhir, dan lainnya yang lebih berdasar syar’i; sebagaimana dijelaskan oleh para ulama kita terdahulu dan sekarang dalam banyak kitabnya. Bukankah kehancuran kekhilafahan Baghdad waktu dulu oleh tentara tartar terjadi pada masa “Khilafah” ? Bukankah berkembangnya paham Mu’tazillah di jaman Imam Ahmad terjadi di jaman Khilafah (dan bahkan mendapatkan sokongan kuat) ? Lantas apa sebab esensial dari itu semua ?

    Kita refresh kembali pada nukilan di atas. Apakah benar kemunduran umat Islam ini akibat ketiadaan Khilafah yang mengakibatkan kaum kuffar berkumpul mempermainkan umat Islam sebagaimana berkumpulnya orang-orang mengkerubuti makanannya ? Mungkin yang dimaksud oleh redaksi Buletin Al-Islam adalah hadits Tsauban maula Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam. Ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam :

    يوشك الأمم أن تداعى عليكم كما تداعى الأكلة إلى قصعتها فقال قائل ومن قلة نحن يومئذ قال بل أنتم يومئذ كثير ولكنكم غثاء كغثاء السيل ولينزعن الله من صدور عدوكم المهابة منكم وليقذفن الله في قلوبكم الوهن فقال قائل يا رسول الله وما الوهن قال حب الدنيا وكراهية الموت

    “Hampir saja umat-umat (selain Islam) berkumpul (bersekongkol) menghadapi kalian sebagaimana berkumpulnya orang-orang yang makan menghadapi bejana makanannya”. Lalu seseorang bertanya,”Apakah kami pada waktu itu sedikit ?”. Beliau menjawab,”Tidak, bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian seperti buih, yaitu buih banjir. (Pada waktu itu) Allah akan menghilangkan dari diri musuh-musuh kalian rasa takut terhadap kalian dan menimpakan ke dalam hati-hati kalian al-wahn (kelemahan)”. Orang tadi bertanya lagi,”Wahai rasulullah, apakah al-wahn itu ?”. Beliau menjawab,”Cinta dunia dan takut mati”. [HR. Abu Dawud nomor 4297, Ahmad 5/278, dan Abu Nu’aim dalam Hilyatul-Auliyaa 1/182; shahih lighairihi]. lihat selengkapnya di : http://abul-jauzaa.blogspot.com/2008/08/haruskah-selalu-disebabkan-oleh.html

    BalasHapus
  6. Sumber hukum Islam adalah AlQuran, Hadits dan Ijma sahabat. AlQuran sudah jelas adalah terdiri dari PERKATAAN RASULULLAH(Qoul), KETETAPAN RASULULLAH (Taqrir) dan PERBUATAN RASULULLAH. Maka perjalanan Rasulullah dalam mendirikan negara di Madinah atas dukungan Bani Khazraj dan Bani Aus, maka itu adalah bagian dari hadits perbuatan. Silahkan dibaca Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam. Ijma sahabat juga bagian dari sumber hukum Islam, di antara para sahabat tidak ada yang menolak akan adanya khalifah sebagai pemimpin kaum muslim. Di antara kewajiban yang ada kepada kita, yakni diantaranya tauhid, imamah/khilafah tidak perlu dibentrokkan satu sama lain. kedua2nya adalah kewajiban!

    BalasHapus
  7. Khilafah merupakan kewajiban yang dibebankan atas kaum muslimin dan merupakan janji Allah Subhanahu wa -Ta'ala.

    BalasHapus