I made this widget at MyFlashFetish.com.

Khilafah

Gempita Konferensi Rajab 1432 H

Senin, 14 Februari 2011

Ikhwanul Muslimin Mesir Menolak Gagasan Negara Islam



Gerakan Oposisi Paling Kuat di Mesir ini Ingin Pemilu Demokratis Yang Bebas dan Adil.
Ikhwanul Muslimin Rabu berjanji untuk tidak merebut kekuasaan di Mesir, dalam upaya untuk menenangkan ketakutan Barat akan pengambilalihan kekuasan oleh kelompok Islam di tengah protes demonstrasi besar-besaran terhadap Presiden Hosni Mubarak.

Gerakan Islam ini tetap menjadi kekuatan oposisi paling kuat yang terorganisir di Mesir tetapi menjadi kekuatan yang tidak penting dalam demonstrasi besar menuntut penggulingan Mubarak, yang dilakukan oleh para pemuda Mesir yang sebagian besar kecewa terhadap politik yang djalankan.

“Ikhwanul Muslimin tidak mencari kekuasaan. Kami tidak ingin berpartisipasi dengan peristiwa saat ini,” kata pemimpin senior Ikhwan Mohammed Mursi kepada wartawan. “Kami tidak akan mengajukan calon presiden.”

Pihak Barat dan para pengamat Israel telah menyatakan rasa takut mereka atas partai yang resmi dilarang ini namun gerakan ini ditolerir bisa merebut kekuasaan, dengan merubah mesir yang merupakan sekutu utama Amerika menjadi Republik Islam dengan gaya Iran dan membatalkan perjanjian damai Mesir dengan Israel tahun 1979.

Tapi Essam al-Erian, seorang anggota senior yang berbicara pada konferensi pers yang sama, menegaskan bahwa kelompok itu hanya ingin pemilu demokratis yang bebas dan adil.

“Mengapa ada ketakutan atas Ikhwanul Muslimin? Tidak ada yang bisa membenarkan ketakutan ini kepada Islam Kami menolak gagasan sebuah negara agama..”

Adapun mengenai perjanjian damai dengan Israel, Mursi mengatakan bahwa masa depannya akan diputuskan pada jajak pendapat, menurut siapa yang dipilih oleh rakyat Mesir untuk mewakili mereka dalam parlemen pasca-Mubarak.

Dia menambahkan bahwa kelompok itu tetap terbuka untuk berdialog dengan rezim yang ada, tetapi Mubarak harus segera turun. “Presiden harus meninggalkan jabatannya. Sebuah era yang baru harus dimulai,” katanya.

Kelompok ini telah berpartisipasi dalam perundingan yang diprakarsai oleh Wakil Presiden Omar Suleiman tetapi menyatakan kekecewaannya dengan kemajuan yang dibuat.

“Rezim telah gagal, dan tampaknya sebagian orang berpikir bahwa ini adalah dialog yang monolog,” kata Mursi.

Pembicaraan antara Ikhanul Muslimin, sebagian kelompok-kelompok oposisi yang lebih kecil dengan rezim berkuasa telah terfokus pada pengaturan sebuah komite untuk melihat kemungkinan adanya perubahan pada banyak pasal-pasal paling kontroversial konstitusi Mesir.
Tetapi Ikhwanul Muslimin dan para demonstran diseluruh Mesir - banyak di antaran mereka yang mengatakan bahwa mereka belum terwakili dalam pembicaraan itu - dan telah turun ke jalan-jalan dengan jumlah puluhan ribu orang setiap harinya sejak Januari 25.

Mereka ingin janji yang konkret dari Mubarak untuk mundur segera, dan bukan turun pada bulan September ketika dijaadwalkan pemilihan presiden baru.

Ikhwanul Muslimin telah berpartisipasi dalam demonstrasi-demonstrasi di Mesir, tapi tidak memulai atau mengatur demonstrasi atau membuat gerakan yang telah menjadikan mereka kelompok yang maju.

Mereka hati-hati untuk bersikap low profile dan menekankan bahwa mereka hanyalah peserta dalam gerakan rakyat ini, bukan pemimpin pemberontakan.

“Kami bsersama dengan keinginan rakyat,” kata Mursi. “Kami bersama dengan mayoritas rakyat Mesir … Kami bukanlah mayoritas.”

Kelompok ini telah resmi dilarang sejak tahun 1950-an namun pengikutnya berjumlah ratusan ribu anggota dan beroperasi pada jaringan program social dan agama yang luas di seluruh negeri.

Ikhwan didirikan oleh seorang guru sekolah bernama Hassan al-Banna pada tahun 1928 sebagai gerakan akar rumput yang menentang kolonialisme dan Zionisme. Sebagian besar tujuan kelompok ini terlah berhasil yakni untuk mendorong rakyat Mesir untuk berperilaku Islami dalam kehidupan di muka umum.

Ikhwan telah meninggalkan kekerasan sejak dekade lalu, tetapi pasukan keamanan Mubarak telah menangkap ratusan anggotanya dan membatasi aktivitas politiknya.

Sumber: www.middle-east-online.com (9/2/2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar